Sebagai dokter, Firda termotivasi untuk selalu bermanfaat bagi orang lain. Firda berharap dengan terpilihnya sebagai Putri Pendidikan Jawa Timur 2021, ia dapat memberikan banyak sumbangsih bagi kemajuan pendidikan di Jawa Timur, khususnya di bidang edukasi dan kesehatan.
Terinspirasi dari banyaknya anak-anak kurang mampu di daerahnya, mahasiswa kelahiran tahun 1996 tersebut menggagas gerakan berbagi buku dan kelas gratis di Surabaya yang bertajuk Gerakan Seribu Buku. Selain itu, ia juga mengusung dua program advokasi lain dalam ajang tersebut, yakni Aplikasi Promil dan Tanya ke Dokter yang berfokus pada edukasi kesehatan masyarakat.
"Dari ajang tersebut aku bisa mendapatkan pelajaran dari banyak teman yang advokasinya keren-keren, juga mendapat perspektif baru dari kontestan yang sudah sering mengikuti beauty pageant," kata Firda mengutip siaran pers UNAIR, Selasa, 22 Juni 2021.
Baca: Rastini, Guru Tunanetra yang Jadi Lentera Bagi Siswa ABK
Firda mengaku sempat merasakan pengalaman unik, saat harus bergegas ke rumah sakit sesaat sebelum Grand Final dimulai. Pasien yang tengah ia tangani kondisinya memburuk.
"Jadi sebelum Grand Final, aku ke rumah sakit. Sebagai dokter, aku juga harus bertanggungjawab dengan pasien aku. Tadinya muncul keinginan untuk mundur aja dari Grand Final karena kepikiran pasien, tapi alhamdulillah semua teratasi,” cerita Firda.
Dinobatkan menjadi Putri Pendidikan Jawa Timur, menjadi satu komitmen yang dipegang teguh oleh Firda tanpa mengesampingkan pekerjaannya sebagai dokter dan tanggung jawabnya sebagai mahasiswa PPDS. Sembari merealisasikan program advokasi di tingkat Jawa Timur, Firda kini tengah mempersiapkan diri untuk mewakili Jawa Timur dalam ajang Putra-Putri Pendidikan tingkat Nasional 2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News