Saat jelang pengumuman, hati Atul, sapaan akrabnya, berdebar tak karuan. Sejak pagi ia gelisah, bahkan mengurung diri di kamar sambil sesekali menitikkan air mata.
Hari itu ia begitu khawatir ditolak masuk Akuntansi UGM, satu-satunya prodi yang ia daftar kala itu. “Saat membuka pengumuman, alhamdullilah diterima. Saya pun menangis sejadinya karena pilihan saya hanya di prodi Akuntansi UGM. Takut tidak diterima, saya pun segera berlari keluar kamar memberi tahu orang tua,” kata Atul, dilansir dari laman UGM, Sabtu, 29 Juni 2024..
Kebahagiaan remaja asal Lombok Timur ini pun kian komplet, di saat yang sama juga dinyatakan mendapat beasiswa Uang Kuliah Tunggal (UKT) 100 persen alias dibebaskan dari biaya studi hingga lulus. Kuliah di UGM memang sudah sejak lama ia impi-impikan, bahkan sedari masih duduk di sekolah dasar.
Meski berasal dari keluarga dengan kondisi perekonomian pas-pasan, ia bermimpi suatu ketika berharap bisa kuliah di UGM salah satu kampus terbaik di Indonesia. Keterbatasan ekonomi tak menciutkan mimpi Atul, yang justri menjadikankuat dan bersemangat di dalam belajar.
Ia begitu yakin, pendidikan menjadi jalan ninja untuk memangkas rantai kemiskinan di keluarganya. “Jadi keinginan kuliah di UGM itu sudah ada sejak SD. Tidak tahu kenapa kok pingin sekali,” ungkapnya.
Atul merasa bersyukur dan beruntung memiliki kedua orang tua yang sangat tahu keinginan hati kecilnya. Hairudin, tahun dan Nihayah, tahun sebagai orang tuanya pun sudah sejak lama membaca keinginan itu.
Meski tidak banyak yang bisa mereka lakukan, kedua orang tua Atul senantiasa mendukung harapan anaknya. Melalui doa dan sebisanya dilakukan kedua orang tuanya Atul merasakan betul dukungan yang diberikan.
Di tengah situasi yang terbilang pas-pasan, Atul berusaha keras mengejar keinginannya dengan giat belajar dan mengukir prestasi.
Bekerja di Big Four Company
Mengambil jurusan Akuntansi ini pun bukan tanpa sebab. Atul rupanya memiliki impian lagi, yakni berkarier menjadi seorang akuntan dan bekerja di Big Four Company. Mimpi lain Atul ini juga yang membuatnya semangat mencatatkan prestasi selama di sekolah hingga mendapat beasiswa.Menjadi mahasiswa di program studi Akuntansi FEB UGM, menjadi babak baru bagi kehidupan Atul. “Awalnya tidak percaya diri untuk mengambil UGM, tetapi orang tua meyakinkan saya untuk tetap mencoba. Alhamdulillah sangat bersyukur akhirnya bisa diterima di prodi yang sangat saya impikan yakni di Akuntansi FEB UGM,” papar alumnus SMAN 1 Selong ini.
Satu per satu mimpi terwujud, Atul sadar bukan perjalanan mudah untuk dilalui. Segala perjuangan, usaha keras, tekad kuat dan doa akan selalu ia ulang saat kuliah nanti.
Berjuang mencapai mimpi dan tidak mudah putus asa menjadi prinsip yang selalu ia pegang. anak kedua dari empat bersaudara ini meyakini dengan terus berdoa, Allah akan meridhoi dan mewujudkan harapan bagi mereka yang meminta.
Sang ayah bekerja sebagai buruh di perkebunan kelapa, dan sang ibu adalah ibu rumah tangga.
Dengan pendapatan yang tidak seberapa sesungguhnya berat bagi kedua orang tua dalam menjalani kehidupan. Dengan mensyukuri apapun yang diperoleh, kedua orang tua Atul tetap berpendirian kuat untuk tetap mengupayakan harapan anak-anaknya.
Dengan segala cara, kedua orang tua Atul bertekad agar seluruh anak-anaknya bisa mengecap pendidikan bahkan jika perlu hingga perguruan tinggi. “Kami akan mengupayakan pendidikan terbaik bagi anak, apapun kondisinya,” tutur Nihayah.
Amanat Nenek
Menyekolahkan hingga perguruan tinggi juga menjadi amanat dari Nenek Atul. Pesan sang nenek kepada Nihayah dan Hairudin untuk bersungguh-sungguh dalam mengupayakan anak-anaknya bisa mengenyam pendidikan yang memadai hingga jenjang perguruan tinggi.“Pesan orang tua saat itu, cucu-cucunya harus bisa sekolah setinggi-tingginya bagaimanapun kondisinya harus diusahakan. Itu selalu dipesankan karena nenek tidak bisa menyekolahkan anaknya dengan baik. Ada keinginan orang tua agar situasi yang saya alami tidak terulang pada cucu-cucunya,” imbuh Nihayah sembari bercerita bila dirinya hanya tamatan SD dan suami lulusan SMP.
Nihayah pun menambahkan cerita bila putri pertamanya belum lama ini telah berhasil menyelesaikan pendidikan S1 di sebuah perguruan tinggi swasta di Yogyakarta. Kini Atul yang diterima di UGM berkeinginan yang sama yaitu mengikuti jejak sang kakak.
Sambil menangis, Nihayah bercerita bila ia dan suami merasa bangga dengan pencapaian kedua putrinya. Banyak perjuangan yang dilakukan kedua putrinya untuk mewujudkan cita-citanya.
“Satu harapan sudah didapat Atul. Kita hanya mendoakan semoa ia bisa kuliah dengan baik, nyaman, cepat lulus dan segera mendapat pekerjaan impiannya. Kami orang tua hanya bisa mendukung dengan doa,” ungkapnya.
Setiap tahunnya FEB UGM menerima tidak kurang dari 540 mahasiswa pada program sarjana. Pada tahun 2023, tercatat ada sebanyak 60 persen mahasiswa FEB UGM yang memperoleh berbagai beasiswa, termasuk beasiswa Uang Kuliah Tunggal (UKT) Pendidikan Unggul bersubsidi 100 persen atau UKT 0 (nol).
FEB UGM memberikan beasiswa bagi mahasiswa baru yang berasal dari keluarga kurang mampu sebagai wujud komitmen UGM sebagai kampus kerakyatan. Pendidikan berkualitas unggul dan terjangkau bagi mahasiswa merupakan komitmen FEB UGM untuk mewujudkan pendidikan yang berkeadilan, merata, dan inklusif.
Baca juga: Bersyukur Bertemu KIP Kuliah, Kini Raja Kuliah di UM hingga Lakukan Riset di Jepang
|
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News