“Banyak yang menganggap saya bodoh ketika saya menempuh program doktoral di Jepang. Anggapan tersebut ada karena sebagai seorang peneliti, saya tidak tahu cara memegang pipet. Padahal, pipet adalah hal penting yang sangat berguna dalam penelitian,” cerita Miftah mengenang masa lalunya, dikutip dari laman Unair, Selasa, 29 Maret 2022.
Selain itu, mulanya banyak yang menganggap Miftah memiliki kualitas tulisan yang biasa. Terlebih lagi ketika berhadapan dengan standar penulisan internasional, ia terkesan tidak bisa menulis
Hal itu sempat membuat Miftah menyerah dan ingin kembali ke Indonesia. Namun, kemudian banyak pihak yang masih mendukung dan mempercayainya.
“Saya juga terinspirasi oleh salah satu pahlawan Muslim ketika akan merebut Spanyol. Saat itu ia membakar seluruh perahunya. Hal itu juga yang saya lakukan, yakni dengan memberikan tempat-tempat praktik saya kepada junior. Sehingga saya tidak punya tempat lagi jika benar-benar memutuskan kembali ke Indonesia,” ungkap Wakil Rektor Bidang Internasionalisasi, Digitalisasi, dan Informasi Unair ini.
Dengan tekun, Miftah kemudian mempelajari semuanya dari awal. Berkat ketekunannya kini ia telah berkeliling Indonesia dan beberapa negara untuk melakukan penelitian.
Fokus kajian utamanya adalah bakteri Helicobacter pylori yang memberikan pengaruh kepada penyakit lambung. “Terhitung kurang lebih sudah 43 kota di Indonesia, serta Jepang, Bangladesh, dan Nepal, menjadi lokasi penelitian saya. Saya berkeliling dengan membawa alat endoskop guna mendukung penelitian,” tuturnya.
Saat ini total ada 101 penelitian telah dihasilkan Miftah. Dari jumlah tersebut, seluruh penelitiannya telah berupa jurnal terindeks Scopus.
Punya Role Model
Kesuksesan yang saat ini diraih Miftah ini ternyata tidak terlepas dari dukungan orang-orang di sekitarnya. Ia selalu memiliki role model yang menjadi indikator capaiannya.“Ketika saya memiliki role model, saya akan memperhatikan dan menirukan hampir seluruh dari gerak-gerik beliau. Saya akan mempelajari cara-cara beliau dalam melakukan sesuatu. Selain itu, saya akan memacu diri saya agar juga mencapai apa yang beliau capai, bahkan lebih di atas beliau,” beber Miftah.
Meski banyak memiliki role model, namun tetap inspirasi utamanya adalah sang ibunda. “Beliaulah yang membuat saya ada di titik ini,” ucap Miftah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News