Ketua Presidium Pendidik Tenaga Kependidikan Honorer Indonesia (PTKHI), Defi Meliyana mengatakan, kesulitan alat pendukung PJJ itu karena ketidakmampuan ekonomi guru honorer. Sehingga menurutnya PJJ sangat tidak ideal.
"Sudah tidak dalam kondisi ideal. Banyak hal yang harus dipertimbangkan kembali," kata Defi dalam diskusi daring Nasib Guru Dengan Pandemi yang Tiada Kunjung Berakhir, dikutip Senin 7 Juni 2021.
Baca: PTM Dinilai 'Dipaksakan', Diduga Ada Kepentingan Ekonomi
Bukan berarti guru honorer yang telah memiliki gawai tak memiliki masalah. Sejumlah guru honorer, kata dia, tidak mendapat bantuan subsidi kuota gratis dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang telah berjalan hampir satu tahun.
"Saya pribadi belum pernah dapat satu gigabyte pun. Jadi di mana pemerataannya, tidak ada mekanisme yang pas untuk menyalurkan kuota ke guru ke murid," sambung dia.
Guru yang mendapat bantuan kuota di daerah tertinggal, terluar, terdepan (3T) juga masih kesulitan sinyal. Pihaknya pun ingin pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas layak dipertimbangkan dengan standar penyelenggaraan yang aman.
"Kita tahu kondisi murid-murid sekarang bodoh. Sudah mereka terkungkung, tidak bisa aktualisasi diri," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News