Adapun tujuh program itu di antaranya Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), subsidi kuota, Asesmen Nasional (AN), Guru Penggerak, Sekolah Penggerak, Program Organisasi Penggerak (POP) hingga rekrutmen satu juta guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Hasilnya, 80 persen guru yang disurvei menyatakan kinerja Nadiem dalam program-programnya berjalan baik. Rinciannya, Untuk PJJ, 74,9 persen guru menyatakan baik, 19,6 persen menyatakan cukup, dan 5,5 persen menyatakan kurang.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Untuk subsidi kuota, 74,3 persen guru menyatakan baik, 15,3 persen menyatakan cukup. Sedangkan yang menyatakan kurang sebesar 10,4 persen.
"Dalam bantuan kuota belajar, ternyata banyak guru di daerah yang tidak mendapatkan bantuan kuota belajar. Ini menjadi satu-satunya kinerja Nadiem yang dirasa kurang baik dengan persentase di atas 10 persen," ungkap Wasekjen FSGI, Mansur dalam konferensi pers daring, Rabu 24 November 2021.
Baca: FSGI Beri Nilai B untuk Rapor Program Nadiem di 2021
Selanjutnya, untuk AN, 80,2 persen guru menyatakan baik, 17,1 persen menyatakan cukup dan 2,7 persen menyatakan kurang. Awalnya, kata dia, guru memang meragukan program tersebut, namun belakangan AN disadari menjadi alat untuk pengembangan pendidikan.
Terkait Program Guru Penggerak, 82,5 persen menyatakan baik, 13,8 persen menyatakan cukup dan 3,7 persen menyatakan kurang. Program Sekolah Penggerak, 79,4 persen guru menyatakan baik, 17,8 persen guru menyatakan cukup, dan 2,8 persen guru menyatakan kurang.
Sedangkan, untuk Program Organisasi Penggerak (POP), 73,6 persen guru menyatakan baik, 22,8 persen guru menytakan cukup dan 3,6 persen menyatakan kurang. Terakhir, untuk PPPK sebesar 80,8 persen guru menyatakan baik, 12,1 guru menyatakan cukup dan 7,1 persen menyatakan kurang.