Program subsidi kuota mendapatkan persentasi nilai kurang baik cukup besar dibandingkan enam program lainnya. Hanya program subsidi kuota yang mendapatkan nilai kurang baik di atas 10 persen.
"Ini menjadi satu-satunya kinerja Nadiem yang dirasa kurang baik dengan persentase di atas 10 persen," ungkap Wasekjen FSGI, Mansur dalam konferensi pers daring, Rabu 24 November 2021.
Hasil survei FSGI terkait program subsidi kuota, 74,3 persen guru menyatakan baik, 15,3 persen menyatakan cukup. Sedangkan yang menyatakan kurang sebesar 10,4 persen.
"Dalam bantuan kuota belajar, ternyata banyak guru di daerah yang tidak mendapatkan bantuan kuota belajar," terang Mansur.
Baca: FSGI Beri Nilai B untuk Rapor Program Nadiem di 2021
FSGI pun meminta Kemendikbudristek mengevaluasi program tersebut. Sehingga bantuan kuota belajar dapat dirasakan bagi seluruh guru yang membutuhkan.
"Untuk bantuan kuota, ini tetap harus dilakukan eval dalam proses penyalurannya karena memang masih ditemui kendala di lapangan," tutupnya.
FSGI melakukan survei kepada 777 guru di beberapa provinsi di Indonesia. Survei itu mengukur tujuh program besutan Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim selama 2021.
Adapun tujuh program itu di antaranya Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), subsidi kuota, Asesmen Nasional (AN), Guru Penggerak, Sekolah Penggerak, Program Organisasi Penggerak (POP) hingga rekrutmen satu juta guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News