Mendikbudristek, Nadiem Makarim. Foto:  Zoom
Mendikbudristek, Nadiem Makarim. Foto: Zoom

Nadiem Ungkap 3 Persoalan Rekrutmen Guru Honorer dan Solusinya

Ilham Pratama Putra • 25 Mei 2023 19:09
Jakarta: Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim, mengungkap mengapa persoalan guru honorer terus muncul. Salah satunya karena kebutuhan guru tak terjawab secara real time.
 
“Di sekolah itu ada kebutuhan guru yang real time yang terjadi secara berkala, tetapi rekrutmen guru itu dilakukan secara gelondongan per tahun,” ujar Nadiem dalam Komisi X DPR RI dikutip Kamis 25 Mei 2023.
 
Dia menjelaskan, guru merupakan pekerja di dalam sekolah yang bisa kapan saja pindah, berhenti, pensiun, ataupun meninggal dunia. Dengan sistem perekrutan saat ini, posisi guru yang kosong kerap diisi oleh sekolah dengan guru-guru honorer karena harus menunggu waktu perekrutan guru aparatur sipil negara (ASN) terlebih dahulu.

“Jadi, ini menurut kita suatu masalah yang akan selalu menyebabkan kebutuhan guru secara tiba-tiba di dalam sekolah yang ujung-ujungnya pasti akan terpaksa merekrut honorer misalnya. Dan ini harus kita selesaikan dengan mekanisme tertentu,” jelas dia.
 
Persoalan selanjutnya adalah proses perekrutan guru ASN yang dilakukan secara terpusat, karena kekhawatiran akan jumlah dan kompetensi guru yang tidak sesuai dengan kebutuhan. Padahal, kata Nadiem, apabila data dari setiap sekolah sudah dimiliki, maka perekrutan akan lebih mudah.
 
“Seharusnya yang mengerti kebutuhan rekrutmen itu kembali lagi kepada sekolah. Mereka yang membutuhkan dan tentunya pemerintah pusat dan pemerintah daerah bisa mengawasi berdasarkan jumlah murid dan jumlah kapasitas sebenarnya berapa jumlah guru yang dibutuhkan di masing-masing sekolah,” ucap Nadiem.
 
Selanjutnya adalah persoalan yang terus muncul dalam upaya memenuhi kebutuhan guru ASN pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) dalam beberapa tahun terakhir. Pemerintah daerah (pemda) tiadk mengajukan formasi guru PPPK yang sesuai dengan kebutuhan berdasarkan data dari pemerintah pusat karena beragam alasan.
 
Menurut Nadiem, ketiga permasalahan tersebut mendorong pemerintah pusat untuk mencari solusi. “Kami akhirnya sudah mengerucut kepada suatu solusi yang harapannya ini menjadi solusi permanen yang akan diimplementasi di tahun 2024,” jelas dia.
 
Solusi permanen tersebut, kata Nadiem, terdiri dari tiga pilar konsep. Pertama, konsep marketplace atau talent pool untuk guru. Dia menjelaskan, ke depan akan ada suatu platform di mana guru-guru yang memenuhi kualifikasi untuk mengajar masuk ke dalam suatu basis data yang dapat diakses oleh semua sekolah di Indonesia.
 
“Pilar kedua adalah pola perekrutan yang tadinya dilakukan secara centralized di pusat, yang sekarang akan diubah menjadi real time perekrutan itu dilakukan langsung oleh sekolah. Jadi mereka bisa melakukannya kapan saja,” ujar Nadiem.
 
Pilar ketiga, yakni mengubah sistem insentif kepada guru. Di mana, hal itu diberlakukan untuk menjawab persoalan sekolah-sekolah yang kekurangan guru karena tak ada guru yang berminat mengajar di sekolah tersebut.
 
Dengan pengubahan sistem insentif itu, diharapkan sekolah-sekolah tersebut dapat diisi oleh guru.  “Jadi itu masalah ketiga kita dan solusi kita adalah mengubah sistem insentif untuk memastikan bahwa sekolah-sekolah di mana tidak ada yang minat untuk mengajar itu benar-benar terisi,” jelas dia.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
Baca juga:  Marketplace Guru akan Atasi Masalah Honorer Secara Permanen


 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan