Di mana Kemendikbud hanya melihat output yang dihasilkan negara lain. Tanpa mempelajari negara lain itu berproses dengan menggunakan kebijakan apa ketika meningkatkan kualitas pendidikan di negaranya.
"Hanya sibuk membandingkan output-nya saja. Kalau seperti itu Indonesia akan terjebak kepada ingin melompat ke masa depan, tapi tidak mengetahui dari titik mana lompatan dimulai," kata Unifah dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi X DPR, secara virtual, Selasa, 19 Januari 2021.
Baca juga: Peta Jalan Pendidikan, PGRI: Tidak Jelas Apa yang Ingin Dicapai
Negara yang kerap menjadi rujukan dalam pengembangan Peta Jalan Pendidikan di antaranya ialah Finlandia, hingga Swedia. Dua negera itu dikenal sebagai negara yang memiliki sistem pendidikan terbaik di dunia.
"Fokus sekali di negara tertentu pendidikannya, tetapi tidak membandingkan kebijakannya, enggak bisa membandingkan output dari negara Skandinavia, seperti Swedia, Norwegia, Finlandia yang selalu dijadikan benchmark," tambah dia.
Utamanya dalam hal meningkatkan kualitas guru. Menurutnya Kemendikbud harus memiliki jurus sendiri dalam menangani persoalan guru di Indonesia, tentunya dengan mempertimbangkan berbagai aspek dan kultur dalam negeri.
"Itu sangat berbahaya (membandingkan tanpa memperbaiki kebijakan). Kualitas pendidikan tidak akan pernah melebihi kualitas guru, di PJP (guru) itu cuma jadi tempelan, bukan prioritas, kalau tidak serius mutu pendidikan tidak akan pernah bisa sampai pada apa yang kita inginkan," tutup Unifah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News