Ilustrasi guru. MI/Gino Hadi
Ilustrasi guru. MI/Gino Hadi

Guru, Begini Trik Agar Capaian Pembelajaran di Kurikulum Merdeka Sesuai Target

Renatha Swasty • 01 April 2022 10:06
Jakarta: Kurikulum Merdeka masih membuat guru-guru kebingungan. Khususnya soal target capaian pembelajaran.
 
Plt Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek Zulfikri Anas mengungkap trik agar capaian pembelajaran sesuai target.
 
"Untuk memudahkan betul-betul diketahui dulu posisi anak. Jadi, jangan langsung buru-buru minggu pertama masuk langsung sampaikan materi," kata Zulfikri dalam Sapa GTK Episode 2 dikutip dari YouTube Ditjen GTK Kemendikbud RI, Kamis, 31 Maret 2022.

Zulfikri menjelaskan pada Kurikulum Merdeka anak-anak tak bakal menerima materi yang sama. Sebab, anak yang satu dengan anak yang lain memiliki kemampuan berbeda.
 
Pembelajaran yang diterima anak sesuai self asesmen yang lebih dulu mesti dilakukan. Setelah itu, anak bakal mendapat pembelajaran sesuai kemampuannya.
 
"Kurikulumya belakangan. Kita sentuh anak dulu, sudah tahu posisi anak belum mengenal huruf, sudah tahu huruf. Kalau kita tahu cara terbaik bagi anak nanti bisa meningkatkan kualitas belajar," tutur dia.
 
Dirjen GTK Iwan Syahril mengungkap baru-baru ini dia mengunjungi sekolah di Lombok. Sekolah itu sangat sederhana tapi bisa mengimplementasikan Kurikulum Merdeka dengan baik.
 
Dia menceritakan anak-anak dibagi per kelompok sesuai kemampuannya. Ada anak kelas 3 yang kemampuannya kurang.
 
Mula-mula anak itu tidak percaya diri dan merasa diri bodoh. Sebab, anak-anak sebayanya sudah melakukan banyak hal.
 
Si anak lalu dimasukkan ke dalam kelompok yang sesuai kemampuannya. Dan akhirnya merasa percaya diri dan termotivasi belajar.
 
"Mereka kayak hidup lagi karena sudah di kelompoknya, sesuai kemampuan. Sudah lama enggak ngerti guru ngomong apa dan akhirnya bisa memahami, muncul kepercayaan diri, motivasi, ini tujuh bulan sejak mulai. Bahkan murid kelas 1 bisa membaca cerita dengan lancar," certia Iwan.
 
Iwan menyebut selama ini anak dipaksa agar sama dan sesuai target materi. Namun, nyatanya banyak anak-anak yang belum mampu. Mereka bisa berjalan ketika diakomodasi.
 
"Banyak contoh baik tapi kita kadang enggak percaya itu. Kita memaksa anak, kamu kan kelas tiga harus bisa ini, langsung numpahin ke anak. Padahal kalau anak sudah termotivasi belajar, enggak habis bahan untuk belajar," tutur dia.
 
Iwan menyebut Kurikulum Merdeka sangat fleksibel. Dia meminta guru-guru tidak takut disalahkan bila nilai anak kurang bagus atau pembelajaran tidak sesuai juklak dan juknis.
 
"Mas Menteri (Mendikbudristek Nadiem Makarim) selalu bilang kalau juklak junis enggak sesuai, Bapak Ibu lihat perlu intervensi berbeda kepada si anak, Bapak Ibu enggak salah," tutur dia.
 
Baca: Jangan Khawatir, Kemendikbudristek Siapkan Sejumlah Hal Bantu Sekolah dan Guru Terapkan Kurikulum Merdeka
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan