Pengukuhan dilaksanakan oleh Wakil Rektor I Untag Surabaya IGN Anom Maruta secara hybrid dengan luring terbatas yang menerapkan protokol kesehatan ketat di Gedung Graha Widya lantai dua.
Prof. Nug, sapaannya, merupakan putra daerah asal Magetan. Ia menempuh pendidikan sarjana di Universitas Mulawarman pada Jurusan Akuntansi dengan beasiswa Supersemar dan lulus pada tahun 1987 serta berhasil meraih predikat cumlaude.
Kemudian, melanjutkan pendidikan magister di Universitas Gadjah Mada (UGM) dan menyelesaikan Pendidikan Doktor Ilmu Ekonomi di Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya dalam kurun waktu dua tahun delapan bulan dengan IPK 3,97. Segala kesuksesan yang diraih merupakan buah dari kerja keras serta dukungan istri dan anak-anak tercinta. Kecintaan Prof. Nugroho pada Akuntansi diwujudkan dalam nama putra bungsunya.
"Anak saya nomor dua itu pakai kata aktiva, Namanya Lukky Aktivanto," ujar Prof. Nug mengutip siaran pers Untag, Kamis, 19 Agustus 2021.
Baca: Nadiem Minta Rektor Bantu Hapus Sekat Antara Kampus dengan Industri
Meski menghabiskan 23 tahun karir sebagai konsultan, dirinya tak melupakan perannya sebagai dosen. Dengan minat keilmuan pada keuangan dan sistem informasi akuntansi, puluhan jurnal nasional dan internasional telah dipublikasikan. Kesibukan sebagai Rektor tak menjadikan Nugroho menutup diri dan tetap peka akan kondisi terkini.
Pada pengukuhan guru besar tersebut, Prof. Nugroho menyampaikan orasi ilmiah bertajuk ‘Strategi Keuangan Bagi Korporasi Manufaktur yang Financial Distress di Masa Covid-19 di Indonesia’. Penelitiannya dilatarbelakangi kondisi perekonomian yang terdampak pandemi.
Dia menyebutkan bahwa perusahaan manufaktur dipilih karena padat karya dan memiliki ketergantungan SDM, "Saat produksi berkurang 50-60 persen akibat pandemi, maka SDM akan kena PHK. Penyerapan SDM ini jadi pertimbangan," ujarnya.
Dalam penelitian tersebut, Prof. Nug membandingkan financial distress sebelum dan saat pandemi pada perusahaan manufaktur di Indonesia melalui penelitian deskriptif yang dikombinasikan dengan metode kuantitatif menggunakan linear programming. Hasilnya, ditemukan bahwa banyak perusahaan manufaktur non farmasi yang terdampak covid-19 dan mengalami penurunan omzet.
"Banyak perusahaan manufaktur yang bahan bakunya dari luar (negeri). Kalau lockdown maka pemasukan bahan baku tidak ada. Kalau tidak ada bahan baku maka produksi menurun," ungkapnya.
Baca: Kado Spesial Milad Rektor, 2 Prodi di UMI Raih Akreditasi Unggul
Dari hasil penelitian tersebut, ia menawarkan strategi mencegah financial distress, Salah satu strateginya, tidak boleh hutang jangka. Perusahaan juga harus melakukan manajemen persediaan atau merekonstruksi persediaanya.
"Harus ada subsidi pemerintah untuk menggalakkan ekonomi melalui scheduling bahan baku." ujar Nugroho.
Ia berharap hasil penelitiannya dapat membawa manfaat, baik untuk perusahaan maupun pemerintah. Khususnya, dalam mengatasi financial distress.
Sementara itu, Ketua YPTA Surabaya Mangapul Silalahi memberikan selamat kepada Prof. Nugroho atas capaian sebagai guru besar. Ia berharap capaian ini dapat menjadi pendorong dosen lainnya untuk meraih jabatan akademik tertinggi.
Sambutan dan ucapan selamat lainnya disampaikan secara daring oleh Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah, Kepala LLDikti Wilayah VII Suprapto, Walikota Surabaya Eri Cahyadi, Bupati Blitar Rini Syarifah, serta Rektor dari perguruan tinggi mitra Untag Surabaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id