Jakarta - Pada mobil listrik atau kendaraan listrik pada umumnya, terdapat fitur yang tidak dimiliki oleh mobil dengan mesin bakar yaitu regeneratif braking. Fitur ini membalikkan energi motor listrik yang menggerakkan kendaraan yang berfungsi sebagai generator.
Energi yang dihasilkan ini tidak dibuang ke roda, melainkan diisikan kembali ke baterai sebagai surplus pemakaian listrik. Kondisi ini terjadi lantaran deselerasi yang didapatkan dalam waktu tertentu.
Kemudian gesekan di sistem pengereman atau energi kinetik juga bisa diubah menjadi energi untuk mengisi kembali baterai. Untuk merasakan fitur ini, tentu harus diatur ke mode regeneratif braking dengan level terbesar.
Tujuannya agar Anda tidak terlalu sering menginjak pedal rem. Tentu jarak berkendara aman juga tetap dibutuhkan. Supaya sistem regeneratif ini bekerja dengan optimal dan bisa mengisi energi kembali ke baterai.
Cara ini selain bisa mengefisienkan penggunaan energi dari baterai, juga membuat usia komponen pengereman jadi lebih panjang. Mengingat bagian-bagian yang terdapat di sistem tersebut tidak cepat aus karena penggunaannya minim. Berikut proses regeneratif braking.
1. Deselerasi
Ketika mobil melambat, energi kinetik yang dihasilkan dari gerak mobil akan berkurang.
2. Motor Listrik sebagai Generator
Motor listrik yang biasanya menggerakkan roda, diubah fungsinya menjadi generator.
3. Konversi Energi
Energi kinetik yang dihasilkan dari deselerasi diubah menjadi energi listrik oleh motor yang berfungsi sebagai generator.
4. Pengisian Daya Baterai
Energi listrik yang dihasilkan kemudian dialirkan kembali ke baterai untuk mengisi daya.
5. Pemanfaatan Energi
Energi yang tersimpan di baterai dapat digunakan untuk menggerakkan mobil saat dibutuhkan, misalnya saat akselerasi atau berkendara di jalan datar.
Jakarta - Pada
mobil listrik atau
kendaraan listrik pada umumnya, terdapat fitur yang tidak dimiliki oleh
mobil dengan mesin bakar yaitu regeneratif braking. Fitur ini membalikkan energi motor listrik yang menggerakkan kendaraan yang berfungsi sebagai
generator.
Energi yang dihasilkan ini tidak dibuang ke roda, melainkan diisikan kembali ke baterai sebagai surplus pemakaian listrik. Kondisi ini terjadi lantaran deselerasi yang didapatkan dalam waktu tertentu.
Kemudian gesekan di sistem pengereman atau energi kinetik juga bisa diubah menjadi energi untuk mengisi kembali baterai. Untuk merasakan fitur ini, tentu harus diatur ke mode regeneratif braking dengan level terbesar.
Tujuannya agar Anda tidak terlalu sering menginjak pedal rem. Tentu jarak berkendara aman juga tetap dibutuhkan. Supaya sistem regeneratif ini bekerja dengan optimal dan bisa mengisi energi kembali ke baterai.
Cara ini selain bisa mengefisienkan penggunaan energi dari baterai, juga membuat usia komponen pengereman jadi lebih panjang. Mengingat bagian-bagian yang terdapat di sistem tersebut tidak cepat aus karena penggunaannya minim. Berikut proses regeneratif braking.
1. Deselerasi
Ketika mobil melambat, energi kinetik yang dihasilkan dari gerak mobil akan berkurang.
2. Motor Listrik sebagai Generator
Motor listrik yang biasanya menggerakkan roda, diubah fungsinya menjadi generator.
3. Konversi Energi
Energi kinetik yang dihasilkan dari deselerasi diubah menjadi energi listrik oleh motor yang berfungsi sebagai generator.
4. Pengisian Daya Baterai
Energi listrik yang dihasilkan kemudian dialirkan kembali ke baterai untuk mengisi daya.
5. Pemanfaatan Energi
Energi yang tersimpan di baterai dapat digunakan untuk menggerakkan mobil saat dibutuhkan, misalnya saat akselerasi atau berkendara di jalan datar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)