Bekasi: Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia memang membuat masyarakat banyak-banyak mengelus dada. Padahal kalau bicara bahan bakar solar, mayoritas kendaraan niaga yang beroperasi di Indonesia menggunakan jenis bahan bakar yang satu itu.
Technical Product Support Division Head Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI), Beny Dwyanto, menyinggung isu kenaikan harga BBM. Menurutnya memang banyak hal yang membuat harga bbm naik, mulai dari stok yang berkurang hingga perang yang terjadi.
“Memang tak bisa kita pungkiri, dinamika dan perkembangan ekonomi global, membuat harga BBM naik. Kemudian cadangan energi dari fosil sudah menipis,” ujarnya.
Menurut Beny, perusahaan mengerti kalau kenaikan harga BBM merupakan isu yang sangat serius. Banyak pihak terdampak dari kenaikan harga tersebut. Seperti misalnya para pelaku industri transportasi.
Ditambahkan, di samping fokus terhadap penghematan bahan bakar, Isuzu sekarang ini juga tengah gencar mengedukasi masyarakat pengguna Isuzu tentang kebijakan standar emisi gas buang Euro 4.
“Kalau bicara produk kami, sebut salah satunya Traga, sudah menggunakan mesin Common Rail sebagai syarat standar Euro 4. Karena itu kami yakin dapat menjawab tantangan untuk pemenuhan target penurunan emisi gas buang,” lanjutnya.
Pabrikan kendaraan komersial asal Jepang itu menganggap teknologi Euro 4 pada mesin produk mereka selain bisa menekan emisi gas buang, juga meningkatkan efisiensi penggunaan bahan bakar. Instruktur Training Center IAMI, Thomas Aquino Wijanarka, mengatakan sejak 10 tahun lalu produk-produk mereka sudah mengusung mesin Common Rail.
“Perlu diketahui, salah satu komponen utama dalam penerapan standar Euro 4 adalah mesin Common Rail,” tukasnya di lokasi yang sama.
Dia menambahkan adanya sejumlah perangkat pendukung kebijakan Euro 4 pada mesin Common Rail yang ada, membuat semua produk Isuzu semakin bekerja secara optimal. Terutama dari sisi efisiensi, aman, nyaman, tangguh dan ramah lingkungan.
“Kalau bicara irit, selama ini memang DNA Isuzu adalah kendaraan irit dan efisien. Dengan menggunakan mesin Euro 4, maka mobil-mobil semakin efisien, namun tetap dapat diandalkan, menjadi real partner para penggunanya,” tuturnya.
Lanjut Thomas, ada 4 faktor yang dapat membuat mesin Euro 4 pada kendaraan niaga bekerja optimal dan efisien. Pertama adalah teknologi komponen-komponen yang terdapat pada mesin Common Rail. Lalu yang kedua adalah bahan bakar yang digunakan, harus sesuai dengan spesifikasi mesinnya.
“Ketiga adalah cara pengendaranya ketika mengendarai mobil tersebut. Makanya kami gencar mengkampanyekan eco driving kepada para pengemudi dengan menggelar edukasi dan driving experience,” tukas Thomas.
Adapun poin ke-4 adalah bagaimana perawatan kendaraan tersebut. Perusahaan pemilik kendaraan harus rutin melakukan perawatan kendaraan. Pengemudi kendaraan juga hendaknya bisa melakukan perawatan ringan, dengan melakukan pengecekan seperti tekanan angin, lampu-lampu dan perawatan ringan lainnya. (Alun Segoro/Autogear.id)
Bekasi: Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia memang membuat masyarakat banyak-banyak mengelus dada. Padahal kalau bicara bahan bakar solar, mayoritas kendaraan niaga yang beroperasi di Indonesia menggunakan jenis bahan bakar yang satu itu.
Technical Product Support Division Head Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI), Beny Dwyanto, menyinggung isu kenaikan harga BBM. Menurutnya memang banyak hal yang membuat harga bbm naik, mulai dari stok yang berkurang hingga perang yang terjadi.
“Memang tak bisa kita pungkiri, dinamika dan perkembangan ekonomi global, membuat harga BBM naik. Kemudian cadangan energi dari fosil sudah menipis,” ujarnya.
Menurut Beny, perusahaan mengerti kalau kenaikan harga BBM merupakan isu yang sangat serius. Banyak pihak terdampak dari kenaikan harga tersebut. Seperti misalnya para pelaku industri transportasi.
Ditambahkan, di samping fokus terhadap penghematan bahan bakar, Isuzu sekarang ini juga tengah gencar mengedukasi masyarakat pengguna Isuzu tentang kebijakan standar emisi gas buang Euro 4.
“Kalau bicara produk kami, sebut salah satunya Traga, sudah menggunakan mesin Common Rail sebagai syarat standar Euro 4. Karena itu kami yakin dapat menjawab tantangan untuk pemenuhan target penurunan emisi gas buang,” lanjutnya.
Pabrikan kendaraan komersial asal Jepang itu menganggap teknologi Euro 4 pada mesin produk mereka selain bisa menekan emisi gas buang, juga meningkatkan efisiensi penggunaan bahan bakar. Instruktur Training Center IAMI, Thomas Aquino Wijanarka, mengatakan sejak 10 tahun lalu produk-produk mereka sudah mengusung mesin Common Rail.
“Perlu diketahui, salah satu komponen utama dalam penerapan standar Euro 4 adalah mesin Common Rail,” tukasnya di lokasi yang sama.
Dia menambahkan adanya sejumlah perangkat pendukung kebijakan Euro 4 pada mesin Common Rail yang ada, membuat semua produk Isuzu semakin bekerja secara optimal. Terutama dari sisi efisiensi, aman, nyaman, tangguh dan ramah lingkungan.
“Kalau bicara irit, selama ini memang DNA Isuzu adalah kendaraan irit dan efisien. Dengan menggunakan mesin Euro 4, maka mobil-mobil semakin efisien, namun tetap dapat diandalkan, menjadi real partner para penggunanya,” tuturnya.
Lanjut Thomas, ada 4 faktor yang dapat membuat mesin Euro 4 pada kendaraan niaga bekerja optimal dan efisien. Pertama adalah teknologi komponen-komponen yang terdapat pada mesin Common Rail. Lalu yang kedua adalah bahan bakar yang digunakan, harus sesuai dengan spesifikasi mesinnya.
“Ketiga adalah cara pengendaranya ketika mengendarai mobil tersebut. Makanya kami gencar mengkampanyekan eco driving kepada para pengemudi dengan menggelar edukasi dan driving experience,” tukas Thomas.
Adapun poin ke-4 adalah bagaimana perawatan kendaraan tersebut. Perusahaan pemilik kendaraan harus rutin melakukan perawatan kendaraan. Pengemudi kendaraan juga hendaknya bisa melakukan perawatan ringan, dengan melakukan pengecekan seperti tekanan angin, lampu-lampu dan perawatan ringan lainnya.
(Alun Segoro/Autogear.id) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ERA)