Pakai Sabuk Pengaman, Tak Jamin Keselamatan Bayi

Jakarta: Banyak orang yang berkendara bersama bayi atau anak kecil yang usianya masih di bawah lima tahun. Hampir semua pengamat safety driving sepakat, bahwa perlu perlakuan khusus bagi sang bayi saat berada di atas kendaraan. Tidak serta-merta hanya menggunakan sabuk keselamatan seperti halnya orang dewasa. Mengingat penggunaan sabuk keselamatan ini pun tak bisa sembarangan. Lantaran dalam kondisi tertentu, sabuk keselamatan ini justru bisa membahayakan. "Iya itu benar, bisa membahayakan, apalagi digunakan terhadap bayi atau anak kecil. Bisa kita lihat dari sisi penggunaannya saja. Kalau orang dewasa, sabuk keselamatan harus melewati bagian atas tulang bahu kemudian posisinya diagonal ke posisi tulang pinggul bagian samping. Tapi kalau posisi badannya kecil, maka ini akan mustahil dilakukan," ujar Instruktur Safety Defensive Consulting Indonesia (SDCI), Sonny Susmana kepada Medcom.id beberapa waktu lalu. Lalu bagaimana kalau penggunaannya tetap dipaksakan. Ia menegaskan bahwa posisi sabuk keselamatan yang disematkan ke tubuh bayi, akan menyanggah lehernya. Kalau tiba-tiba terjadi pengereman mendadak, maka potensi cedera di leher bayi bisa terjadi. Lalu ada juag yang mengatakan bahwa kinerja sabuk keselamatan takkan terpengaruh oleh bobot badan. Namun Sonny menegaskan belum pernah melihat hal tersebut di mobil mana pun. Bahkan dikatakan jika selama ada beban hentakan di sabuk keselamatan, maka sabuk tersebut tetap akan berfungsi. Sonny pun menyarankan agar menggunakan baby car seat atau jok khusus untuk bayi di mobil. Selain untuk membuat bayi merasa lebih aman dan nyaman, juga perlindungan terhadapnya jadi maksimal. Termasuk posisinya yang harus berada di baris kedua dan bukan malah duduk di depan. Hal ini dilakukan, lantaran di bagian depan, fitur keselamatan pasif seperti airbag, bisa mengembang dan akan mendorong jok bayi. Sehingga potensi cederanya tetap sama. Sehingga penting memperhatikan hal-hal detail seperti ini.