Jakarta: Kesadaran menggunakan helm half face atau setengah tertutup dengan material bagus, saat ini mulai dilakukan banyak masyarakat. Tapi pengetahuan helm dan cara merawatnya, cenderung diabaikan. Mulai dari helm bau tak sedap, visor buram karena banyak goresan hingga struktur komposit yang berubah karena sering tejatuh.
Kalau kedua hal pertama bisa dirasakan dan bisa dilihat, namun masalah yang ketiga biasanya tidak terdeteksi. Yaitu struktur kekuatan komposit pembuat helm yang berubah, karena sering terjatuh atau terbanting dengan keras. Jika sudah begini patut diwaspadai, biasanya batok helm tak punya kekuatan yang sama lagi dengan standar awalnya.
"Helm itu punya struktur dan partikel di batoknya. Jika sering terbentur, atau mungkin terbanting, maka struktur komposit bahan batoknya itu bisa berubah. Artinya kalau ini sering terjadi berulang, maka kekuatannya takkan sama lagi. Jadi bukan hanya karena usia pakai saja struktur helm bisa berubah. Tapi juga karena sering terbentur atau terbanting," klaim Overseas Operational Director of GIVI Group, Joseph Perucca, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Tidak ada solusi untuk masalah ini menurut Joseph. Lantaran helm yang sudah rusak struktur kompositnya tak layak pakai lagi.
Jadi untuk menghindari masalah helm pecah saat terjatuh dan kemudian diklaim sebagai helm yang punya kualitas buruk, ada baiknya dan sepatutnya Anda menggantinya dengan helm yang baru. Terpenting adalah menjada keselamatan Anda saat berkendara.
"Lagi pula tidak seharga dengan perlindungan kepala Anda. Kan ada tingkatan harganya juga, kalau memang budget terbatas. Tentang kualitas, semua produk helm kami sudah diproduksi dengan standar keamanan yang sangat ketat. Karena ini bakal digunakan untuk melindungi kepala. Perbedaan harga mahal dan murahnya, tergantung model, brand positioning dan kebutuhan," timpal Direktur Pemasaran PT Danapersadaraya Motor Industry (DMI) produsen helm NHK, Johannes Cokrodiharjo.
Jakarta: Kesadaran menggunakan helm half face atau setengah tertutup dengan material bagus, saat ini mulai dilakukan banyak masyarakat. Tapi pengetahuan helm dan cara merawatnya, cenderung diabaikan. Mulai dari helm bau tak sedap, visor buram karena banyak goresan hingga struktur komposit yang berubah karena sering tejatuh.
Kalau kedua hal pertama bisa dirasakan dan bisa dilihat, namun masalah yang ketiga biasanya tidak terdeteksi. Yaitu struktur kekuatan komposit pembuat helm yang berubah, karena sering terjatuh atau terbanting dengan keras. Jika sudah begini patut diwaspadai, biasanya batok helm tak punya kekuatan yang sama lagi dengan standar awalnya.
"Helm itu punya struktur dan partikel di batoknya. Jika sering terbentur, atau mungkin terbanting, maka struktur komposit bahan batoknya itu bisa berubah. Artinya kalau ini sering terjadi berulang, maka kekuatannya takkan sama lagi. Jadi bukan hanya karena usia pakai saja struktur helm bisa berubah. Tapi juga karena sering terbentur atau terbanting," klaim Overseas Operational Director of GIVI Group, Joseph Perucca, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Tidak ada solusi untuk masalah ini menurut Joseph. Lantaran helm yang sudah rusak struktur kompositnya tak layak pakai lagi.
Jadi untuk menghindari masalah helm pecah saat terjatuh dan kemudian diklaim sebagai helm yang punya kualitas buruk, ada baiknya dan sepatutnya Anda menggantinya dengan helm yang baru. Terpenting adalah menjada keselamatan Anda saat berkendara.
"Lagi pula tidak seharga dengan perlindungan kepala Anda. Kan ada tingkatan harganya juga, kalau memang budget terbatas. Tentang kualitas, semua produk helm kami sudah diproduksi dengan standar keamanan yang sangat ketat. Karena ini bakal digunakan untuk melindungi kepala. Perbedaan harga mahal dan murahnya, tergantung model, brand positioning dan kebutuhan," timpal Direktur Pemasaran PT Danapersadaraya Motor Industry (DMI) produsen helm NHK, Johannes Cokrodiharjo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)