Jakarta: Kampanye keselamatan dalam berkendara harus terus digaungkan. Tercatat kecelakaan lalu lintas menjadi peringkat kedua penyebab kematian terbesar di dunia, terutama yang berkaitan dengan kecelakaan sepeda motor, terbilang tinggi.
Beberapa poin pun harus diperhatikan dalam berkendara seperti kondisi fisik dan antisipasi lingkungan. Menarik, selama pandemik virus korona, khususnya masa Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB), membuat masyarakat diwajibkan mengenakan masker selama bepergian keluar rumah. Hal ini kemudian menimbulkan fenomena baru yakni para bikers yang bermasker namun tidak mengenakan helm.
"Kalau bicara safety juga harus bicara healty. Tapi kembali lagi dan tergantung dengan atitude dan behavior mereka," ujar Founder & main Instructir Safety Defensive Consulting Indonesia, Sony Susmana dalam sesi bincang-bincang Sambut Iftar Ala Medcom (SIAM), yang membahahas fenomena tersebut dengan tema 'Pengendara Bermasker, Aman tapi Bo'ong?', Sabtu 16 Mei 2020.
Sony juga membeberkan data yang dihimpun Worldometer.com, dikatakan bahwa jumlah kematian penderita Covid-19, kurang lebih 1.000 - 1-500 kematian dalam sehari di seluruh dunia. Sementara kematian di jalan raya kurang lebih 3.000 kematian dalam sehari.
Berdasarkan hal tersebut, tentunya edukasi keselamatan berkendara kepada yang tergolong first rider (pemula), sangat penting peranannya. Menyebarkan virus keselamatan berkendara harus dilakukan oleh semua pihak masyarakat. Mereka harus mulai menyebarkan pengetahuan mengenai keselamatan berkendara kepada kelompok usia muda. Bahkan Sonny mengeaskan harus dilakukan sejak usia dini.
"Kita jangan mimpi ingin lalu lintas di negara kita bakal baik, kalau sekolah-sekolah kita tidak mengajarkannya sejak dini mulai dari sekolah dasar (SD). Ingat, menggunakan perlengkapan berkendara tidak hanya menjaga keamanan untyk diri sendiri tapi juga menjaga keselamatan orang lain," pungkas Sony.
Jakarta: Kampanye keselamatan dalam berkendara harus terus digaungkan. Tercatat kecelakaan lalu lintas menjadi peringkat kedua penyebab kematian terbesar di dunia, terutama yang berkaitan dengan kecelakaan sepeda motor, terbilang tinggi.
Beberapa poin pun harus diperhatikan dalam berkendara seperti kondisi fisik dan antisipasi lingkungan. Menarik, selama pandemik virus korona, khususnya masa Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB), membuat masyarakat diwajibkan mengenakan masker selama bepergian keluar rumah. Hal ini kemudian menimbulkan fenomena baru yakni para bikers yang bermasker namun tidak mengenakan helm.
"Kalau bicara safety juga harus bicara healty. Tapi kembali lagi dan tergantung dengan atitude dan behavior mereka," ujar Founder & main Instructir Safety Defensive Consulting Indonesia, Sony Susmana dalam sesi bincang-bincang Sambut Iftar Ala Medcom (SIAM), yang membahahas fenomena tersebut dengan tema 'Pengendara Bermasker, Aman tapi Bo'ong?', Sabtu 16 Mei 2020.
Sony juga membeberkan data yang dihimpun Worldometer.com, dikatakan bahwa jumlah kematian penderita Covid-19, kurang lebih 1.000 - 1-500 kematian dalam sehari di seluruh dunia. Sementara kematian di jalan raya kurang lebih 3.000 kematian dalam sehari.
Berdasarkan hal tersebut, tentunya edukasi keselamatan berkendara kepada yang tergolong first rider (pemula), sangat penting peranannya. Menyebarkan virus keselamatan berkendara harus dilakukan oleh semua pihak masyarakat. Mereka harus mulai menyebarkan pengetahuan mengenai keselamatan berkendara kepada kelompok usia muda. Bahkan Sonny mengeaskan harus dilakukan sejak usia dini.
"Kita jangan mimpi ingin lalu lintas di negara kita bakal baik, kalau sekolah-sekolah kita tidak mengajarkannya sejak dini mulai dari sekolah dasar (SD). Ingat, menggunakan perlengkapan berkendara tidak hanya menjaga keamanan untyk diri sendiri tapi juga menjaga keselamatan orang lain," pungkas Sony.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)