Pedal rem. Auto2000
Pedal rem. Auto2000

3 Kondisi yang Mengharamkan Rem Mendadak Mobil

Ekawan Raharja • 05 Mei 2025 14:44
Jakarta - Fungsi rem mobil untuk memperlambat atau menghentikan laju kendaraan. Dalam penggunaan rem juga perlu paham supaya mobil dapat dikendalikan dan melaju sesuai dengan situasi dan kondisi.
 
Auto2000 mencatatkan ada sejumlah kondisi darurat yang harus dihadapi tanpa melakukan pengereman mendadak, demi menghindari masalah yang lebih besar. Situasi seperti apakah itu?
 

1. Lubang Jalan

Pengereman darurat bukanlah pilihan yang tepat ketika ada lubang di jalan di depan mata. Risikonya ada 2: mobil ditabrak dari belakang atau kerusakan komponen kaki-kaki mobil.
 
Tapi bukan berarti tidak boleh mengerem. Segera cek singkat kondisi lubang kalau masih cukup jauh, dan lakukan pengereman secara halus.
 
Baca Juga:
Cuci Mobil Sendiri di Rumah? Wajib Tahu Ini!

 
Namun kalau sudah terlalu dekat, lepaskan kaki dari semua pedal dan biarkan mobil melewati lubang dengan aman. Hindari pengereman ketika lubang cukup besar atau dalam untuk mengurangi dampak benturan.

Pun dengan pindah lajur, berisiko kena tabrak mobil dari belakang kalau tidak hati-hati.
 

2. Aquaplaning

 Di musim hujan, pengemudi harus waspada aquaplaning saat menyetir mobil. Ketika sudah sampai mengalami aquaplaning, risiko kecelakaan sangat besar. Tidak ada satupun pengemudi yang bisa mengontrol mobilnya, khususnya di kecepatan tinggi.
 
Aquaplaning adalah kondisi ketika ban kendaraan kehilangan traksi karena terhalang lapisan air di jalan. Akibatnya, kendaraan menjadi sulit dikendalikan dan berisiko kecelakaan. Berbagai faktor menjadi penyebab, mulai dari genangan air yang dalam, telapak ban mobil aus, dan mengemudi terlalu kencang.
 
Baca Juga:
MAB Dapat Mitra Untuk Memasarkan Kendaraan Listrik di Indonesia

 
Lantas, bagaimana kalau sampai mobil mengalami aquaplaning? Tindakan yang paling bisa dilakukan untuk meminimalisir risiko kecelakaan adalah dengan menjaga setir tetap lurus dan tidak menginjak pedal rem.
 
Mobil yang terkena aquaplaning cenderung akan bergerak liar karena ban selip. Bahkan kondisi dapat lebih parah jika tekanan udara ban beda, kembangan ban habis, dan suspensi tidak optimal. Tindakan paling benar adalah cukup dengan menahan setir tetap lurus serta jangan menginjak pedal gas dan rem.
 
Biarkan mobil meluncur hingga momentum habis dan mobil melaju pelan. Coba gerakkan kemudi, kalau mobil sudah bisa dikendalikan, artinya sudah terlepas dari serangan aquaplaning. Tetap waspada situasi sekitar mobil agar tidak ditabrak kendaraan lain.
 

3. Ban Pecah

 Tidak sedikit pengemudi yang panik dan langsung menginjak pedal rem dengan keras supaya bisa menghentikan laju mobil yang pecah ban. Padahal, menginjak pedal rem saat ban mobil pecah khususnya kendaraan berlari kencang, dapat mengakibatkan kecelakaan yang lebih serius.
 
Baca Juga:
Baru Mau Ngurus SIM A? Nih Bocoran Ujian Tertulisnya!

 
Pengemudi bisa memanfaatkan engine brake untuk mengurangi kecepatan mobil. Seiring waktu, kecepatan mobil akan berkurang dengan sendirinya. Sehingga, konsumen hanya perlu memastikan pedal gas, kopling, dan rem tidak diinjak. Selain itu, tahan kemudi lurus ke arah depan.
 
Ban belakang yang pecah relatif dapat dikendalikan karena kontrol tetap ada di ban depan. Jika ban depan pecah, kemudi harus ditahan lurus ke depan lebih kuat karena mobil akan tertarik ke arah ban yang pecah. Jangan pernah membelokkan setir ke arah berlawanan yang akan membuat mobil terpelanting dan berisiko terbalik.
 
Ketika situasi mulai terkendali, aktifkan lampu sein kiri dan arahkan kendaraan ke bahu jalan tol secara perlahan. Terus pantau kondisi di belakang untuk memastikan tidak ada mobil lain yang melaju kencang. Ketika sudah cukup lambat, masuk ke bahu jalan dan biarkan mobil berhenti dengan sendirinya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan