Jakarta - Mobil listrik punya kemampuan untuk menerobos genangan air lebih tinggi dari mobil berbahan bakar. Meskipun jenis mobil ini memiliki beberapa keunggulan dalam hal keamanan saat banjir, pemilik tetap disarankan untuk menghindari genangan air.
Terutama genangan air yang terlalu dalam atau menerjang banjir jika tidak yakin akan kemampuan mobilnya. Mobil listrik pada dasarnya bukan kendaraan amfibi dan tidak didesain untuk menembus banjir yang sangat tinggi.
Tindakan ini bisa berakibat kerusakan pada komponen listrik dan generator listriknya. Mengingat motor listrik yang ada di mobil listrik kebanyakan berada di bagian bawah. Ini juga meningkatkan risiko korsleting atau hubungan arus pendek.
Meskipun mobil listrik dirancang untuk tahan air hingga batas tertentu, menerobos banjir ekstrem dapat melampaui batas tersebut. Ini daftar kerusakan yang mungkin terjadi.
1. Kerusakan pada motor listrik
Motor listrik pada mobil listrik tidak dirancang untuk terendam banjir dalam waktu lama. Air yang masuk dapat menyebabkan korsleting dan kerusakan pada komponen motor.
2. Kerusakan pada baterai
Baterai mobil listrik juga dirancang untuk tahan air, tetapi banjir ekstrem dapat menyebabkan masalah. Air yang masuk dapat menyebabkan korsleting atau kerusakan pada sel-sel baterai.
3. Kerusakan pada sistem kelistrikan
Komponen kelistrikan lainnya, seperti sensor dan kontroler, juga rentan terhadap kerusakan akibat air.
4. Kerusakan pada komponen lain
Komponen lain seperti suspensi, rem, dan sistem kemudi juga bisa terpengaruh oleh banjir, terutama jika banjir membawa lumpur dan kotoran.
Jadi paham kan, mengapa mobil listrik juga tetap berisiko tinggi untuk diajak jadi mobil amphibi? Kecuali memang dari pabrikannya sendiri yang mengklaim bahwa mobil tersebut kebal dari air.
Jakarta - Mobil listrik punya kemampuan untuk menerobos
genangan air lebih tinggi dari mobil berbahan bakar. Meskipun jenis mobil ini memiliki beberapa keunggulan dalam hal keamanan saat banjir, pemilik tetap disarankan untuk menghindari genangan air.
Terutama genangan air yang terlalu dalam atau menerjang banjir jika tidak yakin akan kemampuan mobilnya. Mobil listrik pada dasarnya bukan kendaraan amfibi dan tidak didesain untuk menembus banjir yang sangat tinggi.
Tindakan ini bisa berakibat kerusakan pada komponen listrik dan generator listriknya. Mengingat motor listrik yang ada di mobil listrik kebanyakan berada di bagian bawah. Ini juga meningkatkan risiko korsleting atau hubungan arus pendek.
Meskipun mobil listrik dirancang untuk tahan air hingga batas tertentu, menerobos banjir ekstrem dapat melampaui batas tersebut. Ini daftar kerusakan yang mungkin terjadi.
1. Kerusakan pada motor listrik
Motor listrik pada mobil listrik tidak dirancang untuk terendam banjir dalam waktu lama. Air yang masuk dapat menyebabkan korsleting dan kerusakan pada komponen motor.
2. Kerusakan pada baterai
Baterai mobil listrik juga dirancang untuk tahan air, tetapi banjir ekstrem dapat menyebabkan masalah. Air yang masuk dapat menyebabkan korsleting atau kerusakan pada sel-sel baterai.
3. Kerusakan pada sistem kelistrikan
Komponen kelistrikan lainnya, seperti sensor dan kontroler, juga rentan terhadap kerusakan akibat air.
4. Kerusakan pada komponen lain
Komponen lain seperti suspensi, rem, dan sistem kemudi juga bisa terpengaruh oleh banjir, terutama jika banjir membawa lumpur dan kotoran.
Jadi paham kan, mengapa mobil listrik juga tetap berisiko tinggi untuk diajak jadi mobil amphibi? Kecuali memang dari pabrikannya sendiri yang mengklaim bahwa mobil tersebut kebal dari air.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)