Jakarta: Membonceng anak kecil saat naik motor, butuh kejelian. Bukan hanya soal anak terkadang suka tertidur, namun ketika berboncengan lebih dari dua orang, anak terkadang rewel. Sehingga mereka bertingkat yang membuat kendaraan jadi tidak stabil.
Beberapa kejadian tewasnya orang tua bersama anaknya gara-gara membonceng secara berlebihan, membuat pemerhati safety riding menyesalkan hal ini. Dalam beberapa kesempatan bertemu dengan pakar defensive riding, mereka melarang keras membonceng lebih dari satu orang.
"Kendaraan seperti motor itu kan di desain untuk keperluan dua orang, bukan untuk tiga atau malah lima orang. Jadi kalau digunakan seperti ini, resiko besar dipastikan ada di depan," klaim Instruktur Senior road safety dan pemilik Jakarta Defensive Driving Consulting, Jusri Pulubuhu selaku (JDDC) kepada Medcom.id di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Fenomena membonceng secara berlebihan memang masih jadi fenomena besar di masyarakat kita. Selain bisa menghemat biaya transportasi, namun di sisi lain ada dampak besar di sana.
Dalam setiap kesempatan mudik libur lebaran, setiap manufaktur atau perusahaan yang menyelenggarakan mudik bareng, tidak merekomendasikan pemudik menggunakan kendaraan bermotor. Apalagi malah berboncengan dengan cara yang berlebihan.
Fenomena lain adalah membonceng anak kecil yang posisinya berdiri di antara pembonceng dan yang dibonceng. Tentunya kondisi ini sangat tidak aman, mengingat anak-anak sangat memungkinkan untuk berbuat apapun yang membuat kestabilan mengendara jadi hilang.
Jadi bagi Anda yang sering membonceng anak kecil dalam posisi berdiri, harap jangan melakukannya lagi. Selain membahayakan nyawa si anak, juga bisa membahayakan pengendara dan pengendara lain di jalan raya.
Jakarta: Membonceng anak kecil saat naik motor, butuh kejelian. Bukan hanya soal anak terkadang suka tertidur, namun ketika berboncengan lebih dari dua orang, anak terkadang rewel. Sehingga mereka bertingkat yang membuat kendaraan jadi tidak stabil.
Beberapa kejadian tewasnya orang tua bersama anaknya gara-gara membonceng secara berlebihan, membuat pemerhati safety riding menyesalkan hal ini. Dalam beberapa kesempatan bertemu dengan pakar defensive riding, mereka melarang keras membonceng lebih dari satu orang.
"Kendaraan seperti motor itu kan di desain untuk keperluan dua orang, bukan untuk tiga atau malah lima orang. Jadi kalau digunakan seperti ini, resiko besar dipastikan ada di depan," klaim Instruktur Senior road safety dan pemilik Jakarta Defensive Driving Consulting, Jusri Pulubuhu selaku (JDDC) kepada Medcom.id di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Fenomena membonceng secara berlebihan memang masih jadi fenomena besar di masyarakat kita. Selain bisa menghemat biaya transportasi, namun di sisi lain ada dampak besar di sana.
Dalam setiap kesempatan mudik libur lebaran, setiap manufaktur atau perusahaan yang menyelenggarakan mudik bareng, tidak merekomendasikan pemudik menggunakan kendaraan bermotor. Apalagi malah berboncengan dengan cara yang berlebihan.
Fenomena lain adalah membonceng anak kecil yang posisinya berdiri di antara pembonceng dan yang dibonceng. Tentunya kondisi ini sangat tidak aman, mengingat anak-anak sangat memungkinkan untuk berbuat apapun yang membuat kestabilan mengendara jadi hilang.
Jadi bagi Anda yang sering membonceng anak kecil dalam posisi berdiri, harap jangan melakukannya lagi. Selain membahayakan nyawa si anak, juga bisa membahayakan pengendara dan pengendara lain di jalan raya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(UDA)
