Jakarta: Umumnya setiap mobil sudah dilengkapi sistem pengaman dari pencurian. Mulai dari sistem alarm hingga penggunaan kunci mobil immobilizer. Masih maraknya aksi pencurian mobil membuat kita harus tetap waspada, dan tidak ada salahnya bila kita tetap meningkatkan keamanan dengan memberikan alat pengaman tambahan
Hal itu dituturkan oleh Fuad, mantan mekanik senior Astra Group. Pria ramah itu menjelaskan bahwa mobil-mobil yang biasanya gampang dibobol maling adalah jenis low MPV. Kalau berbicara mobil low MPV yang paling ramai saat ini seperti Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia.
"Sebelum lebih dalam, ada baiknya saya beritahu lebih dulu tentang tipe alarm di mobil-mobil modern. Untuk versi mobil hatchback seperti Toyota Yaris atau yang lebih tinggi, itu sudah menggunakan tipe sensor immobilizer. Biasanya kita sebut dengan tipe alarm plus-minus karena menggunakan kutub plus dan minus dari arus listrik," jelasnya kepada Medcom.id Fuad di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut Fuad membeberkan, selain tipe alarm plus-minus ada tipe alarm biasa yang hanya menggunakan kutub minus, yang disebut dengan alarm minus-minus. Perbedaan utamanya terdapat di tipe kunci.
"Kalau yang immobilizer, kuncinya menyatu dengan remote alarm. Sementara untuk tipe biasa, remote alarm terpisah dari kunci utama. Tipe ini lebih gampang dibobol karena alarm bisa dimatikan hanya dengan menonaktifkan central lock," kata Fuad.
Menurut Fuad, bahwa cara membuka central lock pada mobil yang menggunakan tipe alarm minus-minus, adalah dengan menggunakan magnet dengan daya tarik besar. "Jika sensor minus-minusnya tadi ketemu, maka akan memudahkan si maling membuka pengunci pintu melalui non-aktivasi central lock. Kalau sudah begini, kunci duplikat pun bisa digunakan mengoperasikan mobil."
Sementara untuk tipe immobilizer akan sulit mengoperasikan kendaraan dengan kunci duplikat. Kalaupun bisa maka alarm akan menyala, karena sensor tetap aktif meski central lock sudah terbuka.
"Jadi memang kunci dan alarm immobilizer memang tergolong cukup aman. Sebab mobil hanya dapat dihidupkan menggunakan anak kunci yang sudah terdaftar di ECU mobil. Urusan lampu menyala merah, biru atau hijau, itu tidak ada pengaruhnya," klaim Fuad.
Satu-satunya cara untuk mengamankan mobil dengan alarm non-immobilizer dari tangan-tangan jahil sang maling, adalah dengan memberikan pengaman tambahan di mobil. Misalnya pengunci kemudi, atau mungkin juga alarm tambahan, jika harga untuk mengganti dengan tipe immobilizer tergolong mahal.
Jakarta: Umumnya setiap mobil sudah dilengkapi sistem pengaman dari pencurian. Mulai dari sistem alarm hingga penggunaan kunci mobil immobilizer. Masih maraknya aksi pencurian mobil membuat kita harus tetap waspada, dan tidak ada salahnya bila kita tetap meningkatkan keamanan dengan memberikan alat pengaman tambahan
Hal itu dituturkan oleh Fuad, mantan mekanik senior Astra Group. Pria ramah itu menjelaskan bahwa mobil-mobil yang biasanya gampang dibobol maling adalah jenis low MPV. Kalau berbicara mobil low MPV yang paling ramai saat ini seperti Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia.
"Sebelum lebih dalam, ada baiknya saya beritahu lebih dulu tentang tipe alarm di mobil-mobil modern. Untuk versi mobil hatchback seperti Toyota Yaris atau yang lebih tinggi, itu sudah menggunakan tipe sensor immobilizer. Biasanya kita sebut dengan tipe alarm plus-minus karena menggunakan kutub plus dan minus dari arus listrik," jelasnya kepada Medcom.id Fuad di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut Fuad membeberkan, selain tipe alarm plus-minus ada tipe alarm biasa yang hanya menggunakan kutub minus, yang disebut dengan alarm minus-minus. Perbedaan utamanya terdapat di tipe kunci.
"Kalau yang immobilizer, kuncinya menyatu dengan remote alarm. Sementara untuk tipe biasa, remote alarm terpisah dari kunci utama. Tipe ini lebih gampang dibobol karena alarm bisa dimatikan hanya dengan menonaktifkan central lock," kata Fuad.
Menurut Fuad, bahwa cara membuka central lock pada mobil yang menggunakan tipe alarm minus-minus, adalah dengan menggunakan magnet dengan daya tarik besar. "Jika sensor minus-minusnya tadi ketemu, maka akan memudahkan si maling membuka pengunci pintu melalui non-aktivasi central lock. Kalau sudah begini, kunci duplikat pun bisa digunakan mengoperasikan mobil."
Sementara untuk tipe immobilizer akan sulit mengoperasikan kendaraan dengan kunci duplikat. Kalaupun bisa maka alarm akan menyala, karena sensor tetap aktif meski central lock sudah terbuka.
"Jadi memang kunci dan alarm immobilizer memang tergolong cukup aman. Sebab mobil hanya dapat dihidupkan menggunakan anak kunci yang sudah terdaftar di ECU mobil. Urusan lampu menyala merah, biru atau hijau, itu tidak ada pengaruhnya," klaim Fuad.
Satu-satunya cara untuk mengamankan mobil dengan alarm non-immobilizer dari tangan-tangan jahil sang maling, adalah dengan memberikan pengaman tambahan di mobil. Misalnya pengunci kemudi, atau mungkin juga alarm tambahan, jika harga untuk mengganti dengan tipe immobilizer tergolong mahal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)