Ada beberapa kebiasaan buruk wanita saat mengemudi mobil. Newssky
Ada beberapa kebiasaan buruk wanita saat mengemudi mobil. Newssky

Safety Driving

3 Kebiasaan Buruk Wanita saat Mengemudi Mobil

Adri Prima • 26 Mei 2021 22:35
Jakarta: Mengemudi mobil saat ini sudah menjadi hal lumrah bagi kaum hawa dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Bahkan tidak sedikit pula, kaum hawa yang harus mengemudi menempuh jarak jauh dari satu tempat ke tempat lain untuk bekerja. 
 
Pembalap nasional sekaligus praktisi safety driving, Rifat Sungkar menjelaskan bahwa dibandingkan kaum pria, ada beberapa kebiasaan buruk pengemudi wanita yang justru mengganggu fokus dan konsentrasi mengemudi. 
 
1. Membawa barang terlalu banyak

Kebiasaan membawa barang terlalu banyak sebenarnya tidak hanya mengganggu konsentrasi, namun juga membuat waktu terbuang karena harus mengira-ngira barang yang sudah dibawa atau yang masih dirasa ketinggalan. 
 
"Nah, kalau mau jalan dari titik A ke B, harus prepare. Tarok semua barang dalam satu tas. Karena dengan hal itu maka tidak akan mengganggu fokus berkendara, tidak perlu mengingat-ingat lagi barang yang ketinggalan atau yang kelupaan," kata Rifat dikutip dari Youtube Rifato. 
 
2. Mengemudi pakai sepatu High Heels atau sandal jepit 
 
Menurut Rifat, mengemudi dengan high heels merupakan kebiasaan yang berpotensi membahayakan saat berkendara. Pasalnya, jenis sepatu terbaik untuk mengemudi adalah sepatu dengan sol datar, sehingga tapak kaki bisa merasakan gas dan rem secara maksimal. 
 
"Pakai high heels adalah kebiasaan yang sangat berbahaya. Tolong kebiasaan itu dieliminir. Karena dalam keadaan panik kita hanya perlu sepersekian detik untuk beraksi dan sepatu-sepatu model itu (high heels) bisa sangat berbahaya mengganggu reaksi dan mengganggu gerakan kita kalau kita bereaksi secara spontan. Jadi untuk para cewek, siapkan satu sepatu yang khusus dipakai untuk nyetir," terang Rifat. 
 
Selain high heels, mengemudi dengan sandal jepit juga jadi kebiasaan yang sering dilakukan khususnya pengemudi wanita. Kebiasaan ini ternyata juga berbahaya.
 
"Lebih parah nyetir pakai sandal jepit. Karena terlalu fleksibel antara jari sama gas itu bisa nyempil, lalu sandal dengan pijakan rem itu bisa kelipat jadi gue tidak menyarankan nyetir pakai sandal jepit, itu bahaya," sambungnya. 
 
3. Panik saat pecah ban di jalan
 
Pengemudi wanita cenderung lebih panik saat mengalami pecah ban di jalan. Hal ini bisa dimaklumi karena hampir kebanyakan pengemudi wanita tidak mengerti cara ganti ban. 
 
Dalam kondisi pecah ban di jalan, yang perlu dilakukan adalah berusaha untuk tidak panik dan mengontrol emosi. "Kalau ban pecah jangan panik, lalu mengontrol perasaan. Dunia nggak berhenti saat ban lu pecah," kata Rifat. 
 
Menurut Rifat, untuk wanita yang bisa ganti ban maka harus memperhatikan situasi di sekitar lokasi. Namun Rifat sendiri tidak menganjurkan para wanita untuk mengganti ban sendiri. 
 
Suami dari aktris Sissy Priscilia tersebut menganjurkan untuk terus mengemudikan mobil dengan pelan hingga tiba di tempat tujuan (bengkel) atau tempat yang benar-benar aman. Karena resiko beli ban baru, velg rusak, atau mobil baret-baret kecil lebih baik dibanding ancaman lingkungan atau jadi korban tindakan kriminal di jalan.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ACF)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan