Jakarta: Komponen pemantik api di ruang bakar kendaraan atau busi, kini semakin canggih dan disesuaikan dengan kebutuhan mesin itu sendiri. Salah satu yang baru-baru ini dikembangkan oleh produsen busi asal Jepang yaitu NGK adalah model elektroda yang kian mengecil.
Seperti yang dijelaskan pada artikel sebelumnya yaitu Elektroda Busi Lancip Bikin Performa Lemot? Anda Salah Kaprah!, bahwa elektroda tengah busi yang kecil, bisa membuat proses pembakaran lebih baik dan efisien. Ternyata juga tak lepas dari model elektroda ground yang desainnya dibuat lebih mengecil.
"Tujuan besarnya ya mengurangi hambatan seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya. Hambatan untuk memercikkan api dengan model elektroda trapesium atau trapezoid seperti ini, berdasarkan hasil riset yang kami lakukan mampu meminimalisasi hambatan yang ada. Hal ini tentu disesuaikan dengan kebutuhan mesin yang butuh memaksimalkan performa adan efisiensi pembakaran di ruang mesin," klaim Diko saat meluncurkan busi khusus untuk mobil sejuta umat dari Toyota dan Daihatsu bertipe mesin NR.
Lalu apa yang membuat desain elektroda ground ini dibuat menyerupai segi trapesium? Diko menegaskan bahwa ini untuk mengimbangi desain elektroda tengah yang mengecil karena terbuat dari logam mulia atau platinum. Dengan desain seperti ini, ledakan api bisa lebih fokus dan lebih cepat membesar, sehingga pembakaran di ruang bakar lebih maksimal. Dalam kesempatan lain, Ia menjelaskan bahwa desain ini untuk mengimbangi percikan api yang lebih besar di ruang mesin.
Salah satu contoh tipe busi yang menggunakan desain ini adalah tipe LKAR6AGP yang diperuntukkan buat mesin-mesin tipe NR yang diproduksi Toyota dan Daihatsu dengan menggunakan sistem Dual VVT-i. Sistem pengujiannya pun dinyatakan cukup komprehensif di Jepang dan juga di Indonesia.
"Bukan hanya di Jepang tapi di Indonesia pun kami lakukan pengujian, untuk mendapatkan hasil riset yang lebih baik. Untuk pengujian yang dilakukan di Jepang, sistemnya lebih ke pengujian statis di laboratorium sendiri di Jepang dengan segala kondisi yang ada. Sementara untuk di Indonesia, kami melakukan pengujian secara dinamis atau disesuaikan dengan kondisi di Indonesia."
Diko melanjutkan bahwa pengetesan yang mereka lakukan di Indonesia, disimulasikan dengan parameter angka-angka tertentu yang mereka inginkan. Mengingat karakter berkendara orang-orang di Indonesia cukup beragam, kemudian kondisi lingkungan, hingga karakter setup kendaraan di sini.
"Hasilnya luar biasa, karena ternyata bisa menghemat penggunaan bahan bakar cukup signifikan yaitu 13 persen dari penggunaan busi biasa. Artinya kondisi pengapian dalam ruang mesin berpengaruh besar terhadap seberapa efisien Anda membeli bahan bakar setiap bulan untuk mobilitas sehari-hari."
Untuk penghematan bahan bakar hingga diperoleh angka 13 persen tersebut, akan kami ulas khusus dalam artikel selanjutnya.
Jakarta: Komponen pemantik api di ruang bakar kendaraan atau busi, kini semakin canggih dan disesuaikan dengan kebutuhan mesin itu sendiri. Salah satu yang baru-baru ini dikembangkan oleh produsen busi asal Jepang yaitu NGK adalah model elektroda yang kian mengecil.
Seperti yang dijelaskan pada artikel sebelumnya yaitu
Elektroda Busi Lancip Bikin Performa Lemot? Anda Salah Kaprah!, bahwa elektroda tengah busi yang kecil, bisa membuat proses pembakaran lebih baik dan efisien. Ternyata juga tak lepas dari model elektroda ground yang desainnya dibuat lebih mengecil.
"Tujuan besarnya ya mengurangi hambatan seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya. Hambatan untuk memercikkan api dengan model elektroda trapesium atau trapezoid seperti ini, berdasarkan hasil riset yang kami lakukan mampu meminimalisasi hambatan yang ada. Hal ini tentu disesuaikan dengan kebutuhan mesin yang butuh memaksimalkan performa adan efisiensi pembakaran di ruang mesin," klaim Diko saat meluncurkan busi khusus untuk mobil sejuta umat dari Toyota dan Daihatsu bertipe mesin NR.
Lalu apa yang membuat desain elektroda ground ini dibuat menyerupai segi trapesium? Diko menegaskan bahwa ini untuk mengimbangi desain elektroda tengah yang mengecil karena terbuat dari logam mulia atau platinum. Dengan desain seperti ini, ledakan api bisa lebih fokus dan lebih cepat membesar, sehingga pembakaran di ruang bakar lebih maksimal. Dalam kesempatan lain, Ia menjelaskan bahwa desain ini untuk mengimbangi percikan api yang lebih besar di ruang mesin.
Salah satu contoh tipe busi yang menggunakan desain ini adalah tipe LKAR6AGP yang diperuntukkan buat mesin-mesin tipe NR yang diproduksi Toyota dan Daihatsu dengan menggunakan sistem Dual VVT-i. Sistem pengujiannya pun dinyatakan cukup komprehensif di Jepang dan juga di Indonesia.
"Bukan hanya di Jepang tapi di Indonesia pun kami lakukan pengujian, untuk mendapatkan hasil riset yang lebih baik. Untuk pengujian yang dilakukan di Jepang, sistemnya lebih ke pengujian statis di laboratorium sendiri di Jepang dengan segala kondisi yang ada. Sementara untuk di Indonesia, kami melakukan pengujian secara dinamis atau disesuaikan dengan kondisi di Indonesia."
Diko melanjutkan bahwa pengetesan yang mereka lakukan di Indonesia, disimulasikan dengan parameter angka-angka tertentu yang mereka inginkan. Mengingat karakter berkendara orang-orang di Indonesia cukup beragam, kemudian kondisi lingkungan, hingga karakter setup kendaraan di sini.
"Hasilnya luar biasa, karena ternyata bisa menghemat penggunaan bahan bakar cukup signifikan yaitu 13 persen dari penggunaan busi biasa. Artinya kondisi pengapian dalam ruang mesin berpengaruh besar terhadap seberapa efisien Anda membeli bahan bakar setiap bulan untuk mobilitas sehari-hari."
Untuk penghematan bahan bakar hingga diperoleh angka 13 persen tersebut, akan kami ulas khusus dalam artikel selanjutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(UDA)