Jakarta: Di tengah pandemik Covid-19 sekarang ini, kegiatan balap mulai dari profesional sampai hobi sedang dihentikan. Tidak cuma pembalap, para penghobi yang memiliki wearpack (baju balap) harus merawat baju balapnya tersebut meski sekarang ini sedang tidak digunakan sekarang ini.
Pebalap 15 tahun asal Pati Jawa Tengah, Herjun Atna Firdaus, mengaku punya tiga jurus agar baju balapnya siap pakai setiap saat. Selain menjemurnya setelah pemakaian, dia menyiapkan tempat penyimpanan khusus yang tidak lemba dengan harapan jamur menjauh.
”Saya juga selalu menyemprotnya dengan pewangi,” ucap Herjun yang tahun ini terjun di Asia Road Racing Championship (ARRC) kelas Asia Production (AP) 250 itu.
Cara yang lebih kompleks dilakukan Lucky Hendriansya. Pebalap yang juga turun di ARRC kelas AP250 tersebut rajin melakukan beberapa hal terkait wearpack agar tetap nyaman dan selalu siap pakai. Menjadi kebiasaan pemuda asal Sidrap, Sulawesi Selatan, itu untuk tak mencuci baju balap dan membersihkannya menggunakan lap basah setelah pemakaian.
”Tapi sebelumnya, saya selalu menyemprot angin (bertekanan tinggi/ menggunakan kompresor) di bagian dalamnya. Setelah itu, bahan kulitnya dibersihkan pakai leather lotion care. Kalau jeda lama seperti sekarang, saya simpan di ruangan yang tak terkena matahari langsung dan tak lembab,” jelas Lucky.
Cara membersihkan baju balap yang dilakukan Rheza Danica Ahrens, pebalap di kelas SS600 ajang ARRC, juga tidak jauh berbeda dengan lucky. Langkah pertama yang selalu dilakukannya terkait perawatan baju balap adalah sebisa mungkin mengeringkan bagian dalam yang terkena keringat. Bisa dengan cara didiamkan atau dijemur, atau bisa dengan memberi semprotan angin bertekenan tinggi.
Langkah lain yang membedakan cara Rheza dengan yang lain adalah membersihkan bagian luar yang berbahan kulit dengan bahan khusus agar debu atau jamur tak menempel. Caranya bisa dengan dilap atau disikat pelan.
”Setelah semua proses itu, kalau tidak dipakai lama seperti saat ini, saya selalu memberinya pelembab agar bagian kulit tetap lentur saat akan dipakai. Nah, bagian dalamnya setelah kering disemprot dengan pewangi dan anti bakteri,” ujar Rheza.
Jakarta: Di tengah pandemik Covid-19 sekarang ini, kegiatan balap mulai dari profesional sampai hobi sedang dihentikan. Tidak cuma pembalap, para penghobi yang memiliki wearpack (baju balap) harus merawat baju balapnya tersebut meski sekarang ini sedang tidak digunakan sekarang ini.
Pebalap 15 tahun asal Pati Jawa Tengah, Herjun Atna Firdaus, mengaku punya tiga jurus agar baju balapnya siap pakai setiap saat. Selain menjemurnya setelah pemakaian, dia menyiapkan tempat penyimpanan khusus yang tidak lemba dengan harapan jamur menjauh.
”Saya juga selalu menyemprotnya dengan pewangi,” ucap Herjun yang tahun ini terjun di Asia Road Racing Championship (ARRC) kelas Asia Production (AP) 250 itu.
Cara yang lebih kompleks dilakukan Lucky Hendriansya. Pebalap yang juga turun di ARRC kelas AP250 tersebut rajin melakukan beberapa hal terkait wearpack agar tetap nyaman dan selalu siap pakai. Menjadi kebiasaan pemuda asal Sidrap, Sulawesi Selatan, itu untuk tak mencuci baju balap dan membersihkannya menggunakan lap basah setelah pemakaian.
”Tapi sebelumnya, saya selalu menyemprot angin (bertekanan tinggi/ menggunakan kompresor) di bagian dalamnya. Setelah itu, bahan kulitnya dibersihkan pakai leather lotion care. Kalau jeda lama seperti sekarang, saya simpan di ruangan yang tak terkena matahari langsung dan tak lembab,” jelas Lucky.
Cara membersihkan baju balap yang dilakukan Rheza Danica Ahrens, pebalap di kelas SS600 ajang ARRC, juga tidak jauh berbeda dengan lucky. Langkah pertama yang selalu dilakukannya terkait perawatan baju balap adalah sebisa mungkin mengeringkan bagian dalam yang terkena keringat. Bisa dengan cara didiamkan atau dijemur, atau bisa dengan memberi semprotan angin bertekenan tinggi.
Langkah lain yang membedakan cara Rheza dengan yang lain adalah membersihkan bagian luar yang berbahan kulit dengan bahan khusus agar debu atau jamur tak menempel. Caranya bisa dengan dilap atau disikat pelan.
”Setelah semua proses itu, kalau tidak dipakai lama seperti saat ini, saya selalu memberinya pelembab agar bagian kulit tetap lentur saat akan dipakai. Nah, bagian dalamnya setelah kering disemprot dengan pewangi dan anti bakteri,” ujar Rheza.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(UDA)