Jakarta: Dalam berkendara setiap orang tentunya memiliki cara mengemudi yang berbeda-beda dan ini bagian dari perilaku pengemudi. Tentunya banyak cara yang harus diterapkan, salah satunya proses melakukan pengereman secara moderate, agar tak membahayakan diri sendiri dan orang lain.
Dalam contoh kasus pengereman mendadak, dari mata melihat dilanjutkan ke otak untuk memerintahkan kaki menginjak pedal rem itu membutuhkan waktu 0,5 sampai 1 detik. Kemudian ketika pedal rem sudah diinjak dan mekanismenya bekerja untuk menahan putaran roda itu juga membutuhkan waktu 0,5 sampai 1 detik.
Dalam teori defensive driving dijelaskan bahwa jarak aman adalah minimal tiga detik. Menurut Boy Falatehansyah, Instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) cara menghitungnya ialah ketika sedang berjalan konstan, kita perhatikan kendaraan di depan, kita cari obyek statis di pinggir jalan (pohon/tiang/rambu) sebagai patokan menghitung. Saat mobil di depan lewat di tanda statis tadi kita mulai berhitung : satu dan satu, dua dan dua, tiga dan tiga (3 detik).
“Ketika menyebut tiga dan tiga, kendaraan kita harus ada di obyek statis tadi, maka terciptalah jarak 3 detik, atau bila dengan kecepatan 100 kilometer per jam kira-kira akan menghasilkan jarak 27,7 meter x 3 detik,” jelas Boy.
Selain itu menurut Slamet Haryadi, yang pernah bertugas menjadi Foreman di Auto2000 cabang Kalimalang, pengereman mendadak berpengaruh terhadap ban dan kampas rem jadi lebih cepat habis, karena friksi yang dibawa dan rem yang berhenti masih memiliki daya dorong ke depan, dan itu friksinya akan lebih besar pada ban.
"Tak hanya dari sisi pengereman,sering ngebut juga pengaruh. Karena ketika ngebut traksinya jadi besar, ban jadi cepat tergores dengan jalan. Apalagi cara pengeremannya mendadak sering mendadak bisa bikin tapak ban habis tidak merata, serta membahayakan pegemudi di belakang kita,” tutup Slamet.
Jakarta: Dalam berkendara setiap orang tentunya memiliki cara mengemudi yang berbeda-beda dan ini bagian dari perilaku pengemudi. Tentunya banyak cara yang harus diterapkan, salah satunya proses melakukan pengereman secara moderate, agar tak membahayakan diri sendiri dan orang lain.
Dalam contoh kasus pengereman mendadak, dari mata melihat dilanjutkan ke otak untuk memerintahkan kaki menginjak pedal rem itu membutuhkan waktu 0,5 sampai 1 detik. Kemudian ketika pedal rem sudah diinjak dan mekanismenya bekerja untuk menahan putaran roda itu juga membutuhkan waktu 0,5 sampai 1 detik.
Dalam teori defensive driving dijelaskan bahwa jarak aman adalah minimal tiga detik. Menurut Boy Falatehansyah, Instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) cara menghitungnya ialah ketika sedang berjalan konstan, kita perhatikan kendaraan di depan, kita cari obyek statis di pinggir jalan (pohon/tiang/rambu) sebagai patokan menghitung. Saat mobil di depan lewat di tanda statis tadi kita mulai berhitung : satu dan satu, dua dan dua, tiga dan tiga (3 detik).
“Ketika menyebut tiga dan tiga, kendaraan kita harus ada di obyek statis tadi, maka terciptalah jarak 3 detik, atau bila dengan kecepatan 100 kilometer per jam kira-kira akan menghasilkan jarak 27,7 meter x 3 detik,” jelas Boy.
Selain itu menurut Slamet Haryadi, yang pernah bertugas menjadi Foreman di Auto2000 cabang Kalimalang, pengereman mendadak berpengaruh terhadap ban dan kampas rem jadi lebih cepat habis, karena friksi yang dibawa dan rem yang berhenti masih memiliki daya dorong ke depan, dan itu friksinya akan lebih besar pada ban.
"Tak hanya dari sisi pengereman,sering ngebut juga pengaruh. Karena ketika ngebut traksinya jadi besar, ban jadi cepat tergores dengan jalan. Apalagi cara pengeremannya mendadak sering mendadak bisa bikin tapak ban habis tidak merata, serta membahayakan pegemudi di belakang kita,” tutup Slamet.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)