Jakarta: Nama Stephen Langitan langsung melejit usai menyelesaikan solo touringnya dari Jakarta ke London yang dimulai pada awal 2018 dan finis tepat di hari kemerdekaan Indonesia. Tentu banyak hal yang jadi inspirasi bagi Anda yang ingin melakukan touring jarka jauh. Termasuk memilih motor yang tepat untuk perjalanan.
Menurut pria yang dulu pernah dikenal sebagai salah seorang pendiri komunitas blogger otomotif Indonesia tersebut, bahwa memilih motor untuk perjalanan touring jarak jauh, harus disesuaikan oleh banyak hal. Di antaranya gambaran jalur yang akan dilalui, kondisi cuaca, kemampuan fisik, banyaknya anggota touring dan lain sebagainya.
"Memilih motor untuk touring jarak jauh faktornya banyak. Nah, kalau saya, mengapa memilih motor 250 cc untuk touring jarak jauh Jakarta ke London? juga banyak hal yang jadi pertimbangan. Di antaranya soal bobot motor yang sanggup saya kontrol ketika terjatuh dan ingin mendirikannya lagi," cerita Stephen usai meluncurkan buku jurnal touring-nya Jakarta - London 30.000 km pada Selasa (15/10/2019).
Dalam touring tersebut, Stephen memilih Kawasaki Versys X 250 yang memiliki gaya adventure dan cocok di segala medan. Namun kapasitas mesin kecil (hanya 250 cc) tentu membuat banyak orang bertanya-tanya. Apalagi tour yang dijalaninya cukup panjang. Apakah tenaganya tidak akan kewalahan ketika masuk jalur highway dengan kecepatan tinggi seperti di Autobahn Jerman?
"Itu adalah pertanyaan banyak orang. Tapi faktor utama di atas yaitu mendirikan motor setelah terjatuh itu yang utama. Kalau kecepatan di tol, saya rasa masih bisa diakali. Motor ini kecepatannya bisa mencapai 145 km per jam dengan bobot maksimum yang saya bawa. Itu sudah cukup untuk bisa menjaga kecepatan tinggi di tol. Memang saat di Autobahn itu, banyak yang menyusul dengan kecepatan tinggi. Selama kita berada di jalur yang benar, itu sudah aman."
Ia pun menegaskan bahwa bukan Ia tak bisa menggunakan motor dengan kapasitas mesin yang besar. Tapi lebih kepada kemampuan saja. "Touring ini saya lakukan sendirian, kalau tidak ada yang bantu saat terjadi hal buruk, ini bisa jadi masalah tersendiri. Nah, kalau touring ramai-ramai tentu akan lain ceritanya."
Ia pun berpesan kepada Anda yang tertarik melakukan perjalanan jarak jauh seperti ini, agar mempertimbangkan banyak hal sebelum melakukan perjalanan. Termasuk hal-hal teknis seperti itu.
Jakarta: Nama Stephen Langitan langsung melejit usai menyelesaikan solo touringnya dari Jakarta ke London yang dimulai pada awal 2018 dan finis tepat di hari kemerdekaan Indonesia. Tentu banyak hal yang jadi inspirasi bagi Anda yang ingin melakukan touring jarka jauh. Termasuk memilih motor yang tepat untuk perjalanan.
Menurut pria yang dulu pernah dikenal sebagai salah seorang pendiri komunitas blogger otomotif Indonesia tersebut, bahwa memilih motor untuk perjalanan touring jarak jauh, harus disesuaikan oleh banyak hal. Di antaranya gambaran jalur yang akan dilalui, kondisi cuaca, kemampuan fisik, banyaknya anggota touring dan lain sebagainya.
"Memilih motor untuk touring jarak jauh faktornya banyak. Nah, kalau saya, mengapa memilih motor 250 cc untuk touring jarak jauh Jakarta ke London? juga banyak hal yang jadi pertimbangan. Di antaranya soal bobot motor yang sanggup saya kontrol ketika terjatuh dan ingin mendirikannya lagi," cerita Stephen usai meluncurkan buku jurnal touring-nya Jakarta - London 30.000 km pada Selasa (15/10/2019).
Dalam touring tersebut, Stephen memilih Kawasaki Versys X 250 yang memiliki gaya adventure dan cocok di segala medan. Namun kapasitas mesin kecil (hanya 250 cc) tentu membuat banyak orang bertanya-tanya. Apalagi tour yang dijalaninya cukup panjang. Apakah tenaganya tidak akan kewalahan ketika masuk jalur highway dengan kecepatan tinggi seperti di Autobahn Jerman?
"Itu adalah pertanyaan banyak orang. Tapi faktor utama di atas yaitu mendirikan motor setelah terjatuh itu yang utama. Kalau kecepatan di tol, saya rasa masih bisa diakali. Motor ini kecepatannya bisa mencapai 145 km per jam dengan bobot maksimum yang saya bawa. Itu sudah cukup untuk bisa menjaga kecepatan tinggi di tol. Memang saat di Autobahn itu, banyak yang menyusul dengan kecepatan tinggi. Selama kita berada di jalur yang benar, itu sudah aman."
Ia pun menegaskan bahwa bukan Ia tak bisa menggunakan motor dengan kapasitas mesin yang besar. Tapi lebih kepada kemampuan saja. "Touring ini saya lakukan sendirian, kalau tidak ada yang bantu saat terjadi hal buruk, ini bisa jadi masalah tersendiri. Nah, kalau touring ramai-ramai tentu akan lain ceritanya."
Ia pun berpesan kepada Anda yang tertarik melakukan perjalanan jarak jauh seperti ini, agar mempertimbangkan banyak hal sebelum melakukan perjalanan. Termasuk hal-hal teknis seperti itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)