Jakarta: Sekarang ini di pasaran banyak dijajakan berbagai jenis cairan anti bocor ban. Perlu diketahui bahwa cairan ini memang membuat ban tidak akan bocor ketika tertusuk benda tajam, tetapi jika salah melakukan perawatan akan membuat ban bisa rusak.
Director PT Tetsan Maju Bersama (produsen IML tyre sealant), Philip Bulolo, menjelaskan cairan anti bocor ini memberikan perlindungan untuk ban-ban tubeless dari kebocoran akibat tertusuk benda tajam. Cara kerjanya pun sangat mudah, cairan dengan formula khusus yang telah diisi ke dalam ban, akan menutup lubang yang diakibatkan benda tajam seperti paku. Cairan itu akan mengisi ruang bocor dengan bantuan tekanan udara dari dalam ban dan akan berfungsi sebagai karet saat sudah kering.
"Menggunakan cairan anti bocor juga punya peran besar meski terlihat sepele. Bisa membuat anda lebih tenang melakukan perjalanan, terutama di wilayah-wilayah yang terkenal punya banyak persebaran ranjau paku," ucap Philip Bulolo beberapa waktu lalu.
Kemudian perlu diperhatikan bahwa cairan anti bocor untuk sepeda motor dan mobil itu berbeda. Ia menegaskan bahwa jenis kendaraan punya karakter penggunaan ban yang berbeda pula, makanya butuh spesifikasi cairan anti bocor yang berbeda.
"Kalau formulasi cairan anti bocor yang digunakan untuk motor, di jajaran produk kami itu dibuat lebih cair. Motor itu kan ada gaya sentrifugal atau menjauhi titik bobot kendaraan. Makanya butuh cairan yang bisa cepat mengisi ruang kosong sesuai di saat bersamaan roda yang berputar. Sementara ban untuk mobil tak ada gaya sentrifugal, makanya lebih kental," ungkap Philip kepada medcom.id.
Meski demikian, menggunakan cairan anti bocor ini juga perlu 'perawatan' secara rutin. Apabila diabaikan akan bernasib seperti yang dialami oleh Wawan yang menggunakan cairan anti bocor di ban Honda Supra X 125 Helm-in. Dia bercerita kepada redaksi Medcom.id bahwa angin ban sepeda motornya tidak bisa diisi karena tersumbat cairan anti bocor.
"Ban sepeda motor saya terasa kempes ketika sedang dikendarai. Ketika dibawa ketukang tambal ban, angin tidak bisa masuk ke dalam karena pentilnya tersumbang cairan anti bocor dan akhirnya ganti pentil ban," cerita Wawan.
Wawan pun bercerita dia disarankan untuk melakukan 'perawatan' cairan anti bocor secara rutin. Caranya dengan selalu melakukan pengecekan tekanan angin ban secara rutin, setiap 1 minggu sekali.
"Dengan di isi angin, maka cairan anti bocor yang masuk ke dalam lubang bisa sekalian dibersihkan. Rutin saja isi angin seminggu sekali, sekalian mengecek tekanan angin supaya sesuai dengan standar ban," pungkas Wawan.
Jakarta: Sekarang ini di pasaran banyak dijajakan berbagai jenis cairan anti bocor ban. Perlu diketahui bahwa cairan ini memang membuat ban tidak akan bocor ketika tertusuk benda tajam, tetapi jika salah melakukan perawatan akan membuat ban bisa rusak.
Director PT Tetsan Maju Bersama (produsen IML tyre sealant), Philip Bulolo, menjelaskan cairan anti bocor ini memberikan perlindungan untuk ban-ban tubeless dari kebocoran akibat tertusuk benda tajam. Cara kerjanya pun sangat mudah, cairan dengan formula khusus yang telah diisi ke dalam ban, akan menutup lubang yang diakibatkan benda tajam seperti paku. Cairan itu akan mengisi ruang bocor dengan bantuan tekanan udara dari dalam ban dan akan berfungsi sebagai karet saat sudah kering.
"Menggunakan cairan anti bocor juga punya peran besar meski terlihat sepele. Bisa membuat anda lebih tenang melakukan perjalanan, terutama di wilayah-wilayah yang terkenal punya banyak persebaran ranjau paku," ucap Philip Bulolo beberapa waktu lalu.
Kemudian perlu diperhatikan bahwa cairan anti bocor untuk sepeda motor dan mobil itu berbeda. Ia menegaskan bahwa jenis kendaraan punya karakter penggunaan ban yang berbeda pula, makanya butuh spesifikasi cairan anti bocor yang berbeda.
"Kalau formulasi cairan anti bocor yang digunakan untuk motor, di jajaran produk kami itu dibuat lebih cair. Motor itu kan ada gaya sentrifugal atau menjauhi titik bobot kendaraan. Makanya butuh cairan yang bisa cepat mengisi ruang kosong sesuai di saat bersamaan roda yang berputar. Sementara ban untuk mobil tak ada gaya sentrifugal, makanya lebih kental," ungkap Philip kepada medcom.id.
Meski demikian, menggunakan cairan anti bocor ini juga perlu 'perawatan' secara rutin. Apabila diabaikan akan bernasib seperti yang dialami oleh Wawan yang menggunakan cairan anti bocor di ban Honda Supra X 125 Helm-in. Dia bercerita kepada redaksi Medcom.id bahwa angin ban sepeda motornya tidak bisa diisi karena tersumbat cairan anti bocor.
"Ban sepeda motor saya terasa kempes ketika sedang dikendarai. Ketika dibawa ketukang tambal ban, angin tidak bisa masuk ke dalam karena pentilnya tersumbang cairan anti bocor dan akhirnya ganti pentil ban," cerita Wawan.
Wawan pun bercerita dia disarankan untuk melakukan 'perawatan' cairan anti bocor secara rutin. Caranya dengan selalu melakukan pengecekan tekanan angin ban secara rutin, setiap 1 minggu sekali.
"Dengan di isi angin, maka cairan anti bocor yang masuk ke dalam lubang bisa sekalian dibersihkan. Rutin saja isi angin seminggu sekali, sekalian mengecek tekanan angin supaya sesuai dengan standar ban," pungkas Wawan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)