Jakarta: Mengganti ban mobil dengan ban bekas menjadi salah satu alternatif pilihan bagi Anda yang ingin menghemat biaya. Namun, membeli ban bekas tentunya memiliki risiko tersendiri.
Faktanya, tidak sedikit penjual yang menawarkan ban bekas asli pemakaian yang masih layak pakai. Namun ada juga penjual nakal yang menjual ban bekas yang direkondisi untuk mendapatkan keuntungan.
Karena itu, saat memutuskan untuk membeli ban bekas, kita harus jeli dan teliti karena ban merupakan komponen vital yang berhubungan dengan keselamatan berkendara.
Merangkum dari berbagai sumber, berikut ini cara membedakan ban bekas dengan ban rekondisi:
1. Perhatikan kondisi dinding ban
Ban asli yang masih layak pakai biasanya memiliki dinding samping yang utuh, tanpa retakan atau tambalan. Sementara ban rekondisi kerap memiliki bekas tambalan atau lapisan tambahan pada dindingnya. Jika diraba, teksturnya terasa tidak rata dan lebih kasar.
2. Cek pola tapak ban
Ban rekondisi biasanya mengalami proses 'regrooving' atau digurat ulang agar terlihat seperti baru. Pola tapak ban hasil rekondisi terlihat tidak seragam, dengan kedalaman yang berbeda-beda. Sedangkan ban asli meskipun bekas, pola tapaknya tetap rapi dan presisi sesuai cetakan pabrikan.
3. Lihat kode produksi
Ban pabrikan selalu memiliki kode DOT (Department of Transportation) yang menunjukkan tahun dan minggu produksi. Ban rekondisi kadang memiliki kode yang samar, bahkan dihapus atau ditutup lapisan baru. Pastikan kode ini terbaca jelas untuk mengetahui usia ban sebenarnya.
4. Periksa permukaan dalam ban
Bagian dalam ban bisa mengungkap apakah ban tersebut asli atau rekondisi. Ban asli yang masih bagus tidak memiliki bekas sambungan mencurigakan. Sebaliknya, ban rekondisi biasanya memperlihatkan bekas lem atau sambungan pada lapisan dalamnya.
5. Rasakan bobot ban
Ban rekondisi sering terasa lebih berat karena ditambah lapisan karet baru saat proses perbaikan. Jika membandingkan dua ban dengan ukuran sama, tapi bobotnya berbeda signifikan, kemungkinan salah satunya adalah ban rekondisi.
6. Harga yang ditawarkan
Harga ban bekas asli masih cenderung lebih tinggi karena kualitasnya lebih terjamin. Jika menemukan ban bekas dengan harga sangat murah, sebaiknya waspada karena ada kemungkinan ban tersebut hasil rekondisi yang disulap agar terlihat seperti baru.
Memilih ban bekas untuk mobil memang bisa jadi solusi hemat, namun tentunya tetap berisiko. Sedangkan ban baru mungkin akan lebih mahal, namun ban baru jelas menjamin keamanan, keselamatan, maupun kenyamanan saat berkendara.
Jakarta: Mengganti
ban mobil dengan ban bekas menjadi salah satu alternatif pilihan bagi Anda yang ingin menghemat biaya. Namun, membeli ban bekas tentunya memiliki risiko tersendiri.
Faktanya, tidak sedikit penjual yang menawarkan ban bekas asli pemakaian yang masih layak pakai. Namun ada juga penjual nakal yang menjual ban bekas yang direkondisi untuk mendapatkan keuntungan.
Karena itu, saat memutuskan untuk membeli ban bekas, kita harus jeli dan teliti karena ban merupakan komponen vital yang berhubungan dengan keselamatan berkendara.
Merangkum dari berbagai sumber, berikut ini cara membedakan ban bekas dengan ban rekondisi:
1. Perhatikan kondisi dinding ban
Ban asli yang masih layak pakai biasanya memiliki dinding samping yang utuh, tanpa retakan atau tambalan. Sementara ban rekondisi kerap memiliki bekas tambalan atau lapisan tambahan pada dindingnya. Jika diraba, teksturnya terasa tidak rata dan lebih kasar.
2. Cek pola tapak ban
Ban rekondisi biasanya mengalami proses 'regrooving' atau digurat ulang agar terlihat seperti baru. Pola tapak ban hasil rekondisi terlihat tidak seragam, dengan kedalaman yang berbeda-beda. Sedangkan ban asli meskipun bekas, pola tapaknya tetap rapi dan presisi sesuai cetakan pabrikan.
3. Lihat kode produksi
Ban pabrikan selalu memiliki kode DOT (Department of Transportation) yang menunjukkan tahun dan minggu produksi. Ban rekondisi kadang memiliki kode yang samar, bahkan dihapus atau ditutup lapisan baru. Pastikan kode ini terbaca jelas untuk mengetahui usia ban sebenarnya.
4. Periksa permukaan dalam ban
Bagian dalam ban bisa mengungkap apakah ban tersebut asli atau rekondisi. Ban asli yang masih bagus tidak memiliki bekas sambungan mencurigakan. Sebaliknya, ban rekondisi biasanya memperlihatkan bekas lem atau sambungan pada lapisan dalamnya.
5. Rasakan bobot ban
Ban rekondisi sering terasa lebih berat karena ditambah lapisan karet baru saat proses perbaikan. Jika membandingkan dua ban dengan ukuran sama, tapi bobotnya berbeda signifikan, kemungkinan salah satunya adalah ban rekondisi.
6. Harga yang ditawarkan
Harga ban bekas asli masih cenderung lebih tinggi karena kualitasnya lebih terjamin. Jika menemukan ban bekas dengan harga sangat murah, sebaiknya waspada karena ada kemungkinan ban tersebut hasil rekondisi yang disulap agar terlihat seperti baru.
Memilih ban bekas untuk mobil memang bisa jadi solusi hemat, namun tentunya tetap berisiko. Sedangkan ban baru mungkin akan lebih mahal, namun ban baru jelas menjamin keamanan, keselamatan, maupun kenyamanan saat berkendara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(PRI)