Jakarta: Mematikan mesin mobil sangatlah mudah. Namun, tahukah Anda mematikan mesin mobil rupanya tidak sembarangan? Ada cara yang harus dipahami para pengguna agar performa mesin dan aki mobil tetap terjaga dengan baik.
Biasanya, para pengguna hanya cukup memutar kontak kunci ke posisi OFF ketika mematikan mesin mobil tanpa memerhatikan hal-hal lain yang sebetulnya penting.
Berikut cara dan proses mematikan mesin mobil yang benar:
1. Tidak perlu menggeber gas sebelum dimatiin
Ada mitos menyebut jika ingin mematikan mesin, mobil perlu digas terlebih dulu agar kotoran karbon keluar. Bahkan, ada pula yang beranggapan hal tersebut perlu dilakukan agar akinya terisi.
Namun, hal tersebut tidak benar. Jika melakukan demikian, mesin mobil sebaliknya akan rusak. Sebab, ketika digas, RPM jadi tinggi sehingga mesin butuh pelumasan ekstra.
Kemudian, jika mesin dimatikan mendadak, oli di dalam mesin berkurang signifikan. Mesin mobil pun akan cepat aus.
Langkah yang tepat adalah mesin mobil harus dalam kondisi langsam, baru kemudian dimatikan.
2. Biarkan langsam sekitar 30-60 detik untuk mobil berteknologi turbo
Ada perbedaan cara mematikan mesin mobil berteknologi turbo. Para pengguna tidak boleh mematikan mobilnya langsung.
Putaran turbo pada mobil bisa mencapai 10 kali putaran mesin mobil Anda. Turbo bekerja dengan menggunakan pelumasan layaknya mesin pada umumnya.
Karena itu, mematikan mesin mendadak akan merusak turbo. Selain itu, suhu turbo akan menjadi sangat panas karena digerakkan gas buang. Perlu adanya sirkulasi oli ke turbo dahulu sebelum mematikan mesin untuk mendinginkan.
Baca: Bingung Bedain Oli Transmisi dan Oli Gardan Matic? Gini Caranya
3. Matikan audio, lampu, dan aksesoris lain
Tiga langkah ini mungkin terdengar sepele. Namun, tahukan langkah-langkah ini sangat penting.
Fungsinya agar mengurangi risiko aki soak. Selain itu, mematikan listrik pada aksesoris mobil juga baik untuk menghindari terjadinya konsleting listrik selama mobil tidak dipakai.
4. Matikan AC
Tak kalah penting adalah mematikan AC. Biasanya, AC menambah beban pada mesin mobil dan menghasilkan putaran mesin yang lebih tinggi.
Karena itu, penting untuk dimatikan terlebih dahulu. Mematikan AC juga bisa membuat usia akin lebih panjang.
5. Luruskan setir
Selanjutnya, meluruskan setir. Ini menjadi langkah penting, terutama bagi mobil Anda yang masih memiliki sistem power steering hidrolis.
Berhenti dalam kondisi setir berbelok menyebabkan beban tekanan oli hanya pada satu sisi saja. Apalagi jika dibiarkan dalam waktu lama, oli tidak akan tersirkulasi dan terus berada pada tekanan tinggi.
Akibatnya, mobil Anda akan mengalami seal power steering dan jalur oli jebol. Jika sampai rembes, akan menyebabkan susah belok.
6. Memasukkan gigi saat parkir di tanjakan atau turunan
Langkah ini penting untuk Anda yang menggunakan mobil manual. Sebaiknya, Anda memasukkan mobil ke gigi 1 ketika parkir di tanjakan dan gigi mundur ketika di turunan.
Tujuannya agar ada pengamanan ekstra selain rem parkir. Terkadang saat berhenti di turunan atau tanjakan yang curam, mobil masih berisiko melorot jika hanya memakai rem parkir.
Jakarta: Mematikan mesin
mobil sangatlah mudah. Namun, tahukah Anda mematikan
mesin mobil rupanya tidak sembarangan? Ada cara yang harus dipahami para pengguna agar performa mesin dan aki mobil tetap terjaga dengan baik.
Biasanya, para pengguna hanya cukup memutar kontak kunci ke posisi OFF ketika mematikan mesin mobil tanpa memerhatikan hal-hal lain yang sebetulnya penting.
Berikut cara dan proses mematikan mesin mobil yang benar:
1. Tidak perlu menggeber gas sebelum dimatiin
Ada mitos menyebut jika ingin mematikan mesin, mobil perlu digas terlebih dulu agar kotoran karbon keluar. Bahkan, ada pula yang beranggapan hal tersebut perlu dilakukan agar akinya terisi.
Namun, hal tersebut tidak benar. Jika melakukan demikian, mesin mobil sebaliknya akan rusak. Sebab, ketika digas, RPM jadi tinggi sehingga mesin butuh pelumasan ekstra.
Kemudian, jika mesin dimatikan mendadak, oli di dalam mesin berkurang signifikan. Mesin mobil pun akan cepat aus.
Langkah yang tepat adalah mesin mobil harus dalam kondisi langsam, baru kemudian dimatikan.
2. Biarkan langsam sekitar 30-60 detik untuk mobil berteknologi turbo
Ada perbedaan cara mematikan mesin mobil berteknologi turbo. Para pengguna tidak boleh mematikan mobilnya langsung.
Putaran turbo pada mobil bisa mencapai 10 kali putaran mesin mobil Anda. Turbo bekerja dengan menggunakan pelumasan layaknya mesin pada umumnya.
Karena itu, mematikan mesin mendadak akan merusak turbo. Selain itu, suhu turbo akan menjadi sangat panas karena digerakkan gas buang. Perlu adanya sirkulasi oli ke turbo dahulu sebelum mematikan mesin untuk mendinginkan.
Baca:
Bingung Bedain Oli Transmisi dan Oli Gardan Matic? Gini Caranya
3. Matikan audio, lampu, dan aksesoris lain
Tiga langkah ini mungkin terdengar sepele. Namun, tahukan langkah-langkah ini sangat penting.
Fungsinya agar mengurangi risiko aki soak. Selain itu, mematikan listrik pada aksesoris mobil juga baik untuk menghindari terjadinya konsleting listrik selama mobil tidak dipakai.
4. Matikan AC
Tak kalah penting adalah mematikan AC. Biasanya, AC menambah beban pada mesin mobil dan menghasilkan putaran mesin yang lebih tinggi.
Karena itu, penting untuk dimatikan terlebih dahulu. Mematikan AC juga bisa membuat usia akin lebih panjang.
5. Luruskan setir
Selanjutnya, meluruskan setir. Ini menjadi langkah penting, terutama bagi mobil Anda yang masih memiliki sistem power steering hidrolis.
Berhenti dalam kondisi setir berbelok menyebabkan beban tekanan oli hanya pada satu sisi saja. Apalagi jika dibiarkan dalam waktu lama, oli tidak akan tersirkulasi dan terus berada pada tekanan tinggi.
Akibatnya, mobil Anda akan mengalami seal power steering dan jalur oli jebol. Jika sampai rembes, akan menyebabkan susah belok.
6. Memasukkan gigi saat parkir di tanjakan atau turunan
Langkah ini penting untuk Anda yang menggunakan mobil manual. Sebaiknya, Anda memasukkan mobil ke gigi 1 ketika parkir di tanjakan dan gigi mundur ketika di turunan.
Tujuannya agar ada pengamanan ekstra selain rem parkir. Terkadang saat berhenti di turunan atau tanjakan yang curam, mobil masih berisiko melorot jika hanya memakai rem parkir.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id(PAT)