medcom.id: KTM bukan pemain baru di ajang balap MotoGP. Lantaran telah lama juga mereka menjadi pemasok motor untuk kelas beginer GP125 dan GP250 sejak tahun 2003. Bahkan pernah memulai proyek besar di kelas MotoGP tahun 2005.
Namun sekarang manufaktur asal Austria itu kembali melirik kelas MotoGP lantaran tergiur dengan regulasi dan sisi bisnis yang bisa bakal menguntungkan. Ketertarikan untuk ikut di kelas MotoGP juga tidak terlepas dari target utama mereka dalam memasarkan motor baru di kelas sport.
"Tahun 2016 nanti, perubahan regulasi di MotoGP cukup besar. Dimana penggunaan sistem elektronik akan disamakan. Suzuki dan Aprilia sudah menyatakan diri untuk kembali ke MotoGP dan kami pun siap untuk melakukan hal yang sama," jelas Stefan Pierer, selaku CEO KTM.
Menurut pengakuan Pierer melalui Speed Week pekan lalu, bahwa KTM sudah menyiapkan timeline pematangan untuk ikut serta di MotoGP 2017. Diawali pada desain mesin dan motor, kemudian akan melalui pengetesan perdana di atasi mesin dyno pada Mei 2015, lalu membuat paket motor yang lengkap di akhir 2015.
Tahun 2016 awal, akan jadi momen bagi KTM untuk melengkapi kekurangan dari motor tersebut dan meneruskan riset. Kemungkinan besar mereka akan ambil bagian pada beberapa seri dengan lisensi wild card di paruh kedua MotoGP 2016. Cara ini mereka lakukan untuk melihat ketertarikan tim yang akan menggunakan motor mereka nanti.
Kabarnya motor yang akan mereka pasok nantinya dinamakan dengan RC16. Motor ini nantinya akan memiliki kapasitas 1,000 cc dengna konfigurasi mesin V4 dan mampu menyemburkan lebih dari 200 daya kuda. Harganya akan mengikuti regulasi di MotoGP yaitu dibawah 1 juta euro (Rp. 15,6 miliar).
Sementara untuk varian produk massalnya, bakal dijual diantara rentang harga 150 ribu euro - 200 ribu euro (Rp. 2,3 miliar - Rp. 3,1 miliar) per unit. Sayangnya Pierer tidak mengatakan bakal membawa tim sendiri. Artinya keberadaan mereka di kelas MotoGP sama halnya dengan Kawasaki dan BMW. Hanya memasok motor dan mesin saja. Sangat disayangkan!
medcom.id: KTM bukan pemain baru di ajang balap MotoGP. Lantaran telah lama juga mereka menjadi pemasok motor untuk kelas beginer GP125 dan GP250 sejak tahun 2003. Bahkan pernah memulai proyek besar di kelas MotoGP tahun 2005.
Namun sekarang manufaktur asal Austria itu kembali melirik kelas MotoGP lantaran tergiur dengan regulasi dan sisi bisnis yang bisa bakal menguntungkan. Ketertarikan untuk ikut di kelas MotoGP juga tidak terlepas dari target utama mereka dalam memasarkan motor baru di kelas
sport.
"Tahun 2016 nanti, perubahan regulasi di MotoGP cukup besar. Dimana penggunaan sistem elektronik akan disamakan. Suzuki dan Aprilia sudah menyatakan diri untuk kembali ke MotoGP dan kami pun siap untuk melakukan hal yang sama," jelas Stefan Pierer, selaku CEO KTM.
Menurut pengakuan Pierer melalui Speed Week pekan lalu, bahwa KTM sudah menyiapkan timeline pematangan untuk ikut serta di MotoGP 2017. Diawali pada desain mesin dan motor, kemudian akan melalui pengetesan perdana di atasi mesin
dyno pada Mei 2015, lalu membuat paket motor yang lengkap di akhir 2015.
Tahun 2016 awal, akan jadi momen bagi KTM untuk melengkapi kekurangan dari motor tersebut dan meneruskan riset. Kemungkinan besar mereka akan ambil bagian pada beberapa seri dengan lisensi
wild card di paruh kedua MotoGP 2016. Cara ini mereka lakukan untuk melihat ketertarikan tim yang akan menggunakan motor mereka nanti.
Kabarnya motor yang akan mereka pasok nantinya dinamakan dengan RC16. Motor ini nantinya akan memiliki kapasitas 1,000 cc dengna konfigurasi mesin V4 dan mampu menyemburkan lebih dari 200 daya kuda. Harganya akan mengikuti regulasi di MotoGP yaitu dibawah 1 juta euro (Rp. 15,6 miliar).
Sementara untuk varian produk massalnya, bakal dijual diantara rentang harga 150 ribu euro - 200 ribu euro (Rp. 2,3 miliar - Rp. 3,1 miliar) per unit. Sayangnya Pierer tidak mengatakan bakal membawa tim sendiri. Artinya keberadaan mereka di kelas MotoGP sama halnya dengan Kawasaki dan BMW. Hanya memasok motor dan mesin saja. Sangat disayangkan!
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)