Jakarta: Helm jadi salah satu piranti yang wajib digunakan saat berkendara dengan sepeda motor. Bukan karena peraturan yang mewajibkan, tapi seharusnya lebih pada kesadaran akan keselamatan diri sendiri.
Terlebih ada aturan yang sudah melarang penggunaan helm yang tidak sesuai dengan standar nasional Indonesia (SNI) untuk beredar di pasaran. Lantaran banyak kecelakaan yang disebabkan para pengendara motor mengalami cedera parah di kepala. Tapi tahukah Anda bahwa bagian yang paling riskan saat kepala terbentur keras?
CEO PT Tara Group (produsen helm KYT), Henry Tedjakusuma Henry mengatakan, bahwa persentasi kekuatan helm itu, paling tinggi terdapat di bagian pelipis 50 persen, kemudian bagian dahi 10 persen, bagian atas 10 persen, bagian belakang 10 persen, visor 10 persen dan dagu serta pengikat bentuk D-ring 10 persen.
Helm pun terdiri atas sejumlah bagian, sehingga membentuk helm yang utuh. Dirilis Cycleworld berdasarkan buku dari The Total Motorcycling Manual, inilah anatomi helm.
1. Protective visor atau dikenal juga kaca helm bertugas melindungi mata dan wajah dari angin, panas hingga debu. Meski begitu, kaca juga mampu mereduksi suara angin yang bisa mengganggu saat berkendara.
2. Hard outer shell atau batok paling luar yang keras, terbuat dari berbagai jenis bahan, mulai dari plastik, kevlar, fiberglass hingga serat karbon. Jika batok ini pecah, maka bagian-bagian helm dibawahnya akan rusak dan kepala bisa cidera.
3. Impact absorbing liner, salah satu bagian helm yang sebenarnya tidak terlihat, posisinya diapit batok dan soft liner. Terbuat dari polystyrene atau polypropylene (EPS) yang punya tugas mereduksi energi benturan. Jangan pernah menggunakan kembali liner yang sudah rusak.
4. Comfort liner, inilah bagian yang bersentuhan dengan kulit wajah dan rambut Anda. Bagian ini terbuat dari bahan yang lembut dan umumnya bisa dilepas untuk dicuci dan dibersihkan.
5. Airflow vents atau ventilasi udara, bayangkan jika helm tanpa ventilasi udara. Penggunanya akan tidak nyaman, dan gerah. Desain ventilasi terbaik ada tiga posisi, depan helm dekat mulut, di atas dekat alis dan belakang untuk alliran udara keluar.
6. Chin bar atau pelindung dagu hanya terdapat pada jenis helm full face. Itulah kenapa helm full face mampu melindungi seluruh area wajah.
7. Retention system atau tali pengikat, umumnya tali terbuat dari bahan nylon. Mode pengikatnya ada quick buckle model klik, atau yang paling kuat D-ring.Mengenal anatomi helm. Medcom.id
8. Standar helm, sebenarnya ini tambahan saja. Helm berkualitas pasti memiliki standar keselamatan, seperti DOT untuk Amerika, Snell yang lebih baik dari DOT, lalu Eropa berstandar ECE. Di Indonesia sendir mewajibkan standar SNI diluar standar-standar tadi.
Jakarta: Helm jadi salah satu piranti yang wajib digunakan saat berkendara dengan sepeda motor. Bukan karena peraturan yang mewajibkan, tapi seharusnya lebih pada kesadaran akan keselamatan diri sendiri.
Terlebih ada aturan yang sudah melarang penggunaan helm yang tidak sesuai dengan standar nasional Indonesia (SNI) untuk beredar di pasaran. Lantaran banyak kecelakaan yang disebabkan para pengendara motor mengalami cedera parah di kepala. Tapi tahukah Anda bahwa bagian yang paling riskan saat kepala terbentur keras?
CEO PT Tara Group (produsen helm KYT), Henry Tedjakusuma Henry mengatakan, bahwa persentasi kekuatan helm itu, paling tinggi terdapat di bagian pelipis 50 persen, kemudian bagian dahi 10 persen, bagian atas 10 persen, bagian belakang 10 persen, visor 10 persen dan dagu serta pengikat bentuk D-ring 10 persen.
Helm pun terdiri atas sejumlah bagian, sehingga membentuk helm yang utuh. Dirilis Cycleworld berdasarkan buku dari The Total Motorcycling Manual, inilah anatomi helm.
1. Protective visor atau dikenal juga kaca helm bertugas melindungi mata dan wajah dari angin, panas hingga debu. Meski begitu, kaca juga mampu mereduksi suara angin yang bisa mengganggu saat berkendara.
2. Hard outer shell atau batok paling luar yang keras, terbuat dari berbagai jenis bahan, mulai dari plastik, kevlar, fiberglass hingga serat karbon. Jika batok ini pecah, maka bagian-bagian helm dibawahnya akan rusak dan kepala bisa cidera.
3. Impact absorbing liner, salah satu bagian helm yang sebenarnya tidak terlihat, posisinya diapit batok dan soft liner. Terbuat dari polystyrene atau polypropylene (EPS) yang punya tugas mereduksi energi benturan. Jangan pernah menggunakan kembali liner yang sudah rusak.

4. Comfort liner, inilah bagian yang bersentuhan dengan kulit wajah dan rambut Anda. Bagian ini terbuat dari bahan yang lembut dan umumnya bisa dilepas untuk dicuci dan dibersihkan.
5. Airflow vents atau ventilasi udara, bayangkan jika helm tanpa ventilasi udara. Penggunanya akan tidak nyaman, dan gerah. Desain ventilasi terbaik ada tiga posisi, depan helm dekat mulut, di atas dekat alis dan belakang untuk alliran udara keluar.
6. Chin bar atau pelindung dagu hanya terdapat pada jenis helm full face. Itulah kenapa helm full face mampu melindungi seluruh area wajah.
7. Retention system atau tali pengikat, umumnya tali terbuat dari bahan nylon. Mode pengikatnya ada quick buckle model klik, atau yang paling kuat D-ring.
Mengenal anatomi helm. Medcom.id
8. Standar helm, sebenarnya ini tambahan saja. Helm berkualitas pasti memiliki standar keselamatan, seperti DOT untuk Amerika, Snell yang lebih baik dari DOT, lalu Eropa berstandar ECE. Di Indonesia sendir mewajibkan standar SNI diluar standar-standar tadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)