Thailand: Duo srikandi Indonesia tampak ceria setelah melewati etape spesial pertama atau special stage (SS1). Wajah yang sudah tak lagi bersih karena cipratan lumpur, tak mengurangi kegembiraan mereka. Etape ini berjarak total 197 kilometer dan menyajikan permukaan jalan berlumpur, kubangan hingga genangan air dan pasir.
Di kategori motor, secara teknis kedua pereli perempuan muda itu tak menemui kendala berarti. Cuma ada beberapa kejutan kecil ketika mereka sedang berada dalam posisi mengikuti pereli lainnya.
“Kami sempat disalip mobil. Tapi ketika kami mengikuti mobil tersebut, tiba-tiba mobilnya masuk lobang,“ jelas Ayu Windari. Sedangkan menurut Irma Ferdiana, pembacaan road book harus disesuaikan dengan jarak motor. “Kadang kita sempat kehilangan arah dengan tikungan itu beda cuma lima meter. Jadi lima meter kedepan itu jalan yang benar, tapi kita belok lima meter sebelumnya.”
Meski ada beberapa drama ringan yang mereka rasakan di etape perdana ini, namun keduanya mengaku tak mengalami kendala apapun terhadap mesin, suspensi ataupun pengereman. Sayang, waktu mereka cukup jauh dari pereli tercepat, ditambah lagi penalti waktu sebanyak 19 menit. Hingga berita ini diturunkan, belum ada konfirmasi soal masalah tersebut.
Masalah parah justru dirasakan tim Cambodia Dara Motorcycle Top 1, So Khunvirak mengalami masalah di alat navigasinya. Dia tampak bingung menghubungi seseorang untuk mengatasi permasalahannya.
Di kelas mobil, Memen Harianto sempat menyalip 5 mobil pesaing yang berada di depannya. Namun nahas menimpa ketika mounting bypass shockbreker belakang patah di KM140 dan harus melanjutkan sisa SS1 tanpa shockbreker yang sempurna. Dengan semangat yang tinggi, Memen dan kedua co-drivernya berhasil finis menyelesaikan SS1.
Thailand: Duo srikandi Indonesia tampak ceria setelah melewati etape spesial pertama atau special stage (SS1). Wajah yang sudah tak lagi bersih karena cipratan lumpur, tak mengurangi kegembiraan mereka. Etape ini berjarak total 197 kilometer dan menyajikan permukaan jalan berlumpur, kubangan hingga genangan air dan pasir.
Di kategori motor, secara teknis kedua pereli perempuan muda itu tak menemui kendala berarti. Cuma ada beberapa kejutan kecil ketika mereka sedang berada dalam posisi mengikuti pereli lainnya.

“Kami sempat disalip mobil. Tapi ketika kami mengikuti mobil tersebut, tiba-tiba mobilnya masuk lobang,“ jelas Ayu Windari. Sedangkan menurut Irma Ferdiana, pembacaan road book harus disesuaikan dengan jarak motor. “Kadang kita sempat kehilangan arah dengan tikungan itu beda cuma lima meter. Jadi lima meter kedepan itu jalan yang benar, tapi kita belok lima meter sebelumnya.”
Meski ada beberapa drama ringan yang mereka rasakan di etape perdana ini, namun keduanya mengaku tak mengalami kendala apapun terhadap mesin, suspensi ataupun pengereman. Sayang, waktu mereka cukup jauh dari pereli tercepat, ditambah lagi penalti waktu sebanyak 19 menit. Hingga berita ini diturunkan, belum ada konfirmasi soal masalah tersebut.

Masalah parah justru dirasakan tim Cambodia Dara Motorcycle Top 1, So Khunvirak mengalami masalah di alat navigasinya. Dia tampak bingung menghubungi seseorang untuk mengatasi permasalahannya.

Di kelas mobil, Memen Harianto sempat menyalip 5 mobil pesaing yang berada di depannya. Namun nahas menimpa ketika
mounting bypass shockbreker belakang patah di KM140 dan harus melanjutkan sisa SS1 tanpa
shockbreker yang sempurna. Dengan semangat yang tinggi, Memen dan kedua co-drivernya berhasil finis menyelesaikan SS1.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)