Jakarta: Jagad otomotif kini sedang ramai membahas rangka enhanced Smart Architecture Frame (eSAF) Honda. Pihak pabrikan menyebutkan bercak kuning yang ada di rangka tersebut merupakan silikat, bukan karat seperti yang diduga oleh masyarakat.
Lantas apakah Silikat tersebut? Guru Besar Teknik Metalurgi Institut Teknologi Bandung (ITB), Syoni Soepriyanto, menjelaskan silikat merupakan senyawa kimia yang berbeda dengan karat. Silikat/silika memiliki unsur kimia Si02, sedangkan karat memiliki unsur Fe2O3.XH2O.
"Silikon ini awalnya ada di elektrode las, las itu kan pakai kayak batang kecil gitu ditempelkan di tempat lasnya. Itu mengandung silikon. Saat di las itu, dia menyatu dengan logam las-lasannya. Jadi kalau motor ini kan kasusnya rangka," buka Syoni kepada medcom.id
"Nah dia (silikon) masuk ke rangkanya, di bagian las-lasan untuk membentuk satu senyawa kuat, yah terutama dengan besi. Tapi mungkin sebagian dari silikon itu teroksidasi oleh udara. Jadi ada udara di sekitar pengelasan, dan enggak bisa dihindari itu, masuk ke silikonnya kena oksidasi udara, terus ada unsur-unsur lain yang membentuk senyawa silikat," jelas Syoni.
Menurutnya untuk lebih memeriksa silikat tersebut, harus di cek lebih lanjut dengan sinar X-Ray.
Namun apa bila itu benar silikat, maka secara teoritis, setelah pengelasan maka perlu dibersihkan silikat tersebut. Biasanya menggunakan sikat atau menggunakan teknik sandblasting.
“Nah, pakai sendblasting terus hilang, baru di-coating. Nah, di-coating itu perlu. Saya tidak tahu di-coating enggak, beritanya sih di-coating," ucap Syoni.
Syoni menjelaskan secara teoritis, apabila silikat tidak dibersihkan maka akan menutupi permukaan besi yang tidak ter-coating. "Tidak ter-coating. Jadi itu kena air, kena kotoran yang mengandung air, nempel, lama-lama bisa terjadi korosi,” beber Syoni.
Jakarta: Jagad otomotif kini sedang ramai membahas rangka enhanced Smart Architecture Frame (eSAF) Honda. Pihak pabrikan menyebutkan bercak kuning yang ada di rangka tersebut merupakan silikat, bukan karat seperti yang diduga oleh masyarakat.
Lantas apakah Silikat tersebut? Guru Besar Teknik Metalurgi Institut Teknologi Bandung (ITB), Syoni Soepriyanto, menjelaskan silikat merupakan senyawa kimia yang berbeda dengan karat. Silikat/silika memiliki unsur kimia Si02, sedangkan karat memiliki unsur Fe2O3.XH2O.
"Silikon ini awalnya ada di elektrode las, las itu kan pakai kayak batang kecil gitu ditempelkan di tempat lasnya. Itu mengandung silikon. Saat di las itu, dia menyatu dengan logam las-lasannya. Jadi kalau motor ini kan kasusnya rangka," buka Syoni kepada medcom.id
"Nah dia (silikon) masuk ke rangkanya, di bagian las-lasan untuk membentuk satu senyawa kuat, yah terutama dengan besi. Tapi mungkin sebagian dari silikon itu teroksidasi oleh udara. Jadi ada udara di sekitar pengelasan, dan enggak bisa dihindari itu, masuk ke silikonnya kena oksidasi udara, terus ada unsur-unsur lain yang membentuk senyawa silikat," jelas Syoni.
Menurutnya untuk lebih memeriksa silikat tersebut, harus di cek lebih lanjut dengan sinar X-Ray.
Namun apa bila itu benar silikat, maka secara teoritis, setelah pengelasan maka perlu dibersihkan silikat tersebut. Biasanya menggunakan sikat atau menggunakan teknik sandblasting.
“Nah, pakai sendblasting terus hilang, baru di-coating. Nah, di-coating itu perlu. Saya tidak tahu di-coating enggak, beritanya sih di-coating," ucap Syoni.
Syoni menjelaskan secara teoritis, apabila silikat tidak dibersihkan maka akan menutupi permukaan besi yang tidak ter-coating. "Tidak ter-coating. Jadi itu kena air, kena kotoran yang mengandung air, nempel, lama-lama bisa terjadi korosi,” beber Syoni.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)