medcom.id, Bogor: Suzuki melanjutkan tantangan untuk produk barunya All New Satria F150. Masih menggunakan metode drag race, kali ini bebek sport 150 cc tersebut akan menantang akselerasi motor yang punya kapasitas mesin lebih besar.
Hal ini dilakukan untuk memberikan gambaran akselerasi jagoan baru Suzuki itu. Anak muda yang jadi target market mereka disebut menyukai tantangan dan tak monoton menerima produk begitu saja. Namun mereka menghendaki sesuatu yang lebih dan lebih lagi.
"Setelah sukses dengan Satria tantangan tujuh detik, yang terakhir tembus di bawah enam detik di Aceh, kali ini kami coba lawan dengan motor berkapasitas di atasnya. Ada 250 cc dan 1.000 cc yang kami persiapkan," papar Department Head Sales & Marketing 2W Suzuki, Yohan Yahya pada Senin (4/4/2016) di Sentul.
Yohan melanjutkan, karena motor ini penggunaannya daily use di perkotaan yang 100-200 meter sudah harus ngerem, jadi ingin melihat sejauh mana kekuatan akselerasinya. "Bukan berarti harus mengalahkan tapi bagaimana motor ini bisa mengimbangi akselerasi motor yang lebih besar," paparnya.
Total trek yang dipakai adalah 201 meter, namun ada empat sensor kecepatan dititik 25 meter, 50 meter, 100 meter dan 201 meter untuk membandingkan data di tiap sektornya.
medcom.id, Bogor: Suzuki melanjutkan tantangan untuk produk barunya All New Satria F150. Masih menggunakan metode
drag race, kali ini bebek sport 150 cc tersebut akan menantang akselerasi motor yang punya kapasitas mesin lebih besar.
Hal ini dilakukan untuk memberikan gambaran akselerasi jagoan baru Suzuki itu. Anak muda yang jadi target market mereka disebut menyukai tantangan dan tak monoton menerima produk begitu saja. Namun mereka menghendaki sesuatu yang lebih dan lebih lagi.
"Setelah sukses dengan Satria tantangan tujuh detik, yang terakhir tembus di bawah enam detik di Aceh, kali ini kami coba lawan dengan motor berkapasitas di atasnya. Ada 250 cc dan 1.000 cc yang kami persiapkan," papar Department Head Sales & Marketing 2W Suzuki, Yohan Yahya pada Senin (4/4/2016) di Sentul.
Yohan melanjutkan, karena motor ini penggunaannya
daily use di perkotaan yang 100-200 meter sudah harus
ngerem, jadi ingin melihat sejauh mana kekuatan akselerasinya. "Bukan berarti harus mengalahkan tapi bagaimana motor ini bisa mengimbangi akselerasi motor yang lebih besar," paparnya.
Total trek yang dipakai adalah 201 meter, namun ada empat sensor kecepatan dititik 25 meter, 50 meter, 100 meter dan 201 meter untuk membandingkan data di tiap sektornya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)
