Jakarta: Pemerintah sudah memberikan insentif kepada masyarakat berupa subsidi sebesar Rp7 juta untuk pembelian motor listrik. Sayangnya, kuda besi tanpa bensin ini masih belum dapat diterima dengan baik oleh masyarakat Indonesia.
“Seperti yang kita lihat insentif bantuan pemerintah Rp7 juta untuk sepeda motor, tapi belum terlihat maksimum serapannya. Ini kan ada apa ya?,” ujar Ketua Umum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo), Moeldoko, pada Senin (22-4-2024) di Kemayoran Jakarta.
Pria yang juga menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan itu melihat ada beberapa alasan motor listrik belum diterima masyarakat Indonesia. Mulai dari daya jangkauan yang masih terlalu dekat, tarikan yang kurang responsif hingga harga yang masih terlalu mahal.
Sehingga perlu dilakukan kajian perihal respon dari masyarakat dari tahun ke tahun. “Isu ini, lambat laun akan terpecahkan secara alamiah, baik chraging station akan lebih cepat, jarak yang lebih jauh, harga lebih murah. Ini kan sebenarnya yang menjadi keinginan masyarakat,” ujar dia.
Mobil Listrik dapat Diterima dengan Baik
Nasib berbeda justru ditunjukan oleh mobil lisrik. Penerimaan masyarakat terhadap mobil listrik jauh lebih baik sejauh ini.
"Kalau mobil sudah ada gerakan yang mulai masif dan itu bisa menjadi indikasi positif. Masyarakat sebenarnya menunggu varian yang lebih banyak dan juga jarak yang jauh serta harganya murah,” jelas dia.
Berdasarkan Gaikindo penjualan kendaraan roda empat berbasis baterai memang menunjukkan catatan yang positif di kuartal pertama tahun ini. Pada kuartal pertama tahun 2024, terdapat kenaikan sebanyak 18.301 unit atau 118,25 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya berhasil tercatat 8.385 unit untuk wholesales.
Dari data tersebut, kendaraan berteknologi baterai elektrik sebanyak 5.023 unit naik 27,44 persen, hybrid berhasil mencatat kenaikan sekitar 13.261 unit atau meningkat sebesar 72,46 persen dan plug-in hybrid sebanyak 17 unit meningkat sebesar 0.09 persen.
Jakarta: Pemerintah sudah memberikan
insentif kepada masyarakat berupa subsidi sebesar Rp7 juta untuk pembelian
motor listrik. Sayangnya, kuda besi tanpa bensin ini masih belum dapat diterima dengan baik oleh masyarakat Indonesia.
“Seperti yang kita lihat insentif bantuan pemerintah Rp7 juta untuk sepeda motor, tapi belum terlihat maksimum serapannya. Ini kan ada apa ya?,” ujar Ketua Umum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo), Moeldoko, pada Senin (22-4-2024) di Kemayoran Jakarta.
Pria yang juga menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan itu melihat ada beberapa alasan motor listrik belum diterima masyarakat Indonesia. Mulai dari daya jangkauan yang masih terlalu dekat, tarikan yang kurang responsif hingga harga yang masih terlalu mahal.
Sehingga perlu dilakukan kajian perihal respon dari masyarakat dari tahun ke tahun. “Isu ini, lambat laun akan terpecahkan secara alamiah, baik chraging station akan lebih cepat, jarak yang lebih jauh, harga lebih murah. Ini kan sebenarnya yang menjadi keinginan masyarakat,” ujar dia.
Mobil Listrik dapat Diterima dengan Baik
Nasib berbeda justru ditunjukan oleh mobil lisrik. Penerimaan masyarakat terhadap mobil listrik jauh lebih baik sejauh ini.
"Kalau mobil sudah ada gerakan yang mulai masif dan itu bisa menjadi indikasi positif. Masyarakat sebenarnya menunggu varian yang lebih banyak dan juga jarak yang jauh serta harganya murah,” jelas dia.
Berdasarkan Gaikindo penjualan kendaraan roda empat berbasis baterai memang menunjukkan catatan yang positif di kuartal pertama tahun ini. Pada kuartal pertama tahun 2024, terdapat kenaikan sebanyak 18.301 unit atau 118,25 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya berhasil tercatat 8.385 unit untuk wholesales.
Dari data tersebut, kendaraan berteknologi baterai elektrik sebanyak 5.023 unit naik 27,44 persen, hybrid berhasil mencatat kenaikan sekitar 13.261 unit atau meningkat sebesar 72,46 persen dan plug-in hybrid sebanyak 17 unit meningkat sebesar 0.09 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)