Mandalika – Gelaran Asia Road Racing Championship (ARRC) 2024 Seri 4 berlangsung di Sirkuit Internasional Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat, Jumat – Minggu, 26 – 28 Juli 2024. Setelah sebelumnya sukses terselenggara di Sirkuit Motegi, Jepang, 7 – 9 Juni 2024.
Pertarungan di ajang balap level Asia ini kian sengit. Lantaran berlakunya regulasi pengurangan RPM bagi pembalap posisi 1 sampai 5, yang memiliki raihan poin terlalu jauh dengan pembalap posisi 6 ke atas.
Artinya pembalap posisi 1 sampai 5, ketika di klasemen sementara mendapat hasil lebih dari 25 poin dibandingkan pembalap posisi 6 ke atas pada seri sebelumnya, akan mendapat pengurangan poin 200 RPM pada seri berikutnya.
Kiranya regulasi pengurangan RPM ini cukup mengganggu skuad Astra Honda Racing Team (AHRT) yang pada seri tahun lalu mengantongi prestasi menggembirakan. Seperti dirasakan Herjun Atna Firdaus yang turun di Kelas AP250.
Melakoni sesi kualifikasi, Herjun mengaku berat dengan adanya regulasi baru pemangkasan RPM ini. Dia merasakan akselerasi motornya berkurang jauh, dari yang 13.500 RPM terpangkas 200 menjadi 13.300 RPM.
“Exit corner (keluar tikungan) terasa karena harus memakai sprocket ratio yang lebih kecil, untuk mengejar biar tidak limiter di putaran atasnya. Namun dengan begitu motor relatif lebih slow, exit corner jadi tidak responsif,” keluhnya.
Sayangnya, lanjut Herjun, itu menjadi solusi dalam menghadapi regulasi ini, harus mengorbankan putaran bawah pada motornya. Untuk race nanti, kata Herjun, akan tetap dia jaga setingan kualifikasi ini. “Pada kualifikasi ini saya tidak dapat momen, karena banyak rider yang juga melambat. Nanti di race mungkin akan lain cerita,” jelasnya berharap.
Sementara M. Kiandra Ramadhipa yang juga bertarung di kelas AP250 memperkuat apa yang dijelaskan Herjun. Regulasi ini juga dirasakannya cukup berat. Dia akui kalau mereka harus mengorbankan sprocket ratio, sehingga power bawahnya menjadi kurang.
“Tapi saya berjanji di balap nanti akan berusaha sangat keras, bertarung untuk podium di Race satu nanti,” tandasnya. Walaupun bobot tubuhnya lebih ringan dibandingkan Herjun, dia terasa diuntungkan di putaran atas. Namun menurutnya tetap saja ketinggalan di putaran bawah. Mulai balapan dari start ke-6, dia tetap berusaha untuk beraksi lebih baik di Mandalika ini, demi mengejar podium.
Perubahan Regulasi cc Lebih Besar dan Pemangkasan RPM
Menyikapi kondisi tersebut, Manager Motorsport Dept. PT Astra Honda Motor (AHM) Rizky Christianto mengatakan perubahan regulasi terjadi pada ARRC 2023. Dimana banyak orang menilai Astra Honda terlalu dominan pada saat itu. Sampai akhirnya di final kejuaraan menempati posisi 1, 2 dan 3.
“Walaupun beberapa kali saya sempat memberikan alasan, menang itu bukan hanya performa motornya, melainkan kerja sama tim. Makanya namanya Racing Team. Rider yang bisa membawa motor kencang itu juga menjadi salah satu faktor untuk bisa menang,” tukasnya.
Rizky juga tidak mengerti, apakah FIM Asia punya pertimbangan entertainment, politik atau alasan lain. Namun yang pasti regulasi 2024 ini, mengenai pemangkasan RPM dan penggunaan motor baru yang cc-nya jauh lebih besar oleh tim merek lain, cukup merugikan Honda.
“Riil cc mereka sekarang 321cc, sedangkan kami (Honda CBR) riil cc-nya hanya 249 koma sekian. Ini sudah jauh perbedaannya. Ada juga (tim merek lainnya) yang memakai 4-silinder. Walaupun beberapa adjustment kami lakukan di RPM maupun di bobot. Hanya ubahan regulasi 321 cc ini cukup berat buat kami,” paparnya.
Kendati demikian, lanjut Rizky semua halangan-halangan tadi AHRT anggap sebagai tantangan untuk bisa tetap peform. “Mau tidak mau kami akan tetap mengikuti regulasi. Namun nantinya kami akan adjust, di internal kami,” pungkasnya. (Autogear.id-ALUN)
Mandalika – Gelaran Asia Road Racing Championship (ARRC) 2024 Seri 4 berlangsung di Sirkuit Internasional Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat, Jumat – Minggu, 26 – 28 Juli 2024. Setelah sebelumnya sukses terselenggara di Sirkuit Motegi, Jepang, 7 – 9 Juni 2024.
Pertarungan di ajang balap level Asia ini kian sengit. Lantaran berlakunya regulasi pengurangan RPM bagi pembalap posisi 1 sampai 5, yang memiliki raihan poin terlalu jauh dengan pembalap posisi 6 ke atas.
Artinya pembalap posisi 1 sampai 5, ketika di klasemen sementara mendapat hasil lebih dari 25 poin dibandingkan pembalap posisi 6 ke atas pada seri sebelumnya, akan mendapat pengurangan poin 200 RPM pada seri berikutnya.
Kiranya regulasi pengurangan RPM ini cukup mengganggu skuad Astra Honda Racing Team (AHRT) yang pada seri tahun lalu mengantongi prestasi menggembirakan. Seperti dirasakan Herjun Atna Firdaus yang turun di Kelas AP250.
Melakoni sesi kualifikasi, Herjun mengaku berat dengan adanya regulasi baru pemangkasan RPM ini. Dia merasakan akselerasi motornya berkurang jauh, dari yang 13.500 RPM terpangkas 200 menjadi 13.300 RPM.
“Exit corner (keluar tikungan) terasa karena harus memakai sprocket ratio yang lebih kecil, untuk mengejar biar tidak limiter di putaran atasnya. Namun dengan begitu motor relatif lebih slow, exit corner jadi tidak responsif,” keluhnya.
Sayangnya, lanjut Herjun, itu menjadi solusi dalam menghadapi regulasi ini, harus mengorbankan putaran bawah pada motornya. Untuk race nanti, kata Herjun, akan tetap dia jaga setingan kualifikasi ini. “Pada kualifikasi ini saya tidak dapat momen, karena banyak rider yang juga melambat. Nanti di race mungkin akan lain cerita,” jelasnya berharap.
Sementara M. Kiandra Ramadhipa yang juga bertarung di kelas AP250 memperkuat apa yang dijelaskan Herjun. Regulasi ini juga dirasakannya cukup berat. Dia akui kalau mereka harus mengorbankan sprocket ratio, sehingga power bawahnya menjadi kurang.
“Tapi saya berjanji di balap nanti akan berusaha sangat keras, bertarung untuk podium di Race satu nanti,” tandasnya. Walaupun bobot tubuhnya lebih ringan dibandingkan Herjun, dia terasa diuntungkan di putaran atas. Namun menurutnya tetap saja ketinggalan di putaran bawah. Mulai balapan dari start ke-6, dia tetap berusaha untuk beraksi lebih baik di Mandalika ini, demi mengejar podium.
Perubahan Regulasi cc Lebih Besar dan Pemangkasan RPM
Menyikapi kondisi tersebut, Manager Motorsport Dept. PT Astra Honda Motor (AHM) Rizky Christianto mengatakan perubahan regulasi terjadi pada ARRC 2023. Dimana banyak orang menilai Astra Honda terlalu dominan pada saat itu. Sampai akhirnya di final kejuaraan menempati posisi 1, 2 dan 3.
“Walaupun beberapa kali saya sempat memberikan alasan, menang itu bukan hanya performa motornya, melainkan kerja sama tim. Makanya namanya Racing Team. Rider yang bisa membawa motor kencang itu juga menjadi salah satu faktor untuk bisa menang,” tukasnya.
Rizky juga tidak mengerti, apakah FIM Asia punya pertimbangan entertainment, politik atau alasan lain. Namun yang pasti regulasi 2024 ini, mengenai pemangkasan RPM dan penggunaan motor baru yang cc-nya jauh lebih besar oleh tim merek lain, cukup merugikan Honda.
“Riil cc mereka sekarang 321cc, sedangkan kami (Honda CBR) riil cc-nya hanya 249 koma sekian. Ini sudah jauh perbedaannya. Ada juga (tim merek lainnya) yang memakai 4-silinder. Walaupun beberapa adjustment kami lakukan di RPM maupun di bobot. Hanya ubahan regulasi 321 cc ini cukup berat buat kami,” paparnya.
Kendati demikian, lanjut Rizky semua halangan-halangan tadi AHRT anggap sebagai tantangan untuk bisa tetap peform. “Mau tidak mau kami akan tetap mengikuti regulasi. Namun nantinya kami akan adjust, di internal kami,” pungkasnya.
(Autogear.id-ALUN) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)