Jakarta: Regulasi penggunaan winglet atau yang saat ini diistilahkan dengan paket aerodinamika, membuat KTM yang baru saja meluncurkan timnya angkat bicara. Mereka sepakat tak menggunakan paket aerodinamika atau bentangan bodi membentuk sayap seperti winglet di bagian depan hingga ke fairing.
Komitmen mereka bahkan langsung terlihat di KTM RC16. Meski bentuk kepala fairing-nya lebih persegi, landai dan membentuk sudut agak tajam, namun tidak ada bentangan bagian fairing yang terlihat seperti sayap. Hal ini diakui oleh Manager Tim Red Bull KTM, Mike Leitner, sebagai salah satu kesengajaan.
Menurutnya seperti yang ditulis GPOne, mereka tak sepakat jika fairing model itu digunakan di balap MotoGP. Seperti tidak alami dan membuat pertarungan balap jadi tidak seru. Padahal regulator sempat menegaskan untuk tidak menggunakan sayap dalam bentuk apa pun, nyatanya tim bisa mengakali regulasi dengan membuat bentangan yang seolah-olah menjadi bagian dari fairing.
Fairing di tambahan di motor Yamaha yang diklaim membuat turbulensi aliran udara bagi pembalap di belakang yang tak karuan
"Kita lihat di ajang balap Formula One, mereka sudah meminimalkan penggunaan sayap yang terlalu kompleks. Tapi ada saja jalan untuk mengakalinya. Tapi di MotoGP regulasinya ya seperti sekarang ini dan kami harus paling tidak mengikuti apa yang ada," klaim Leitner.
Di MotoGP, penggunaan sistem aerodinamika ini, membuat aliran udara yang diolah sistem aerodinamika tersebut, punya turbulensi yang sangat besar di belakangnya. Sehingga pembalap yang ingin menyusup pembalap di depannya, menghadapi turbulensi udara dari yang tidak beraturan.
"Dari sisi safety atau keamanan pembalap, jelas ini sangat mengganggu. Risikonya sangat besar dan harus disepakati bahwa ini adalah sesuatu yang tidak tepat. Kemudian masalah lain adalah soal biaya yang bakal cukup tinggi. Ini adalah masalah yang kami hadapi sekarang."
Hal lain yang menjadi sorotan KTM adalah soal penggunaan sistem elektronik yang terlalu canggih. Menurutnya, perlu dilakukan pembatasan dan minimalisir peran perangkat tersebut. Tujuannya jelas, yaitu membuat kompetisi lebih baik. Para pembalap juga bisa lebih memperlihatkan skill ketimbang keahlian tim menggunakan sistem elektronifikasinya.
Korelasinya dengan motor produksi massal pun dinilai tak ada. Sehingga pengembangan yang dilakukan tim-tim balap tersebut dinilai terlalu berlebihan dan dinilai terlalu boros.
Jakarta: Regulasi penggunaan winglet atau yang saat ini diistilahkan dengan paket aerodinamika, membuat KTM yang baru saja meluncurkan timnya angkat bicara. Mereka sepakat tak menggunakan paket aerodinamika atau bentangan bodi membentuk sayap seperti winglet di bagian depan hingga ke fairing.
Komitmen mereka bahkan langsung terlihat di KTM RC16. Meski bentuk kepala fairing-nya lebih persegi, landai dan membentuk sudut agak tajam, namun tidak ada bentangan bagian fairing yang terlihat seperti sayap. Hal ini diakui oleh Manager Tim Red Bull KTM, Mike Leitner, sebagai salah satu kesengajaan.
Menurutnya seperti yang ditulis GPOne, mereka tak sepakat jika fairing model itu digunakan di balap MotoGP. Seperti tidak alami dan membuat pertarungan balap jadi tidak seru. Padahal regulator sempat menegaskan untuk tidak menggunakan sayap dalam bentuk apa pun, nyatanya tim bisa mengakali regulasi dengan membuat bentangan yang seolah-olah menjadi bagian dari
fairing.
Fairing di tambahan di motor Yamaha yang diklaim membuat turbulensi aliran udara bagi pembalap di belakang yang tak karuan
"Kita lihat di ajang balap Formula One, mereka sudah meminimalkan penggunaan sayap yang terlalu kompleks. Tapi ada saja jalan untuk mengakalinya. Tapi di MotoGP regulasinya ya seperti sekarang ini dan kami harus paling tidak mengikuti apa yang ada," klaim Leitner.
Di MotoGP, penggunaan sistem aerodinamika ini, membuat aliran udara yang diolah sistem aerodinamika tersebut, punya turbulensi yang sangat besar di belakangnya. Sehingga pembalap yang ingin menyusup pembalap di depannya, menghadapi turbulensi udara dari yang tidak beraturan.
"Dari sisi safety atau keamanan pembalap, jelas ini sangat mengganggu. Risikonya sangat besar dan harus disepakati bahwa ini adalah sesuatu yang tidak tepat. Kemudian masalah lain adalah soal biaya yang bakal cukup tinggi. Ini adalah masalah yang kami hadapi sekarang."
Hal lain yang menjadi sorotan KTM adalah soal penggunaan sistem elektronik yang terlalu canggih. Menurutnya, perlu dilakukan pembatasan dan minimalisir peran perangkat tersebut. Tujuannya jelas, yaitu membuat kompetisi lebih baik. Para pembalap juga bisa lebih memperlihatkan skill ketimbang keahlian tim menggunakan sistem elektronifikasinya.
Korelasinya dengan motor produksi massal pun dinilai tak ada. Sehingga pengembangan yang dilakukan tim-tim balap tersebut dinilai terlalu berlebihan dan dinilai terlalu boros.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)