Jakarta: Enea Bastianini menjadi kejutan di MotoGP Qatar 2022 setelah berhasil meraih podium pertama. Padahal, Bastianini menjalani seri pertama MotoGP 2022 bersama tim Gresini Racing yang menjadi tim debutan di tahun ini.
Bastianini sukses mengasapi Brad Binder dan Pol Espargaro dengan tunggangannya Ducati Desmosedici GP21. Kuda besi ini menunjukan kekuatannya di atas lintasan, termasuk ketika melewati Pol Espargaro.
Di antara 2 kaki Bastianini, terdapat mesin Desmodromic 1.000 cc V4 90 derajat berpendingin cairan DOHC empat katup per silinder. Sistem pembakarannya menggunakan teknologi indirect electronic injection dengan empat throttle body yang dioperasikan dengan ride by wire ganda.
Mesin ini kemudian dikombinasikan dengan Ducati Seamless Transmission. Alhasil, mesin ini sanggup menyediakan tenaga 250 daya kuda dan membawa Bastianini melesat hingga 350 kilometer per jam.
Di sektor pembuangan udaranya sudah didukung sistem knalpot dari Akrapovic. Kemudian untuk mesinnya mendapatkan asupan oli Shell Racing V-Power.
Pencapaian Bastianini ini juga turut membanggakan Indonesia karena di motor dan wearpack yang digunakan banyak disematkan merek-merek asal Indonesia. Sebut saja Federal Oil, Antangin, Wonderful Indonesia, hingga merek lainnya.
Selain itu, prestasi Bastianini juga menjadi pelepas dahaga bagi Gresini Racing Team. Tim ini terakhir meraih kemenangan di MotoGP pada 2006 dimana kala itu Toni Elias dan Marco Melandri yang saat itu masih mengusung nama tim Fortuna Honda.
Jakarta: Enea Bastianini menjadi kejutan di MotoGP Qatar 2022 setelah berhasil meraih podium pertama. Padahal, Bastianini menjalani seri pertama MotoGP 2022 bersama tim Gresini Racing yang menjadi tim debutan di tahun ini.
Bastianini sukses mengasapi Brad Binder dan Pol Espargaro dengan tunggangannya Ducati Desmosedici GP21. Kuda besi ini menunjukan kekuatannya di atas lintasan, termasuk ketika melewati Pol Espargaro.
Di antara 2 kaki Bastianini, terdapat mesin Desmodromic 1.000 cc V4 90 derajat berpendingin cairan DOHC empat katup per silinder. Sistem pembakarannya menggunakan teknologi indirect electronic injection dengan empat throttle body yang dioperasikan dengan ride by wire ganda.
Mesin ini kemudian dikombinasikan dengan Ducati Seamless Transmission. Alhasil, mesin ini sanggup menyediakan tenaga 250 daya kuda dan membawa Bastianini melesat hingga 350 kilometer per jam.
Di sektor pembuangan udaranya sudah didukung sistem knalpot dari Akrapovic. Kemudian untuk mesinnya mendapatkan asupan oli Shell Racing V-Power.
Pencapaian Bastianini ini juga turut membanggakan Indonesia karena di motor dan wearpack yang digunakan banyak disematkan merek-merek asal Indonesia. Sebut saja Federal Oil, Antangin, Wonderful Indonesia, hingga merek lainnya.
Selain itu, prestasi Bastianini juga menjadi pelepas dahaga bagi Gresini Racing Team. Tim ini terakhir meraih kemenangan di MotoGP pada 2006 dimana kala itu Toni Elias dan Marco Melandri yang saat itu masih mengusung nama tim Fortuna Honda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ERA)