Jakarta: Sekelompok ABG (anak baru gede) kebut-kebutan di jalan, bukan pemandangan langka. Sekelompok ABG berkendara sepeda motor berboncengan tiga bahkan lebih dan tidak ada yang mengenakan helm, juga pemandangan yang jamak.
Perilaku buruk dalam berkendara seperti sering berujung kecelakaan lalu lintas yang merenggut korban jiwa. Sudah pasti korban terparah bahkan meninggal dunia paling banyak adalah ABG yang berkendara secara ngawur dan tanpa perlengkapan keamanan tersebut.
Seperti itulah kesimpulan data Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) tentang laporan daftar penyebab kematian kelompok umur 15-24 tahun di 15 kota. Kematian akibat kecelakaan lalu lintas yang dengan korban jiwa remaja pria sekitar 38,7 persen sedangkan remaja perempuan 11,6 persen.
"Kecelakaan terhadap remaja perempuan dan pria presentasenya tinggi," ujar Ketua Satuan Tugas Remaja Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr.Bernie Medise Endyarni Sp.A (K), MPH.
Ini disampaikan dalam seminar memperingati Pekan Kesehatan Remaja Dunia" yang berlangsung 18-24 Maret, di Kantor IDAI, Jakarta, Kamis (16/3/2018). Prosentase sebesar 38,7 persen dan 11,6 persen itu lebih tinggi dibanding kematian akibat terserang penyakit menular dan tidak menular.
Penyebab kematian tertiggi kedua pada remaja adalah tuberkolosis yang 7,4 pria untuk pria dan 9,3 persen untuk wanita. Tiga tertinggi selanjutnya berturut-turut adalah tipes, lever dan diabetes.
Fenomena buruknya perilaku ABG dalam berlalulintas tidak cuma di Indonesia. Berdasar data Global school-based student health survey (GSHS) yang diselenggarakan WHO pada 2015 silam menunjukkan bahwa 33,79% remaja tidak menggunakan helm saat berkendara.
Jakarta: Sekelompok ABG (anak baru gede) kebut-kebutan di jalan, bukan pemandangan langka. Sekelompok ABG berkendara sepeda motor berboncengan tiga bahkan lebih dan tidak ada yang mengenakan helm, juga pemandangan yang jamak.
Perilaku buruk dalam berkendara seperti sering berujung kecelakaan lalu lintas yang merenggut korban jiwa. Sudah pasti korban terparah bahkan meninggal dunia paling banyak adalah ABG yang berkendara secara ngawur dan tanpa perlengkapan keamanan tersebut.
Seperti itulah kesimpulan data Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) tentang laporan daftar penyebab kematian kelompok umur 15-24 tahun di 15 kota. Kematian akibat kecelakaan lalu lintas yang dengan korban jiwa remaja pria sekitar 38,7 persen sedangkan remaja perempuan 11,6 persen.
"Kecelakaan terhadap remaja perempuan dan pria presentasenya tinggi," ujar Ketua Satuan Tugas Remaja Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr.Bernie Medise Endyarni Sp.A (K), MPH.
Ini disampaikan dalam seminar memperingati Pekan Kesehatan Remaja Dunia" yang berlangsung 18-24 Maret, di Kantor IDAI, Jakarta, Kamis (16/3/2018). Prosentase sebesar 38,7 persen dan 11,6 persen itu lebih tinggi dibanding kematian akibat terserang penyakit menular dan tidak menular.
Penyebab kematian tertiggi kedua pada remaja adalah tuberkolosis yang 7,4 pria untuk pria dan 9,3 persen untuk wanita. Tiga tertinggi selanjutnya berturut-turut adalah tipes, lever dan diabetes.
Fenomena buruknya perilaku ABG dalam berlalulintas tidak cuma di Indonesia. Berdasar data Global school-based student health survey (GSHS) yang diselenggarakan WHO pada 2015 silam menunjukkan bahwa 33,79% remaja tidak menggunakan helm saat berkendara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(LHE)