medcom.id, Jakarta: Hanya butuh waktu sebentar untuk beradaptasi dengan Yamaha MT-09. Setelahnya Anda akan enjoy menikmati naked bike ini layaknya mengendarai sebuah motor sport berkapasitas mesin kecil.
Itulah kesan ketika pertama kali mengendarai motor sport seharga Rp250 juta ini. Tidak menyangka kalau mengendarai motor berkapasitas mesin murni 847 cc ini begitu mudah.
Desain
Lekuk tubuh dari MT-09 dibuat padat dan kekar pada bagian depan. Mulai dari tangki dan shroud penuh lekukan yang mengesankan otot. Bentuk lampu utama terbilang mungil meski pancaran sinarnya sangat terang pada malam hari, serta bentuk buritan yang tipis dan langsing.
Panel instrumen full digital berposisi agak sebelah kanan, dengan bentuk asimetris. Membuat area setang terlihat lebih bersih. Rumah kunci dengan immobilizer berada di sisi kiri panel instrumen.
Semakin berotot berkat sasis alumunium yang menonjol, desainer Yamaha sangat pintar dengan menonjolkan sasis berwarna silver ini, ketimbang harus 'menyembunyikannya' dengan warna gelap. Sasis memeluk mesin tiga silinder menambah kesan padat area depan.
O iya, jangan bingung tidak melihat lubang knalpot karena memang tidak terlihat sama sekali jika terlihat dari belakang. Model knalpot berada di bawah mesin dengan silincer pendek, tentunya untuk menonjolkan kesan slim bagian buritan.
Tapi sayangnya posisi leher dan tabung knalpot membuatnya berada terlalu rendah. Sepertinya sangat rawan terbentur saat melewati jalan rusak.
Teknologi dan Fitur
Mengusung mesin tiga silinder segaris, mesin ini menganut konsep crossplane engine seperti superbike Yamaha YZF-R1. Tapi karena bermesin tiga silinder, Yamaha menyebutnya dengan CP3, seperti yang tercetak pada bagian cover mesin sebelah kanan.
Yamaha pun menyediakan tiga mode berkendara yang diatur oleh Yamaha Chip Controlled Throttle (YCC-T). Tiga mode tersebut adalah A, B dan STD. Mengaturnya cukup dengan menekan tombol di setang kanan di bawah switch starter.
Panel instrumen digital tadi tergolong lengkap informasinya, mulai dari spidometer, takometer, suhu mesin, trip meter A dan B, odometer, konsumsi bahan bakar aktual dan rata-rata, posisi perseneling termasuk mode berkendara tadi.
Ternyata alumunium tidak hanya digunakan sebagai sasis saja, tapi juga pada bagian lengan ayun dengan bentuk melengkung yang asimetris. Yup, bentuk antara sisi kiri dan kanan berbeda. Ini untuk mengejar bobot keseluruhan yang tak sampai 200 kilogram.
Riding Position & Handling
Seperti yang dituliskan pada awal artikel, duduk di atas jok MT-09 tak seperti duduk di atas motor besar. Tinggi jok yang hanya 815 mm memudahkan kaki rider berpostur 172 cm menapak aspal.
Lekuk tangki yang menyempit pada bagian belakang membuat kaki tidak perlu mengangkang lebar. Jok lebar dengan busa empuk walau agak tipis, masih nyaman diduduki. Tapi hati-hati, kaki sebelah kanan akan bersentuhan dengan bak kopling yang agak menonjol keluar, meski sudah dilapisi plastik untuk melindungi dari panas mesin.
Suhu mesin saat berjalan bisa mencapai 97 derajat celcius dan saat macet bisa menyentuh 107 derajat celcius. Panasnya terasa di betis dan tulang kering, jangan coba-coba pakai celana pendek kalau riding pakai MT-09.
Mencoba berjalan pun, posisi riding sama nyamannya saat hanya menduduki motor ini. Setang fatbar, posisi footpeg agak kebelakang, membuat pengendara jadi sigap dengan posisi dada membuka khas naked bike.
Pengendalian motor ini terasa mantap, karena sasis alumunium yang kaku. Bobot motor yang hanya 191 kilogram dan sudut caster 25 derajat, membuatnya lincah dipakai meski untuk riding di dalam kota sekalipun.
Cuma sayangnya, suspensinya terlalu empuk. mudah sekali mengayun terutama saat menikung. Apalagi jalan Indonesia tak seluruhnya aspal mulus, jalan beton bumpy tentu akan menggangu handling karena empuknya suspensi.
Sayangnya suspensi yang empuk ini jadi kekurangan MT-09, yang juga sudah banyak ulasannya di forum-forum luar mengenai motor ini. Dan banyak yang menyarankan mengganti suspensi dengan merek aftermarket semacam Ohlins.
Dan yang ditakutkan pun terjadi, tabung knalpot sering kali mentok ketika melewati jalan berbeda level ketinggiannya cukup banyak. Seperti saat hendak menaiki jalan yang baru dibeton, tabung knalpot beberapa kali mentok, jadi harus ekstra hati-hati.
Sekadar catatan, untuk pembonceng posisi duduknya agak kurang nyaman. Jarak footpeg dengan jok terlalu pendek, sehingga kaki pembonceng jadi terlalu menekuk.
Performa
MT adalah singkatan dari Master of Torque. Yup, Yamaha ingin menciptakan motor yang punya torsi besar mencapai 87,5 Nm diputaran 9.500 rpm, diiringi tenaga puncak 113,45 daya kuda diputaran 10.000 rpm.
Torsi dari mesin ringan tiga silinder segaris dapat memompa adrenalin pengendaranya. Suara mesin kasar justru lebih menonjol ketimbang suara knalpotnya yang menderu halus. Untungnya dengan torsi besar, Yamaha menyediakan tiga mode berkendara tadi.
Tester Metrotvnews.com pun merasa sudah cukup dengan menggunakan mode B untuk jalanan padat. Pada mode ini transfer tenaga dan torsi ke roda belakang lebih halus, meski cukup buka gas sedikit lebih besar untuk membuat motor melakukan sprint jarak dekat.
Setidaknya mode B masih lebih moderat ketimbang mode STD yang lebih responsif dari mode B, atau bahkan mode A, yang makin liar karena seluruh kemampuan mesin Yamaha MT-09 dikeluarkan penuh. Jangan heran motor mudah sekali wheelie (roda depan terangkat saat akselerasi), begitu membetot tuas gas.
Mode yang dipilih akan muncul pada panel instrumen, dan penggantian mode hanya bisa dilakukan saat menutup gas.
Tentu dengan kemampuan dan performa yang dimiliki, Yamaha MT-09 bukanlah untuk rider biasa yang tak mampu menjinakkan tenaga dan torsi buasnya. Andai kata motor ini dilengkapi dengan traction control, pasti akan menambah nilai lebih dari MT-09.
Berapa kecepatan puncaknya? Tester kami hanya bisa mencapai kecepatan puncak 187 kilometer per jam, yang seharusnya bisa lebih. Panjang trek terbatas, sehingga memang untuk mengetes top speed harus di kondisi jalanan yang lengang dan panjang.
Untuk menjinakkan laju motor, sepasang rem cakram floating dengan kaliper radial pada roda depan dan cakram tunggal pada roda, sudah mampu meredam laju motor. Rem juga sudah dilengkapi dengan Anti-lock Braking System (ABS).
Konsumsi Bahan Bakar
Uniknya, konsumsi bahan bakarnya tergolong hemat untuk ukuran sebuah moge berkapasitas 847 cc. Mesin dianjurkan menggunakan bahan bakar oktan 95, hasilnya konsumsi dalam kota bisa 18,7 kilometer per liter.
Sedang untuk jalur luar kota, sentuh 22,3 kilometer per liter saat kami membawanya menuju pantai Carita, Banten. Angka ini didapat berdasarkan penghitungan motor dan berkendara santai, sehingga indikator ECO terlihat aktif di bawah fuel meter pada panel instrumen.
Mengenai kompetitor, Yamaha MT-09 bersaing dengan Kawasaki Z800, Triumph Speed Triple, MV Agusta Brutale hingga Suzuki GSR-750 yang masuk kategori middle weight naked bike.
Secara keseluruhan, motor ini sangat fun to ride dan layak jadi pilihan untuk Anda yang ingin mencari moge lincah dan cocok dengan postur orang Asia, termasuk Indonesia.
Data Spesifikasi
Engine type: 3-Cylinder, liquid-cooled, 4-stroke, DOHC, 12-valves
Displacement: 847 cm³
Bore x stroke: 78.0 mm x 59.1 mm
Compression ratio: 11.5 : 1
Maximum power: 113,45 Hp @ 10,000 rpm
Maximum Torque: 87.5 Nm @ 8,500 rpm
Lubrication system: Wet sump
Clutch Type: Wet, Multiple Disc
Carburettor: Fuel Injection
Ignition system: TCI
Starter system: Electric
Transmission system: Constant Mesh, 6-speed
Final transmission: Chain
Frame: Diamond
Front suspension system: Telescopic forks
Front travel: 137 mm
Caster Angle: 25º
Trail: 103 mm
Rear suspension system: Swingarm, (Link type suspension)
Rear Travel: 130 mm
Front brake: Hydraulic dual disc, Ø 298 mm
Rear brake: Hydraulic single disc, Ø 245 mm
Front tyre: 120/70ZR17M/C (58W) (Tubeless)
Rear tyre: 180/55ZR17M/C (73W) (Tubeless)
Overall length: 2,075 mm
Overall width: 815 mm
Overall height: 1,135 mm
Seat height: 815 mm
Wheel base: 1,440 mm
Minimum ground clearance: 135 mm
Wet weight (including full oil and fuel tank): 188 kg/ABS 191 kg
Fuel tank capacity: 14 L
Oil tank capacity: 3.4 L
Color Options: Deep Armor, Blazing Orange, Matt Grey, Race Blu
medcom.id, Jakarta: Hanya butuh waktu sebentar
untuk beradaptasi dengan Yamaha MT-09. Setelahnya Anda akan
enjoy menikmati
naked bike ini layaknya mengendarai sebuah motor
sport berkapasitas mesin kecil.
Itulah kesan ketika pertama kali mengendarai motor
sport seharga Rp250 juta ini. Tidak menyangka kalau mengendarai motor berkapasitas mesin murni 847 cc ini begitu mudah.
Desain
Lekuk tubuh dari MT-09 dibuat padat dan kekar pada bagian depan. Mulai dari tangki dan
shroud penuh lekukan yang mengesankan otot. Bentuk lampu utama terbilang mungil meski pancaran sinarnya sangat terang pada malam hari, serta bentuk buritan yang tipis dan langsing.
Panel instrumen
full digital berposisi agak sebelah kanan, dengan bentuk asimetris. Membuat area setang terlihat lebih bersih. Rumah kunci dengan
immobilizer berada di sisi kiri panel instrumen.

Semakin berotot berkat sasis alumunium yang menonjol, desainer Yamaha sangat pintar dengan menonjolkan sasis berwarna silver ini, ketimbang harus 'menyembunyikannya' dengan warna gelap. Sasis memeluk mesin tiga silinder menambah kesan padat area depan.
O iya, jangan bingung tidak melihat lubang knalpot karena memang tidak terlihat sama sekali jika terlihat dari belakang. Model knalpot berada di bawah mesin dengan
silincer pendek, tentunya untuk menonjolkan kesan
slim bagian buritan.
Tapi sayangnya posisi leher dan tabung knalpot membuatnya berada terlalu rendah. Sepertinya sangat rawan terbentur saat melewati jalan rusak.
Teknologi dan Fitur
Mengusung mesin tiga silinder segaris, mesin ini menganut konsep
crossplane engine seperti superbike Yamaha YZF-R1. Tapi karena bermesin tiga silinder, Yamaha menyebutnya dengan CP3, seperti yang tercetak pada bagian
cover mesin sebelah kanan.
Yamaha pun menyediakan tiga mode berkendara yang diatur oleh Yamaha Chip Controlled Throttle (YCC-T). Tiga mode tersebut adalah A, B dan STD. Mengaturnya cukup dengan menekan tombol di setang kanan di bawah
switch starter.

Panel instrumen digital tadi tergolong lengkap informasinya, mulai dari spidometer, takometer, suhu mesin, trip meter A dan B, odometer, konsumsi bahan bakar aktual dan rata-rata, posisi perseneling termasuk mode berkendara tadi.
Ternyata alumunium tidak hanya digunakan sebagai sasis saja, tapi juga pada bagian lengan ayun dengan bentuk melengkung yang asimetris.
Yup, bentuk antara sisi kiri dan kanan berbeda. Ini untuk mengejar bobot keseluruhan yang tak sampai 200 kilogram.
Riding Position & Handling
Seperti yang dituliskan pada awal artikel, duduk di atas jok MT-09 tak seperti duduk di atas motor besar. Tinggi jok yang hanya 815 mm memudahkan kaki rider berpostur 172 cm menapak aspal.

Lekuk tangki yang menyempit pada bagian belakang membuat kaki tidak perlu mengangkang lebar. Jok lebar dengan busa empuk walau agak tipis, masih nyaman diduduki. Tapi hati-hati, kaki sebelah kanan akan bersentuhan dengan bak kopling yang agak menonjol keluar, meski sudah dilapisi plastik untuk melindungi dari panas mesin.
Suhu mesin saat berjalan bisa mencapai 97 derajat celcius dan saat macet bisa menyentuh 107 derajat celcius. Panasnya terasa di betis dan tulang kering, jangan coba-coba pakai celana pendek kalau riding pakai MT-09.
.JPG)
Mencoba berjalan pun, posisi riding sama nyamannya saat hanya menduduki motor ini. Setang fatbar, posisi footpeg agak kebelakang, membuat pengendara jadi sigap dengan posisi dada membuka khas naked bike.
Pengendalian motor ini terasa mantap, karena sasis alumunium yang kaku. Bobot motor yang hanya 191 kilogram dan sudut caster 25 derajat, membuatnya lincah dipakai meski untuk riding di dalam kota sekalipun.
Cuma sayangnya, suspensinya terlalu empuk. mudah sekali mengayun terutama saat menikung. Apalagi jalan Indonesia tak seluruhnya aspal mulus, jalan beton
bumpy tentu akan menggangu
handling karena empuknya suspensi.

Sayangnya suspensi yang empuk ini jadi kekurangan MT-09, yang juga sudah banyak ulasannya di forum-forum luar mengenai motor ini. Dan banyak yang menyarankan mengganti suspensi dengan merek
aftermarket semacam Ohlins.
Dan yang ditakutkan pun terjadi, tabung knalpot sering kali mentok ketika melewati jalan berbeda level ketinggiannya cukup banyak. Seperti saat hendak menaiki jalan yang baru dibeton, tabung knalpot beberapa kali mentok, jadi harus ekstra hati-hati.
Sekadar catatan, untuk pembonceng posisi duduknya agak kurang nyaman. Jarak
footpeg dengan jok terlalu pendek, sehingga kaki pembonceng jadi terlalu menekuk.
Performa
MT adalah singkatan dari Master of Torque.
Yup, Yamaha ingin menciptakan motor yang punya torsi besar mencapai 87,5 Nm diputaran 9.500 rpm, diiringi tenaga puncak 113,45 daya kuda diputaran 10.000 rpm.
Torsi dari mesin ringan tiga silinder segaris dapat memompa adrenalin pengendaranya. Suara mesin kasar justru lebih menonjol ketimbang suara knalpotnya yang menderu halus. Untungnya dengan torsi besar, Yamaha menyediakan tiga mode berkendara tadi.

Tester Metrotvnews.com pun merasa sudah cukup dengan menggunakan mode B untuk jalanan padat. Pada mode ini transfer tenaga dan torsi ke roda belakang lebih halus, meski cukup buka gas sedikit lebih besar untuk membuat motor melakukan
sprint jarak dekat.
Setidaknya mode B masih lebih moderat ketimbang mode STD yang lebih responsif dari mode B, atau bahkan mode A, yang makin liar karena seluruh kemampuan mesin Yamaha MT-09 dikeluarkan penuh. Jangan heran motor mudah sekali
wheelie (roda depan terangkat saat akselerasi), begitu membetot tuas gas.
Mode yang dipilih akan muncul pada panel instrumen, dan penggantian mode hanya bisa dilakukan saat menutup gas.
.JPG)
Tentu dengan kemampuan dan performa yang dimiliki, Yamaha MT-09 bukanlah untuk
rider biasa yang tak mampu menjinakkan tenaga dan torsi buasnya. Andai kata motor ini dilengkapi dengan
traction control, pasti akan menambah nilai lebih dari MT-09.
Berapa kecepatan puncaknya? Tester kami hanya bisa mencapai kecepatan puncak 187 kilometer per jam, yang seharusnya bisa lebih. Panjang trek terbatas, sehingga memang untuk mengetes top speed harus di kondisi jalanan yang lengang dan panjang.
Untuk menjinakkan laju motor, sepasang rem cakram
floating dengan kaliper radial pada roda depan dan cakram tunggal pada roda, sudah mampu meredam laju motor. Rem juga sudah dilengkapi dengan
Anti-lock Braking System (ABS).
Konsumsi Bahan Bakar
Uniknya, konsumsi bahan bakarnya tergolong hemat untuk ukuran sebuah moge berkapasitas 847 cc. Mesin dianjurkan menggunakan bahan bakar oktan 95, hasilnya konsumsi dalam kota bisa 18,7 kilometer per liter.
Sedang untuk jalur luar kota, sentuh 22,3 kilometer per liter saat kami membawanya menuju pantai Carita, Banten. Angka ini didapat berdasarkan penghitungan motor dan berkendara santai, sehingga indikator ECO terlihat aktif di bawah fuel meter pada panel instrumen.
Mengenai kompetitor, Yamaha MT-09 bersaing dengan Kawasaki Z800, Triumph Speed Triple, MV Agusta Brutale hingga Suzuki GSR-750 yang masuk kategori
middle weight naked bike.
Secara keseluruhan, motor ini sangat
fun to ride dan layak jadi pilihan untuk Anda yang ingin mencari moge lincah dan cocok dengan postur orang Asia, termasuk Indonesia.
Data Spesifikasi
Engine type: 3-Cylinder, liquid-cooled, 4-stroke, DOHC, 12-valves
Displacement: 847 cm³
Bore x stroke: 78.0 mm x 59.1 mm
Compression ratio: 11.5 : 1
Maximum power: 113,45 Hp @ 10,000 rpm
Maximum Torque: 87.5 Nm @ 8,500 rpm
Lubrication system: Wet sump
Clutch Type: Wet, Multiple Disc
Carburettor: Fuel Injection
Ignition system: TCI
Starter system: Electric
Transmission system: Constant Mesh, 6-speed
Final transmission: Chain
Frame: Diamond
Front suspension system: Telescopic forks
Front travel: 137 mm
Caster Angle: 25º
Trail: 103 mm
Rear suspension system: Swingarm, (Link type suspension)
Rear Travel: 130 mm
Front brake: Hydraulic dual disc, Ø 298 mm
Rear brake: Hydraulic single disc, Ø 245 mm
Front tyre: 120/70ZR17M/C (58W) (Tubeless)
Rear tyre: 180/55ZR17M/C (73W) (Tubeless)
Overall length: 2,075 mm
Overall width: 815 mm
Overall height: 1,135 mm
Seat height: 815 mm
Wheel base: 1,440 mm
Minimum ground clearance: 135 mm
Wet weight (including full oil and fuel tank): 188 kg/ABS 191 kg
Fuel tank capacity: 14 L
Oil tank capacity: 3.4 L
Color Options: Deep Armor, Blazing Orange, Matt Grey, Race Blu
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)