medcom.id, Probolinggo: Mendapat kesempatan merasakan Kawasaki versys-X 250 tentu tak kami sia-siakan. Terlebih jalur yang diberikan merupakan jalur pegunungan di kaki Gunung Bromo, Probolinggo, Jawa Timur.
Area tes memang terbatas, dengan titik start dari terminal Sukapura, yang posisinya berada di tengah-tengah antara jalur Pantura dan puncak Bromo.
Feeling berkendara di atasnya terasa besar, setang terasa lebar. Namun windshield terasa mungil. Area dashboard mudah dipandang, dengan paduan penunjuk digital dan analog.
Posisi duduk termasuk rendah, rider berpostur 172 cm bisa menapakkan kaki dengan mudah. Paling agak sulit ketika hendak menaiki motor, karena jok pembonceng yang lebih tinggi, dan terhalang pannier untuk versi Tourer.
Saat hendak memulai perjalanan, yang mengejutkan adalah tuas kopling sangat ringan. Tak lupa motor ini sudah dilengkapi dengan assist & slipper clutch juga, menjadi penyebab pengoperasian tuas kopling sangat ringan.
Ayunan suspensi depan dan belakang sangat pas. Melibas lubang jalanan masih mampu meredam dengan baik, meski tak seempuk dan selembut redaman suspensi motor trail. Wajar karena Versys-X 250 nampak lebih ditujukan untuk penggunaan aspal dan light off-road.
Radius belok setang yang lebar memudahkan bermanuver. Enaknya melibas tikungan dengan gaya membawa motor aspal saja, ketimbang harus counter steering yang justru membuat ujung sepatu menyentuh aspal.
Sampai titik bawah, kami pun berbalik arah menanjak mengarah kepuncak Bromo. Kali ini tenaga mesin 250 cc miliknya masih sangat terasa seperti Ninja 250. Tenaga bawahnya masih kurang mantap, meski momentumnya pas, menanjak dengan gigi lima pun masih sanggup.
Tenaga motor mengisi jika takometer menujukkan angka 5.000 rpm. Jadi saat meliwati tikungan sempit dan tajam, harus pintar-pintar oper gigi agar tenaga tidak drop.
Kami juga merasakan dua versi yang dijual, baik Tourer maupun City yang tanpa aksesoris. Beda paling terasa adalah bobot yang ringan, membuat feeling motor lebih ringan dan motor pun lebih enteng melaju.
Ini untuk penggunaan dijalanan aspal, yang menanjak dan menurun. Bagaimana dengan feeling berkendara light off-road di area padang pasir gunung Bromo? Tunggu ulasan selanjutnya di Metrotvnews.com.
medcom.id, Probolinggo: Mendapat kesempatan merasakan Kawasaki versys-X 250 tentu tak kami sia-siakan. Terlebih jalur yang diberikan merupakan jalur pegunungan di kaki Gunung Bromo, Probolinggo, Jawa Timur.
Area tes memang terbatas, dengan titik start dari terminal Sukapura, yang posisinya berada di tengah-tengah antara jalur Pantura dan puncak Bromo.

Feeling berkendara di atasnya terasa besar, setang terasa lebar. Namun windshield terasa mungil. Area dashboard mudah dipandang, dengan paduan penunjuk digital dan analog.
Posisi duduk termasuk rendah, rider berpostur 172 cm bisa menapakkan kaki dengan mudah. Paling agak sulit ketika hendak menaiki motor, karena jok pembonceng yang lebih tinggi, dan terhalang pannier untuk versi Tourer.
Saat hendak memulai perjalanan, yang mengejutkan adalah tuas kopling sangat ringan. Tak lupa motor ini sudah dilengkapi dengan assist & slipper clutch juga, menjadi penyebab pengoperasian tuas kopling sangat ringan.

Ayunan suspensi depan dan belakang sangat pas. Melibas lubang jalanan masih mampu meredam dengan baik, meski tak seempuk dan selembut redaman suspensi motor trail. Wajar karena Versys-X 250 nampak lebih ditujukan untuk penggunaan aspal dan light off-road.
Radius belok setang yang lebar memudahkan bermanuver. Enaknya melibas tikungan dengan gaya membawa motor aspal saja, ketimbang harus counter steering yang justru membuat ujung sepatu menyentuh aspal.
.jpg)
Sampai titik bawah, kami pun berbalik arah menanjak mengarah kepuncak Bromo. Kali ini tenaga mesin 250 cc miliknya masih sangat terasa seperti Ninja 250. Tenaga bawahnya masih kurang mantap, meski momentumnya pas, menanjak dengan gigi lima pun masih sanggup.
Tenaga motor mengisi jika takometer menujukkan angka 5.000 rpm. Jadi saat meliwati tikungan sempit dan tajam, harus pintar-pintar oper gigi agar tenaga tidak drop.

Kami juga merasakan dua versi yang dijual, baik Tourer maupun City yang tanpa aksesoris. Beda paling terasa adalah bobot yang ringan, membuat feeling motor lebih ringan dan motor pun lebih enteng melaju.
Ini untuk penggunaan dijalanan aspal, yang menanjak dan menurun. Bagaimana dengan feeling berkendara light off-road di area padang pasir gunung Bromo? Tunggu ulasan selanjutnya di Metrotvnews.com.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(GUS)