Jakarta: Beberapa pembalap baik di ajang balap dunia maupun di balap lokal, banyak yang menjadi korban kecelakaan. Bukan karena perlengkapan keselamatan yang tidak sesuai, tapi memang olahraga otomotif cukup besar risiko kecelakaannya.
Valentino Rossi yang merupakan legenda balap MotoGP juga pernah bercerita saat bertemu dengan jurnalis Medcom.id beberapa waktu lalu soal kecelakaan dalam balap motor. Menurutnya, ini sudah jadi risiko tersendiri dan soal fatalnya efek dari kecelakaan tersebut juga semua pembalap sudah tahu.
Beberapa zona yang patut diwaspadai oleh para pembalap menurut Rossi adalah ketika melakukan start. Senggolan sangat dimungkinkan terjadi lantaran semua pembalap mencari posisi terbaik agar bisa mulus ke depan.
Hal ini dilakukan semua pembalap di semua jenis ajang balap. Termasuk di balap dunia meski serangkaian regulasi untuk mendukung sistem keselamatan pembalap sudah dilakukan.
Kemudian zona kedua adalah saat memasuki tikungan pertama selepas start. Di zona ini semua pembalap berusaha merebut posisi terbaik. Tujuannya agar ketika keluar dari tikungan, Ia bisa naik beberapa posisi. Zona berikutnya adalah di apex (tikungan U) yang profilnya cukup lebar seperti di tikungan terakhir Sirkuit Sepang, Malaysia.
Zona berikutnya adalah tikungan kecepatan tinggi yang membuat pembalap harus mengganti arah motor dari kiri ke kanan atau pun sebaliknya. Biasanya di zona ini sangat rentan terjadi senggolan antara pembalap terutama di lap-lap awal.
Zona rawan berikutnya adalah garis finis. Biasanya usai melalui garis finis, para pembalap merayakan selebrasi kemenangan dan melambatkan kendaraannya. Hal ini pernah dialami langsung oleh M. Fadli Imamuddin yang mengalami kecelakaan fatal di Asia Road Racing Championship (ARRC) Indonesia pada 2015.
Usai meraih kemenangan dan merayakan selebrasi kemenangannya dengan cara melambat usai garis finis, Ia malah ditabrak dari belakang oleh pembalap lain yang mengakibatkan kaki kirinya patah. Hasilnya, Ia pun harus diamputasi dan pensiun dari kejuaraan balap motor yang saat itu membesarkan namanya.
Saat ini, komisi keselamatan pembalap di berbagai ajang balap dunia maupun nasional, banyak melakukan revisi, terutama yang mengatur soal keselamatan pembalap. Hal ini dilakukan agar risiko kecelakaan bisa diminimalisir setiap penyelenggaraan balap berlangsung.
Jakarta: Beberapa pembalap baik di ajang balap dunia maupun di balap lokal, banyak yang menjadi korban kecelakaan. Bukan karena perlengkapan keselamatan yang tidak sesuai, tapi memang olahraga otomotif cukup besar risiko kecelakaannya.
Valentino Rossi yang merupakan legenda balap MotoGP juga pernah bercerita saat bertemu dengan jurnalis Medcom.id beberapa waktu lalu soal kecelakaan dalam balap motor. Menurutnya, ini sudah jadi risiko tersendiri dan soal fatalnya efek dari kecelakaan tersebut juga semua pembalap sudah tahu.
Beberapa zona yang patut diwaspadai oleh para pembalap menurut Rossi adalah ketika melakukan start. Senggolan sangat dimungkinkan terjadi lantaran semua pembalap mencari posisi terbaik agar bisa mulus ke depan.
Hal ini dilakukan semua pembalap di semua jenis ajang balap. Termasuk di balap dunia meski serangkaian regulasi untuk mendukung sistem keselamatan pembalap sudah dilakukan.
Kemudian zona kedua adalah saat memasuki tikungan pertama selepas start. Di zona ini semua pembalap berusaha merebut posisi terbaik. Tujuannya agar ketika keluar dari tikungan, Ia bisa naik beberapa posisi. Zona berikutnya adalah di apex (tikungan U) yang profilnya cukup lebar seperti di tikungan terakhir Sirkuit Sepang, Malaysia.
Zona berikutnya adalah tikungan kecepatan tinggi yang membuat pembalap harus mengganti arah motor dari kiri ke kanan atau pun sebaliknya. Biasanya di zona ini sangat rentan terjadi senggolan antara pembalap terutama di lap-lap awal.
Zona rawan berikutnya adalah garis finis. Biasanya usai melalui garis finis, para pembalap merayakan selebrasi kemenangan dan melambatkan kendaraannya. Hal ini pernah dialami langsung oleh M. Fadli Imamuddin yang mengalami kecelakaan fatal di Asia Road Racing Championship (ARRC) Indonesia pada 2015.
Usai meraih kemenangan dan merayakan selebrasi kemenangannya dengan cara melambat usai garis finis, Ia malah ditabrak dari belakang oleh pembalap lain yang mengakibatkan kaki kirinya patah. Hasilnya, Ia pun harus diamputasi dan pensiun dari kejuaraan balap motor yang saat itu membesarkan namanya.
Saat ini, komisi keselamatan pembalap di berbagai ajang balap dunia maupun nasional, banyak melakukan revisi, terutama yang mengatur soal keselamatan pembalap. Hal ini dilakukan agar risiko kecelakaan bisa diminimalisir setiap penyelenggaraan balap berlangsung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)