Beijing: Industri otomotif China tengah diguncang kabar mengejutkan. Produsen mobil listrik raksasa BYD resmi mengajukan gugatan perdata terhadap CEO merek Tank milik Great Wall Motor (GWM), Chang Yao, terkait sengketa pelanggaran daring. Informasi ini dipublikasikan oleh The People’s Court Announcement Network.
Dalam pengumuman pengadilan, Chang Yao disebut tidak dapat dihubungi sejak Juli 2025, sementara aktivitas media sosialnya sudah berhenti sejak 24 Juni. Akibat ketidakhadirannya, Pengadilan Internet Beijing memutuskan penyampaian panggilan sidang melalui pengumuman publik seperti diberitakan oleh Carnewschina.
Proses hukum akan dianggap sah 30 hari setelah pengumuman, dengan waktu 15 hari bagi pihak tergugat untuk menyerahkan pembelaan tertulis. Sidang jarak jauh dijadwalkan berlangsung di Ruang Sidang 42 pada pukul 14.30, tiga hari setelah masa pembelaan berakhir.
Absennya Chang bertepatan dengan langkah anti-korupsi internal yang tengah berlangsung di Great Wall Motor. Namun hingga kini belum jelas apakah ia masih menjabat sebagai CEO Tank. Upaya media untuk meminta konfirmasi kepada BYD maupun Great Wall Motor belum mendapat tanggapan.
Berdasarkan catatan publik, Chang lulus dari University of York pada 2005. Ia bergabung dengan GWM pada 2022 sebagai Senior Director of User Operations, kemudian naik menjadi Deputy General Manager Tank pada April 2024, sebelum akhirnya menjabat CEO sejak Mei 2025.
Tank berdiri sebagai sub-merek independen GWM sejak 2021, fokus pada kendaraan off-road seperti Tank 300, Tank 400, Tank 500, dan Tank 700.
Dari sisi bisnis, data produksi dan penjualan GWM menunjukkan merek Tank menjual 143.700 unit sepanjang Januari–Agustus 2025, turun 4,88% dibanding periode sama tahun sebelumnya. Hingga kini, belum ada kejelasan apakah akan terjadi perombakan kepemimpinan pasca hilangnya Chang dari publik.
Kasus ini menyita perhatian luas karena mempertemukan dua nama besar industri otomotif China dalam ranah hukum, sekaligus menyoroti absennya seorang CEO di tengah masa krusial bagi perusahaan.
Beijing: Industri otomotif China tengah diguncang kabar mengejutkan. Produsen
mobil listrik raksasa BYD resmi mengajukan gugatan perdata terhadap CEO merek Tank milik
Great Wall Motor (GWM), Chang Yao, terkait sengketa pelanggaran daring. Informasi ini dipublikasikan oleh The People’s Court Announcement Network.
Dalam pengumuman pengadilan, Chang Yao disebut tidak dapat dihubungi sejak Juli 2025, sementara aktivitas media sosialnya sudah berhenti sejak 24 Juni. Akibat ketidakhadirannya, Pengadilan Internet Beijing memutuskan penyampaian panggilan sidang melalui pengumuman publik seperti diberitakan oleh Carnewschina.
Proses hukum akan dianggap sah 30 hari setelah pengumuman, dengan waktu 15 hari bagi pihak tergugat untuk menyerahkan pembelaan tertulis. Sidang jarak jauh dijadwalkan berlangsung di Ruang Sidang 42 pada pukul 14.30, tiga hari setelah masa pembelaan berakhir.
Absennya Chang bertepatan dengan langkah anti-korupsi internal yang tengah berlangsung di Great Wall Motor. Namun hingga kini belum jelas apakah ia masih menjabat sebagai CEO Tank. Upaya media untuk meminta konfirmasi kepada BYD maupun Great Wall Motor belum mendapat tanggapan.
Berdasarkan catatan publik, Chang lulus dari University of York pada 2005. Ia bergabung dengan GWM pada 2022 sebagai Senior Director of User Operations, kemudian naik menjadi Deputy General Manager Tank pada April 2024, sebelum akhirnya menjabat CEO sejak Mei 2025.
Tank berdiri sebagai sub-merek independen GWM sejak 2021, fokus pada kendaraan off-road seperti Tank 300, Tank 400, Tank 500, dan Tank 700.
Dari sisi bisnis, data produksi dan penjualan GWM menunjukkan merek Tank menjual 143.700 unit sepanjang Januari–Agustus 2025, turun 4,88% dibanding periode sama tahun sebelumnya. Hingga kini, belum ada kejelasan apakah akan terjadi perombakan kepemimpinan pasca hilangnya Chang dari publik.
Kasus ini menyita perhatian luas karena mempertemukan dua nama besar industri otomotif China dalam ranah hukum, sekaligus menyoroti absennya seorang CEO di tengah masa krusial bagi perusahaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)