Yogyakarta: Kontes modifikasi dari waktu ke waktu terus mengalami perubahan. Bisa lebih futuristik namun tak jarang juga kembali ke era di mana mobil modifikasi bermula. Seperti yang terlihat di BlackAuto Battle (BAB) Yogyakarta akhir pekan lalu.
"Beda dari tahun sebelumnya, jika biasanya konsep extreme atau street racing yang 'menguasai' event, 2019 ini konsep retro mampu berbicara banyak dalam urusan konsep modifikasi," klaim organizing committe BAB, Boy Prabowo dalam keterangan persnya.
Berbeda dari Final Battle sebelumnya, seri Yogyakarta menampilkan dua gelaran sekaligus, yaitu BAB dan Warm Up. Lalu Final Battle kali ini juga menampilkan sisi lain dari dunia car tuning Indonesia yaitu 'Meet Up' yang cukup hits dan booming pada 3-4 tahun belakangan.
Yogyakarta dianggap mempunyai magnet khusus yang membuatnya tidak bisa ditinggalkan begitu saja. Kota ini diklaim berpotensi sebagai lokomotif industri car tuning terutama untuk modifikasi dan car audio. Sejumlah tim dan komunitas mobil dari berbagai genre banyak terdapat di kota yang dalam masa pendudukan pernah menjadi Ibukota Negara Indonesia ini.
Sebagai tuan rumah, Final Battle kali ini juga menyuguhkan sebuah kompetisi modifikasi, car audio serta beberapa gimick yang berbeda dari kompetisi yang ada di Indonesia pada umumnya. Pengkategorian, sistem pertandingan, penjurian, metode penilaian serta aturan lain sudah dirancang sedemikian rupa dengan mengedepankan aspek fairness dan terukur dengan baik.
Menggandeng asosiasi APACT (Asia Pacific Car Tuning) sebagai wadah penjurian, bertujuan agar teknis penjurian lebih matang dan terstandarisasi dengan baik. Selain itu agar penjurian yang dilakukan fair dengan metode terukur dan dapat dipertanggung jawabkan. Para juri yang akan memberikan penilaian adalah mereka yang telah berpengalaman di bidangnya dan telah teruji dalam berbagai kompetisi tingkat nasionalĀ danĀ internasional.
Bukan hanya audio, para pecinta mesin, kecepatan, tenaga dan adrenalin juga disuguhkan dengan satu-satunya engine performace show di Indonesia lewat Black Auto Dynotest. Mobil yang sudah mengalami ubahan akan diukur kemampuannya secara real time melalui alat yag biasa disebut dynamo meter. Kelas yang dipertandingkan adalah 2WD, 4WD dan AWD
"Konsep berbeda dari tahun sebelumnya, krn kali ini kita menggabungkan 2 event, yaitu warm up dan blackauto battle itu sendiri. Jd publik bs memilih event yg disesuakian dengan genre mobilnya. Jurinya kami boyogn dari APACT dan ITS (international tunning standard) dari amerika yaitu Tommy Ha."
Tampil sebagai Black Auto Master adalah Ford Falcon garapan Akasia Jakarta yang mengusung model klasik dan retro racing.
Kontes modifikasi mobil seperti ini, sekarang mulai tumbuh subur lagi. Beberapa penyelenggara kontes seperti Intersport Auto Show pun menyajikan konsep yang sama. Namun tentu masing-masing punya kelebihan, termasuk adu performa mesin yang dilakukan langsung di atas mesin dyno yang tidak dimiliki kontes modifikasi mobil lain di Indonesia.
Yogyakarta: Kontes modifikasi dari waktu ke waktu terus mengalami perubahan. Bisa lebih futuristik namun tak jarang juga kembali ke era di mana mobil modifikasi bermula. Seperti yang terlihat di BlackAuto Battle (BAB) Yogyakarta akhir pekan lalu.
"Beda dari tahun sebelumnya, jika biasanya konsep extreme atau street racing yang 'menguasai' event, 2019 ini konsep retro mampu berbicara banyak dalam urusan konsep modifikasi," klaim organizing committe BAB, Boy Prabowo dalam keterangan persnya.
Berbeda dari Final Battle sebelumnya, seri Yogyakarta menampilkan dua gelaran sekaligus, yaitu BAB dan Warm Up. Lalu Final Battle kali ini juga menampilkan sisi lain dari dunia car tuning Indonesia yaitu 'Meet Up' yang cukup hits dan booming pada 3-4 tahun belakangan.
Yogyakarta dianggap mempunyai magnet khusus yang membuatnya tidak bisa ditinggalkan begitu saja. Kota ini diklaim berpotensi sebagai lokomotif industri car tuning terutama untuk modifikasi dan car audio. Sejumlah tim dan komunitas mobil dari berbagai genre banyak terdapat di kota yang dalam masa pendudukan pernah menjadi Ibukota Negara Indonesia ini.
Sebagai tuan rumah, Final Battle kali ini juga menyuguhkan sebuah kompetisi modifikasi, car audio serta beberapa gimick yang berbeda dari kompetisi yang ada di Indonesia pada umumnya. Pengkategorian, sistem pertandingan, penjurian, metode penilaian serta aturan lain sudah dirancang sedemikian rupa dengan mengedepankan aspek fairness dan terukur dengan baik.
Menggandeng asosiasi APACT (Asia Pacific Car Tuning) sebagai wadah penjurian, bertujuan agar teknis penjurian lebih matang dan terstandarisasi dengan baik. Selain itu agar penjurian yang dilakukan fair dengan metode terukur dan dapat dipertanggung jawabkan. Para juri yang akan memberikan penilaian adalah mereka yang telah berpengalaman di bidangnya dan telah teruji dalam berbagai kompetisi tingkat nasional dan internasional.
Bukan hanya audio, para pecinta mesin, kecepatan, tenaga dan adrenalin juga disuguhkan dengan satu-satunya engine performace show di Indonesia lewat Black Auto Dynotest. Mobil yang sudah mengalami ubahan akan diukur kemampuannya secara real time melalui alat yag biasa disebut dynamo meter. Kelas yang dipertandingkan adalah 2WD, 4WD dan AWD
"Konsep berbeda dari tahun sebelumnya, krn kali ini kita menggabungkan 2 event, yaitu warm up dan blackauto battle itu sendiri. Jd publik bs memilih event yg disesuakian dengan genre mobilnya. Jurinya kami boyogn dari APACT dan ITS (international tunning standard) dari amerika yaitu Tommy Ha."
Tampil sebagai Black Auto Master adalah Ford Falcon garapan Akasia Jakarta yang mengusung model klasik dan retro racing.
Kontes modifikasi mobil seperti ini, sekarang mulai tumbuh subur lagi. Beberapa penyelenggara kontes seperti Intersport Auto Show pun menyajikan konsep yang sama. Namun tentu masing-masing punya kelebihan, termasuk adu performa mesin yang dilakukan langsung di atas mesin dyno yang tidak dimiliki kontes modifikasi mobil lain di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)