Jakarta: Krisis chip semikonduktor menjadi momok industri otomotif dan sampai mengganggu produksi kendaraan. Bahkan diperkirakan, krisis ini akan terus terjadi hingga akhir tahun depan.
Chief Executive Officer Stellantis, Carlos Tavares, memperkirakan pasokan chip semikonduktor masih akan terganggu hingga akhir tahun depan. "Situasinya akan tetap sangat rumit hingga akhir 2023, kemudian akan sedikit mereda," kata Tavares, seperti disiarkan Reuters, Minggu.
Meski sekarang pasokan mulai sedikit membaik, namun para mereka harus menebusnya dengan harga yang berbeda. "Produsen semikonduktor tertarik untuk berbisnis dengan kami lagi, terutama karena mereka menaikkan harga," tambah dia.
Selama beberapa tahun terakhir, kekurangan chip semikonduktor, terjadi disebabkan karena banyak hal. Salah satunya adalah pandemi COVID-19 yang memaksa produksi tidak bisa maksimal, hingga akhirnya memaksa produsen mobil untuk memangkas produksi jutaan mobilnya.
Kelangkaan Chip Semikonduktor terus membebani penjualan pabrikan Di Perancis. Walaupun pendaftaran mobil baru meningkat 5 persen bulan lalu, menurut angka industri yang diterbitkan pada hari Sabtu, mereka tetap turun hampir 12 persen sejak awal tahun.
Chip Semikonduktor saat ini merupakan salah satu komponen penting bagi sektor otomotif. Mengingat sejumlah mobil dan motor banyak mengandalkan teknologi elektronik.
Seperti contoh, Honda Prospect Motor menyebutkan komponen microchip ini digunakan untuk mengaktifkan fitur seperti parking assistance dan sensor airbag. Selain itu pada bagian sasis mobil, komponen ini juga berfungsi pada fitur seperti electronic power steering, Anti-lock Braking System, dan Chassis Control.
Sedangkan dari sisi infotainment, beberapa fitur yang membutuhkan microchip ini adalah layar interaktif pada dashboard, car audio, connectivity audio, dan entertainment. Selanjutnya, microchip ini juga disematkan pada sistem elektronik dan mesin.
Jakarta: Krisis chip semikonduktor menjadi momok industri otomotif dan sampai mengganggu produksi kendaraan. Bahkan diperkirakan, krisis ini akan terus terjadi hingga akhir tahun depan.
Chief Executive Officer Stellantis, Carlos Tavares, memperkirakan pasokan chip semikonduktor masih akan terganggu hingga akhir tahun depan. "Situasinya akan tetap sangat rumit hingga akhir 2023, kemudian akan sedikit mereda," kata Tavares, seperti disiarkan Reuters, Minggu.
Meski sekarang pasokan mulai sedikit membaik, namun para mereka harus menebusnya dengan harga yang berbeda. "Produsen semikonduktor tertarik untuk berbisnis dengan kami lagi, terutama karena mereka menaikkan harga," tambah dia.
Selama beberapa tahun terakhir, kekurangan chip semikonduktor, terjadi disebabkan karena banyak hal. Salah satunya adalah pandemi COVID-19 yang memaksa produksi tidak bisa maksimal, hingga akhirnya memaksa produsen mobil untuk memangkas produksi jutaan mobilnya.
Kelangkaan Chip Semikonduktor terus membebani penjualan pabrikan Di Perancis. Walaupun pendaftaran mobil baru meningkat 5 persen bulan lalu, menurut angka industri yang diterbitkan pada hari Sabtu, mereka tetap turun hampir 12 persen sejak awal tahun.
Chip Semikonduktor saat ini merupakan salah satu komponen penting bagi sektor otomotif. Mengingat sejumlah mobil dan motor banyak mengandalkan teknologi elektronik.
Seperti contoh, Honda Prospect Motor menyebutkan komponen microchip ini digunakan untuk mengaktifkan fitur seperti parking assistance dan sensor airbag. Selain itu pada bagian sasis mobil, komponen ini juga berfungsi pada fitur seperti electronic power steering, Anti-lock Braking System, dan Chassis Control.
Sedangkan dari sisi infotainment, beberapa fitur yang membutuhkan microchip ini adalah layar interaktif pada dashboard, car audio, connectivity audio, dan entertainment. Selanjutnya, microchip ini juga disematkan pada sistem elektronik dan mesin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ERA)
