Inggris: Kerugian besar yang dialami di kuartal akhir tahun 2018 lalu, membuat pabrikan mobil India, Tata Motors harus putar otak untuk masa depan mereka. Awalnya Jaguar Land Rover (JLR) adalah bagian dari Ford Motor Company, kemudian pada 2008 diakuisisi oleh Tata Motors dan menjadi unit produksi mobil mewahnya.
Menurut sumber perusahaann, saat ini Tata telah mencari mitra terkait nasib anak perusahaan mereka, Jaguar Land Rover.
Dikatakan, Tata Motors membukukan kerugian terbesarnya dalam sejarah perusahaan India. Nilai kerugiannya mencapai USD3,9 miliar atau sekitar Rp54,984 triliun, demikian dikutip Carscoops, pada Selasa (13/11/2019).
Seperti diketahui, Jaguar Land Rover (JLR) juga sudah memiliki hubungan dengan BMW dalam pengembangan mesin dan teknologi elektrifikasi, yang membuat hubungan keduanya semakin erat. Tetapi Agustus lalu, mantan CEO BMW, Harald Krueger masih mengesampingkan pemikiran untuk menjual saham kepemilikan merek mewah kebanggaan Britania Raya itu.
Memasangkan Jaguar Land Rover dengan pembuat mobil Cina atau Tiongkok diprediksi dapat sangat bermanfaat bagi perusahaan Inggris di pasar terbesar dunia. Sayangnya masih belum banyak informasi soal Geely dan BMW yang merespons proposal Tata. Bahkan pembuat mobil Tiongkok itu membantah ada pembicaraan dengan Tata atau JLR, sementara BMW dan Tata menolak berkomentar.
Kemungkinan yang jadi terbesar bagi mitra potensial dengan Jaguar Land Rover adalah masalah keuangan perusahaan. Untuk itu Tata telah mulai mendekati pembuat mobil lain untuk kemitraan potensial, dengan menawarkan infus ekuitas senilai USD910 juta atau sekitar Rp12,829 triliun guna meningkatkan neraca JLR.
Pembuat mobil Inggris itu juga sedang mencari solusi untuk meningkatkan dan memperbaiki seputar masalah kualitas kendaraan dan jaringan dealernya yang berada di Tiongkok. Utamanya untuk menjaga penjualan di wilayah tersebut tetap stabil, yang ldiharap bisa membantu Tata untuk membukukan kerugian kuartalan yang lebih kecil dari perkiraan.
Disebutkan, adapun kerugian terbesar yang diderita Tata Motors diakibatkan oleh jatuhnya penjualan berbagai produknya di Tiongkok, yang menjadi pasar otomotif terbesar di dunia. Juga lemahnya penjualan produk mewah buatan Jaguar Land Rover.
Inggris: Kerugian besar yang dialami di kuartal akhir tahun 2018 lalu, membuat pabrikan mobil India, Tata Motors harus putar otak untuk masa depan mereka. Awalnya Jaguar Land Rover (JLR) adalah bagian dari Ford Motor Company, kemudian pada 2008 diakuisisi oleh Tata Motors dan menjadi unit produksi mobil mewahnya.
Menurut sumber perusahaann, saat ini Tata telah mencari mitra terkait nasib anak perusahaan mereka, Jaguar Land Rover.
Dikatakan, Tata Motors membukukan kerugian terbesarnya dalam sejarah perusahaan India. Nilai kerugiannya mencapai USD3,9 miliar atau sekitar Rp54,984 triliun, demikian dikutip Carscoops, pada Selasa (13/11/2019).
Seperti diketahui, Jaguar Land Rover (JLR) juga sudah memiliki hubungan dengan BMW dalam pengembangan mesin dan teknologi elektrifikasi, yang membuat hubungan keduanya semakin erat. Tetapi Agustus lalu, mantan CEO BMW, Harald Krueger masih mengesampingkan pemikiran untuk menjual saham kepemilikan merek mewah kebanggaan Britania Raya itu.
Memasangkan Jaguar Land Rover dengan pembuat mobil Cina atau Tiongkok diprediksi dapat sangat bermanfaat bagi perusahaan Inggris di pasar terbesar dunia. Sayangnya masih belum banyak informasi soal Geely dan BMW yang merespons proposal Tata. Bahkan pembuat mobil Tiongkok itu membantah ada pembicaraan dengan Tata atau JLR, sementara BMW dan Tata menolak berkomentar.
Kemungkinan yang jadi terbesar bagi mitra potensial dengan Jaguar Land Rover adalah masalah keuangan perusahaan. Untuk itu Tata telah mulai mendekati pembuat mobil lain untuk kemitraan potensial, dengan menawarkan infus ekuitas senilai USD910 juta atau sekitar Rp12,829 triliun guna meningkatkan neraca JLR.
Pembuat mobil Inggris itu juga sedang mencari solusi untuk meningkatkan dan memperbaiki seputar masalah kualitas kendaraan dan jaringan dealernya yang berada di Tiongkok. Utamanya untuk menjaga penjualan di wilayah tersebut tetap stabil, yang ldiharap bisa membantu Tata untuk membukukan kerugian kuartalan yang lebih kecil dari perkiraan.
Disebutkan, adapun kerugian terbesar yang diderita Tata Motors diakibatkan oleh jatuhnya penjualan berbagai produknya di Tiongkok, yang menjadi pasar otomotif terbesar di dunia. Juga lemahnya penjualan produk mewah buatan Jaguar Land Rover.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)