Jakarta - Pemerataan ekosistem kendaraan ramah lingkungan di tanah air, menjadi salah satu target dari PT Toyota Astra Motor (TAM), bagian dari grup Astra, dalam beberapa tahun ke depan. Agar dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat di Indonesia.
Dimana pada lini bisnis otomotif, Astra terus berkembang dalam mencapai aspirasi The Future of Mobility. Untuk memenuhi beragam kebutuhan dan tuntutan mobilitas, dalam bertransisi menuju ekonomi rendah karbon. Astra pun melalui PT TAM telah berkomitmen pada netralitas karbon.
Selaras dengan apa yang disampaikan Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam sambutan Green Initiative Conference 2024, di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (24/9/2024). Dia mengatakan, pemerintah Indonesia terus mendorong pemakaian kendaraan berbasis listrik dan berbasis baterai, yang diharapkan dapat meningkat pada 2035.
"Pemerintah juga mendorong dan mempercepat infrastruktur kendaraan bermotor listrik dan dalam kebijakan pembangunan transportasi, digitalisasi dan juga penerapan transportasi hijau menjadi penting," imbuhnya dalam kesempatan yang sama.
Secara global, PT TAM berkomitmen pula melalui Toyota Environmental Challenge 2050. Seperti dijelaskan Marketing Planning Deputy General Manager PT TAM, Resha Kusuma Atmaja, saat menjadi pembicara pada diskusi panel 1 Green Initiative Conference tersebut.
"Untuk saat ini di tahun 2024 kita coba canangkan, kita coba gaungkan pertama kali pada saat GIIAS 2024, dengan tagline beyond zero. Merupakan langkah komprehensif Toyota untuk menuju netralitas karbon, melalui perwujudan mobilitas ramah lingkungan yang saat ini diimplementasikan dengan Toyota multiplay strategic," jelas Resha.
Dia mengatakan, ada tiga cara untuk mengurangi netralitas karbon. "Pertama, aktivitas pengurangan karbon secara kolektif, yang kedua pengembangan berbagai teknologi kendaraan ramah lingkungan, dan pengembangan elektrifikasi beserta ekosistemnya," imbuhnya.
Kemudian Resha menjelaskan strategi multi pathway yang dijalankan perusahaannya. Strategi ini berorientasi pada konsumen dengan aksi nyata. "Mungkin saat ini strateginya bukan hanya baterai electric vehicle, karena juga dalam menurunkan karbon itu banyak teknologi yang bisa dipakai, kalau multi pathway itu ada hybrid, ada electric vehicle, ada fuel vehicle, ada juga flex fuel vehicle, itu yang saat ini kami jalankan," jelasnya.
Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Ali Murtopo Simbolon, mengapresiasi upaya Astra, khususnya PT TAM. Karena dinilai sebagai korporasi di sektor transportasi yang sudah mendukung roadmap Net-Zero Emission 2060.
"Kami challenge teman-teman Astra untuk produksi (electric vehicle) di dalam negeri, karena akan lebih eksponensial pertumbuhan dalam negeri. Market hybrid sudah terbentuk, lebih tinggi dari EV. Ini wujud nyata, enggak cuma untuk lingkungan, tapi juga sosial," kata Ali dalam diskusi.
Perwakilan dari pemerintah ini optimistis, melalui berbagai upaya keberlanjutan, Indonesia bisa maju pada 2045. "Bayangkan untuk nikel saja menuju EV ini 10 tahun kurang lebih, nah ini menuju ke depan mudah-mudahan kita semakin lebih kompak, semakin lebih kuat dan pencapaian bisa lebih singkat untuk mencapai hilirisasi itu," pungkasnya.(Autogear.id/Alun Segoro)
Jakarta - Pemerataan ekosistem kendaraan ramah lingkungan di tanah air, menjadi salah satu target dari PT Toyota Astra Motor (TAM), bagian dari grup Astra, dalam beberapa tahun ke depan. Agar dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat di Indonesia.
Dimana pada lini bisnis otomotif, Astra terus berkembang dalam mencapai aspirasi The Future of Mobility. Untuk memenuhi beragam kebutuhan dan tuntutan mobilitas, dalam bertransisi menuju ekonomi rendah karbon. Astra pun melalui PT TAM telah berkomitmen pada netralitas karbon.
Selaras dengan apa yang disampaikan Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam sambutan Green Initiative Conference 2024, di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (24/9/2024). Dia mengatakan, pemerintah Indonesia terus mendorong pemakaian kendaraan berbasis listrik dan berbasis baterai, yang diharapkan dapat meningkat pada 2035.
"Pemerintah juga mendorong dan mempercepat infrastruktur kendaraan bermotor listrik dan dalam kebijakan pembangunan transportasi, digitalisasi dan juga penerapan transportasi hijau menjadi penting," imbuhnya dalam kesempatan yang sama.
Secara global, PT TAM berkomitmen pula melalui Toyota Environmental Challenge 2050. Seperti dijelaskan Marketing Planning Deputy General Manager PT TAM, Resha Kusuma Atmaja, saat menjadi pembicara pada diskusi panel 1 Green Initiative Conference tersebut.
"Untuk saat ini di tahun 2024 kita coba canangkan, kita coba gaungkan pertama kali pada saat GIIAS 2024, dengan tagline beyond zero. Merupakan langkah komprehensif Toyota untuk menuju netralitas karbon, melalui perwujudan mobilitas ramah lingkungan yang saat ini diimplementasikan dengan Toyota multiplay strategic," jelas Resha.
Dia mengatakan, ada tiga cara untuk mengurangi netralitas karbon. "Pertama, aktivitas pengurangan karbon secara kolektif, yang kedua pengembangan berbagai teknologi kendaraan ramah lingkungan, dan pengembangan elektrifikasi beserta ekosistemnya," imbuhnya.
Kemudian Resha menjelaskan strategi multi pathway yang dijalankan perusahaannya. Strategi ini berorientasi pada konsumen dengan aksi nyata. "Mungkin saat ini strateginya bukan hanya baterai electric vehicle, karena juga dalam menurunkan karbon itu banyak teknologi yang bisa dipakai, kalau multi pathway itu ada hybrid, ada electric vehicle, ada fuel vehicle, ada juga flex fuel vehicle, itu yang saat ini kami jalankan," jelasnya.
Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Ali Murtopo Simbolon, mengapresiasi upaya Astra, khususnya PT TAM. Karena dinilai sebagai korporasi di sektor transportasi yang sudah mendukung roadmap Net-Zero Emission 2060.
"Kami challenge teman-teman Astra untuk produksi (electric vehicle) di dalam negeri, karena akan lebih eksponensial pertumbuhan dalam negeri. Market hybrid sudah terbentuk, lebih tinggi dari EV. Ini wujud nyata, enggak cuma untuk lingkungan, tapi juga sosial," kata Ali dalam diskusi.
Perwakilan dari pemerintah ini optimistis, melalui berbagai upaya keberlanjutan, Indonesia bisa maju pada 2045. "Bayangkan untuk nikel saja menuju EV ini 10 tahun kurang lebih, nah ini menuju ke depan mudah-mudahan kita semakin lebih kompak, semakin lebih kuat dan pencapaian bisa lebih singkat untuk mencapai hilirisasi itu," pungkasnya.(Autogear.id/Alun Segoro)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)