PT Industri Baterai Indonesia (IBC) melangkah maju dalam pengembangan industri baterai dengan menandatangani perjanjian interim dan akta pendirian perusahaan patungan manufaktur sel baterai bersama CBL International Development Pte Ltd. Antara
PT Industri Baterai Indonesia (IBC) melangkah maju dalam pengembangan industri baterai dengan menandatangani perjanjian interim dan akta pendirian perusahaan patungan manufaktur sel baterai bersama CBL International Development Pte Ltd. Antara

IBC dan CBL Kerja Sama Bangun Pabrik Sel Baterai di Indonesia

Ekawan Raharja • 21 Oktober 2024 12:29
Jakarta: PT Industri Baterai Indonesia (IBC) melangkah maju dalam pengembangan industri baterai dengan menandatangani perjanjian interim dan akta pendirian perusahaan patungan manufaktur sel baterai bersama CBL International Development Pte Ltd. Kerja sama ini diharapkan dapat memperkuat posisi Indonesia di pasar global sebagai pemain kunci dalam rantai pasok baterai kendaraan listrik.
 
Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo, menekankan pentingnya langkah ini untuk menarik investor dan mempercepat eksekusi proyek. "Kita juga harus cepat, agile, dan adaptif dalam mengeksekusi proyek ini. Kita harus mengamati perubahan teknologi yang muncul di bidang kendaraan listrik, sehingga kita dapat menjadi lebih kompetitif," ujar Kartika dikutip dari Antara.
 
Kerja sama antara IBC dan CBL ini merupakan bagian dari upaya strategis IBC dalam mendorong hilirisasi nikel dan pengembangan industri baterai terintegrasi, termasuk rantai pasok dari hulu hingga hilir. Proyek ini tidak hanya akan mendukung kebutuhan domestik, tetapi juga permintaan global.

Direktur Utama IBC, Toto Nugroho, menyatakan bahwa proyek manufaktur sel baterai yang berlokasi di Karawang, Jawa Barat, kini memasuki tahap awal.
 
Baca Juga:
Industri Mobil Listrik Dunia Bergantung Indonesia, Kok Bisa?

 
"Melalui upaya bersama, IBC dan CBL ingin mengembangkan proyek ini secara bertahap dengan tujuan untuk menginvestasikan sejumlah total USD1,18 miliar dan mencapai total kapasitas produksi 15 GWh per tahun, yang akan cukup untuk memenuhi permintaan domestik dan global," jelasnya.
 
General Manager of International Business Manufacturing Operations of CATL, Gordon An, menyoroti pentingnya pabrik baterai dalam membangun ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.
 
"Kami bersedia untuk secara aktif memanfaatkan kelebihan kami dalam inovasi teknologi dan manufaktur, dan berharap dapat bekerjasama dengan mitra kami di Indonesia untuk mendukung pengembangan upaya elektrifikasi di Indonesia," ujarnya.
 
Dengan kekayaan cadangan nikel yang dimiliki Indonesia, proyek ini diyakini mampu memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasokan global, sekaligus membawa dampak ekonomi yang signifikan, seperti penciptaan lapangan kerja, peningkatan investasi asing, serta penguatan kapasitas industri energi terbarukan di tanah air.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(UDA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan