Jakarta: Semakin banyaknya pemilik mobil yang ingin mengaplikasikan Paint Protection Film (PPF) membuat Wrap Station membutuhkan lebih banyak tenaga aplikator PPF. Oleh sebab itu, mereka kemudian membuka kelas wrap academy bagi lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Wrap academy yang menyediakan pelatihan untuk pemasangan atau aplikator PPF bagi lulusan SMK jurusan otomotif. Direktur Utama PT WSGS Global Sentosa, Ricky Fernando, menjelaskan ini merupakan cara untuk mendapatkan tenaga ahli aplikator PPF yang dibutuhkan seiring dengan penambahan konsumen mereka.
“Wrap Station bekerja sama dengan SMK lokal jurusan otomotif untuk bergabung. Kami sangat disambut positif oleh sekolah-sekolah tersebut karena kami mampu menyerap tenaga kerja. Ini bentuk CSR (Corporate Social Responsibility) kami untuk area terdekat kami. Ini merupakan jembatan industri otomotif untuk generasi anak-anak SMK yang baru lulus untuk mendapatkan pekerjaan,” beber Ricky melalui keterangan resminya.
Program Wrap School sudah dimulai per September 2024. Peserta yang mengikuti pelatihan ini diberi pengetahuan mendalam secara praktis terkait pengaplikasian pelapis bodi kendaraan dengan baik dan sesuai standar perusahaan. Tiga bulan lamanya waktu pelatihan, terdapat proses eliminasi di tiap bulannya hingga menyisakan beberapa kandidat terbaik.
Menariknya, ketika program Wrap School berlangsung, tidak sedikit peserta didik perempuan yang bergabung menjadi aplikator PPF. Tentu, hal ini menjadi angin segar bagi para perempuan untuk mendapatkan kesetaraan dalam bekerja, meski di industri yang didominasi oleh laki-laki.
“Banyak perempuan yang masuk SMK otomotif, ketika lulus, tidak ada wadah yang menerima mereka sebagai pekerja karena didominasi laki-laki. Industri otomotif itu untuk semua, dan kami buktikan bahwa perempuan bisa berkompetisi, bahkan lebih andal dibanding laki-laki karena mereka lebih teliti,” lanjut Ricky.
Ricky menjelaskan industri PPF di Indonesia bertumbuh ke arah positif. Hal ini dibuktikan dengan Wrap Station yang mulanya hanya memiliki satu outlet di Serpong, Tangerang Selatan, saat ini sudah mengekspansi wilayah lain di Jakarta dan Singapura.
“Beberapa outlet yang kami hadirkan, untuk memberikan pelayanan kepada pelanggan. Industri PPF, makin lama makin berkembang dan banyak konsumen menggunakan PPF. Hal ini karena mereka merasakan langsung perlindungan pasti dari PPF Wrap Station. Seiring dengan perkembangan industri tersebut, kami semakin ramai, semakin diminati pelanggan lama maupun baru yang ingin mencoba layanan kami dan semakin tahun semakin meningkat.” tutup Ricky.
Jakarta: Semakin banyaknya pemilik mobil yang ingin mengaplikasikan Paint Protection Film (PPF) membuat Wrap Station membutuhkan lebih banyak tenaga aplikator PPF. Oleh sebab itu, mereka kemudian membuka kelas wrap academy bagi lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Wrap academy yang menyediakan pelatihan untuk pemasangan atau aplikator PPF bagi lulusan SMK jurusan otomotif. Direktur Utama PT WSGS Global Sentosa, Ricky Fernando, menjelaskan ini merupakan cara untuk mendapatkan tenaga ahli aplikator PPF yang dibutuhkan seiring dengan penambahan konsumen mereka.
“Wrap Station bekerja sama dengan SMK lokal jurusan otomotif untuk bergabung. Kami sangat disambut positif oleh sekolah-sekolah tersebut karena kami mampu menyerap tenaga kerja. Ini bentuk CSR (Corporate Social Responsibility) kami untuk area terdekat kami. Ini merupakan jembatan industri otomotif untuk generasi anak-anak SMK yang baru lulus untuk mendapatkan pekerjaan,” beber Ricky melalui keterangan resminya.
Program Wrap School sudah dimulai per September 2024. Peserta yang mengikuti pelatihan ini diberi pengetahuan mendalam secara praktis terkait pengaplikasian pelapis bodi kendaraan dengan baik dan sesuai standar perusahaan. Tiga bulan lamanya waktu pelatihan, terdapat proses eliminasi di tiap bulannya hingga menyisakan beberapa kandidat terbaik.
Menariknya, ketika program Wrap School berlangsung, tidak sedikit peserta didik perempuan yang bergabung menjadi aplikator PPF. Tentu, hal ini menjadi angin segar bagi para perempuan untuk mendapatkan kesetaraan dalam bekerja, meski di industri yang didominasi oleh laki-laki.
“Banyak perempuan yang masuk SMK otomotif, ketika lulus, tidak ada wadah yang menerima mereka sebagai pekerja karena didominasi laki-laki. Industri otomotif itu untuk semua, dan kami buktikan bahwa perempuan bisa berkompetisi, bahkan lebih andal dibanding laki-laki karena mereka lebih teliti,” lanjut Ricky.
Ricky menjelaskan industri PPF di Indonesia bertumbuh ke arah positif. Hal ini dibuktikan dengan Wrap Station yang mulanya hanya memiliki satu outlet di Serpong, Tangerang Selatan, saat ini sudah mengekspansi wilayah lain di Jakarta dan Singapura.
“Beberapa outlet yang kami hadirkan, untuk memberikan pelayanan kepada pelanggan. Industri PPF, makin lama makin berkembang dan banyak konsumen menggunakan PPF. Hal ini karena mereka merasakan langsung perlindungan pasti dari PPF Wrap Station. Seiring dengan perkembangan industri tersebut, kami semakin ramai, semakin diminati pelanggan lama maupun baru yang ingin mencoba layanan kami dan semakin tahun semakin meningkat.” tutup Ricky.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)