Jakarta: Sejumlah merek mobil premium asal China mulai masuk ke Indonesia, sebut saja Denza, Maxus, Jaecoo, hingga Zeekr. Meski demikian, BMW Astra menanggapinya dengan cukup santai.
“Kami sih sebenarnya melihat bukan ancaman bagi kita, karena secara produk sebenarnya tidak head-to-head,” ungkap Chief Executive BMW Astra, Sanfrantis Tanu, pada Selasa (8-7-2025) di Cilandak Jakarta Selatan.
Dia menyebutkan merek-merek asal China itu menawarkan mobil listrik ataupun plug-in hybrid.
Berbeda dengan BMW yang menawarkan pilihan lebih lengkap, dari internal Combustion Engine (ICE) sampai battery electric vehicle (BEV). Sehingga konsumen memiliki lebih banyak pilihan bagi untuk membeli mobil.
Selain itu, kualitas produksi jenama asal Jerman itu sudah terbukti sejak bertahun-tahun. Hal ini menjadi nilai bagi konsumen yang ingin mobil berkualitas.
“Saya percaya bahwa produk kami (BMW) tidak kalah lah sama mereka, jauh,” tegas Sanfrantis.
Di satu sisi, perusahaan juga melihat pasar untuk kendaraan premium cukup besar. Konsumen juga masih banyak.
“Jadi kita melihat opportunity masih ada dalam kondisi seperti ini. Walaupun mereka premium, tetapi produk kami berbeda,” lanjut dia.
Jakarta: Sejumlah merek
mobil premium asal China mulai masuk ke Indonesia, sebut saja Denza, Maxus, Jaecoo, hingga Zeekr. Meski demikian,
BMW Astra menanggapinya dengan cukup santai.
“Kami sih sebenarnya melihat bukan ancaman bagi kita, karena secara produk sebenarnya tidak head-to-head,” ungkap Chief Executive BMW Astra, Sanfrantis Tanu, pada Selasa (8-7-2025) di Cilandak Jakarta Selatan.
Dia menyebutkan merek-merek asal China itu menawarkan mobil listrik ataupun plug-in hybrid.
Berbeda dengan BMW yang menawarkan pilihan lebih lengkap, dari internal Combustion Engine (ICE) sampai battery electric vehicle (BEV). Sehingga konsumen memiliki lebih banyak pilihan bagi untuk membeli mobil.
Selain itu, kualitas produksi jenama asal Jerman itu sudah terbukti sejak bertahun-tahun. Hal ini menjadi nilai bagi konsumen yang ingin mobil berkualitas.
“Saya percaya bahwa produk kami (BMW) tidak kalah lah sama mereka, jauh,” tegas Sanfrantis.
Di satu sisi, perusahaan juga melihat pasar untuk kendaraan premium cukup besar. Konsumen juga masih banyak.
“Jadi kita melihat opportunity masih ada dalam kondisi seperti ini. Walaupun mereka premium, tetapi produk kami berbeda,” lanjut dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)