Yogyakarta: Anggota Komisi VII DPR RI, Dyah Roro Esti, menilai program pemerintah memperbanyak Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) atau charging station untuk kendaraan listrik merupakan langkah tepat untuk menjadi solusi terhadap over supply listrik.
“Dimana over supply kita kan udah lebih dari 50 persen, jadi penyerapan daripada listrik itu sangat-sangat penting dan salah satu hal yang ingin kita dorong adalah dengan adanya EV (electric vehicle), dan tentu EV ini harus disandingkan dan harus ada berbarengan dengan charging station-nya karena tanpa charging station nggak mungkin bisa ambil dalam hal ini,” jelas Dyah dikutip dari situs resmi DPR RI.
Dyah mengapresiasi langkah PLN dalam mendorong pemanfaatan energi bersih, salah satunya dengan mendukung terbentuknya ekosistem kendaraan bermotor listrik berbasis baterai. Dengan mulai digalakkannya program transisi energi ini, diharapkan dapat menjadi satu upaya dalam menekan emisi karbon yang menyebabkan perubahan iklim. Sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan penggunaan energi yang lebih bersih.
“Kita berharap bahwa EV ke depannya bisa lebih berdaya saing karena pada dasarnya nilai positif sangat banyak dari segi penurunan emisi karbonnya, dari segi bahwasanya ini lebih ramah lingkungan, dari segi ini bisa mengatasi permasalahan over supply, lalu kemudian ini bisa menjadi alternatif, dan mudah-mudahan ke depannya di pasar sektor transportasi bisa semakin berdaya saing, bisa berkompetisi dalam hal ini. mudah-mudahan bisa semakin lancar ke depannya,” harapnya.
Meski demikian, Dyah menjelaskan untuk mendukung program ini, pihaknya sudah berkomunikasi dengan Kementerian Perindustrian untuk mulai mengembangkan baterai kendaraan listrik sendiri, sehingga tidak perlu melakukan impor. Dyah menilai harusnya dengan sumber daya yang ada, Indonesia sudah bisa memproduksi baterai kendaraan listrik dalam negeri.
“Jadi kemarin kita habis rapat dengan Menteri Perindustrian membahas terutama baterai, bahwasanya kita harus lebih bersaing dalam hal ini karena jangan sampai kita terus menerus impor yang pada dasarnya kita bisa membuat sendiri, jadi ini memang dalam proses untuk kita rancangkan agar Indonesia juga bisa berdaya saing secara ekonomis dan juga secara kompetitif juga harganya,” tutup Dyah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di