BSD City: Kasus kebakaran mobil menjadi salah satu kecelakaan yang masih ditemui di Indonesia. Bahkan, kebakaran akan semakin sulit dipadamkan apabila menghinggapi mobil listrik.
Jurnal penelitian 'A Review of Battery Fires in Electric Vehicles' pada tahun 2020 menunjukan resiko kebakaran mobil listrik dan mobil konvensional sama besarnya. Tetapi memadamkan kebakaran mobil listrik lebih sulit karena baterai yang terbakar sulit diakses oleh penekan eksternal dan dapat menyala kembali tanpa pendinginan yang memadai.
Investigator Senior Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Ahmad Wildan, menegaskan ketersediaan APAR (alat pemadam api ringan) juga tidak banyak membantu memadamkan api untuk mobil listrik. Hal ini dikarenakan kebakaran sudah diklasifikasikan ke berbagai jenis dan cara penangannya juga berbeda.
"Apakah dengan membawa APAR jadi aman? Belum tentu. Jenis-jenis atau tipe kebakaran itu berbeda-beda," terang Ahmad di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2023.
Baca Juga:
Daihatsu Ayla Sport Mejeng di GIIAS, Apa Saja Ubahannya?
Jenis-jenis kebakaran dimulai dari Golongan A yaitu kebakaran bahan padat kecuali logam, selanjutnya ada Golongan B yaitu kebakaran bahan cair atau gas yang mudah terbakar, Lain lagi Golongan C yang menggolongkan kebakaran instalasi listrik bertegangan, terakhir Golongan D untuk kebakaran logam.
"Karena jenisnya berbeda-beda tadi, ditambah material baterai mobil listrik yang memang masih sulit dipadamkan, resiko kebakaran EV masih sulit ditekan. Makanya KNKT bersama regulator juga terus mendorong untuk dibuat aturan terkait APAR yang cocok untuk EV," kata Ahmad menambahkan.
CCO PT VKTR, Ludiatmo, kemudian juga ngajak produsen, regulator, dan para ahli di bidang EV untuk duduk sama-sama dan mencari jawaban akan masalah resiko kebakaran EV ini. Meski demikian, dirinya memastikan bahwa setiap bus listrik yang mereka produksi telah dipastikan aman dan laik jalan.
"Kalau sepeda motor, bahaya, hanya satu yang bisa celaka. Kami bikin bus listrik, yang naik ratusan, kalau tidak hati-hati, tidak teliti meriset dan membuat produk, kalau kenapa-kenapa, amit-amit kebakaran, korbannya bisa ratusan," kata Ludiatmo.
BSD City: Kasus kebakaran mobil menjadi salah satu kecelakaan yang masih ditemui di Indonesia. Bahkan, kebakaran akan semakin sulit dipadamkan apabila menghinggapi mobil listrik.
Jurnal penelitian 'A Review of Battery Fires in Electric Vehicles' pada tahun 2020 menunjukan resiko kebakaran mobil listrik dan mobil konvensional sama besarnya. Tetapi memadamkan kebakaran mobil listrik lebih sulit karena baterai yang terbakar sulit diakses oleh penekan eksternal dan dapat menyala kembali tanpa pendinginan yang memadai.
Investigator Senior Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Ahmad Wildan, menegaskan ketersediaan APAR (alat pemadam api ringan) juga tidak banyak membantu memadamkan api untuk mobil listrik. Hal ini dikarenakan kebakaran sudah diklasifikasikan ke berbagai jenis dan cara penangannya juga berbeda.
"Apakah dengan membawa APAR jadi aman? Belum tentu. Jenis-jenis atau tipe kebakaran itu berbeda-beda," terang Ahmad di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2023.
Baca Juga:
Daihatsu Ayla Sport Mejeng di GIIAS, Apa Saja Ubahannya?
Jenis-jenis kebakaran dimulai dari Golongan A yaitu kebakaran bahan padat kecuali logam, selanjutnya ada Golongan B yaitu kebakaran bahan cair atau gas yang mudah terbakar, Lain lagi Golongan C yang menggolongkan kebakaran instalasi listrik bertegangan, terakhir Golongan D untuk kebakaran logam.
"Karena jenisnya berbeda-beda tadi, ditambah material baterai mobil listrik yang memang masih sulit dipadamkan, resiko kebakaran EV masih sulit ditekan. Makanya KNKT bersama regulator juga terus mendorong untuk dibuat aturan terkait APAR yang cocok untuk EV," kata Ahmad menambahkan.
CCO PT VKTR, Ludiatmo, kemudian juga ngajak produsen, regulator, dan para ahli di bidang EV untuk duduk sama-sama dan mencari jawaban akan masalah resiko kebakaran EV ini. Meski demikian, dirinya memastikan bahwa setiap bus listrik yang mereka produksi telah dipastikan aman dan laik jalan.
"Kalau sepeda motor, bahaya, hanya satu yang bisa celaka. Kami bikin bus listrik, yang naik ratusan, kalau tidak hati-hati, tidak teliti meriset dan membuat produk, kalau kenapa-kenapa, amit-amit kebakaran, korbannya bisa ratusan," kata Ludiatmo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)